Daftar Blog

PENGANTAR PERJANJIAN LAMA - PDT.LUHUT HUTAJULU, D.Min. [Sesi 2]

Sekolah Alkitab Kebayoran Baru

Pengantar Perjanjian Lama : "Sejarah"

Presentasi Dosen : Pdt.Luhut Hutajulu, D.Min

Video dapat dilihat disini:

https://youtu.be/_yaytdU5HK4

S E J A R A H:
a. Sejarah yang pertama
b. Sejarah yang kedua

a. Sejarah  yang pertama:

* Yosua

* Hakim-hakim

* Rut

* Samuel

* 2 Samuel

* 1 Raja-raja

* 2 Raja-raja

b.Sejarah yang kedua :

* Kitab Tawarich

* Ezra

* Nehemia

* Ester

Sejarah kedua ini ditulis kira-kira tahun 400 SM sesudah bangsa Yahuda kembali ke tanah Palestina

Sejarah yang kedua meliputi sejarah dari pemerintah Raja Daud sampai dengan pembangunan kembali ibu kota Yerusalem sesudah pembuangan, yakni kira-kira tahun 1010-425 SM.

** YOSUA :

- Israel memasuki tanah perjanjian

- Riwayat sejarah bs Israel dari kematian Musa sampai dengan kematian Yosua,penggantinya.

- Pendudukan Palestina oleh orang Israel

" Hamba-Ku Musa sudah mati. Maka sekarang baiklah engkau dan seluruh umat Israel bersiap-siap untuk menyeberangi sungai Yordan, dan memasuki negeri yang kuberikan kepada mereka…Hendaklah engkau yakin dan berani, sebab engkau akan memimpin bangsa ini mereka menduduki negeri yang Kujanjikan kepada nenek moyang mereka.(Yos.1:2,6 BIS)"

“ Ingat, aku sudah memerintahkan kepadamu supaya engkau sungguh-sungguh yakin dan berani? Janganlah engkau takut atau kurang bersemangat, sebab aku Tuhan Allahmu mendampingi engkau kemana saja engkau pergi.(Yos.1:9.BIS) ”

Ringkasan Isi  Kitab Yosua (Tuhan adalah keselamatan):

- Yos 1-12  Pendudukan Palestina

- Yos 13-21 Pembagian Tanah

- Yos 22-24 Pengukuhan kembali perjanjian(Yos.24)

Jaman para hakim( Hakim-hakim):

-   Kitab Hakim-hakim menrangkan tentang pendudukan  

    Palestina yang belum selesai, dan berisi cerita-cerita para  

    pahlawan bangsa yang dipanggil oleh Allah untuk  

    meneruskan perjuangan.

-  Tugas para Hakim bertugas dalam bidang pengadilan(mis.  

    Hak. 4:4-5; bnd.1 Sam 7:15-17)

-  Sebagai pahlawan yang membebaskan bangsanya dari  

    penindasan.

Ringkasan Isi Kitab Hakim-hakim:

-  Hak.1-2 Pendudukan Palestina yang belum selesai

-  Hak 3-16 Riwayat para hakim (pemimpin, pahlawan)

-  Hak. 17-21 Perlunya cara pemerintahan yang lebih baik.

HAKIM YANG UTAMA IALAH:

- Debora(=lebah), yang memimpin Israel melawan orang Kanaan di utara

- Gideon(=orang perang), yang mengalahkan orang Midian dan Amalek

- Yefta(= ia akan membuka), yang menaklukkan  orang Amon

- Simson(=dikabulkan), yang menyerang orang Filistin

Ajaran utama kitab Hakim-hakim:

Ajaran utama kitab Hakim-hakim ialah bahwa umat Israel dapat hidup hanya dengan setia kepada Tuhan Allah, sedangkan bila mereka meninggalkan Tuhan, selalu mereka mengalami kesukaran. Ternyata bangsa Israel tidak setia kepada Tuhan,  meskipun janji mereka pada waktu pengukuhan perjanjian di Sikhem. Salah satu contoh ketidak-setiaan itu ialah dalam perkawinan.  Dalam hukum Taurat jelas dilarang perkawinan antar agama, karena bahaya bahwa orang Israel yang kawin dengan orang yang tidak percaya kepada Tuhan Allah akan dipengaruhi untuk beribadah kepada ilah-ilah lain. (Ul 7:3-4)

Sedangkan  pada zaman para hakim ada orang-orang Israel yang melanggar hukum tersebut dan akhirnya bahwa agama Israel dicampurbaurkan dengan agama-agama kafir di Falestina (Hak.3:5-6) Oleh karena  bangsa Israel tidak setia lagi kepada Tuhan, maka mereka  ditindas oleh musuh dari luar dan timbullah kejahatan dalam masyarakat mereka sendiri. Namun pada jaman yang demikianpun Allah selalu  bersedia menolong umat-Nya apabila mereka  bertobat dari dosa-dosa dan kembali kepada-Nya (Hak.2:6-23)

WANITA ASING YANG BAIK (RUT=teman wanita):

Kisah  Rut terjadi pada jaman para hakim. Rut adalah seorang wanita Moab yang kawin dengan seorang laki-laki Israel, kemudian suaminya meninggal. Ternyata Rut percaya kepada Tuhan, Allah Israel, dan dia lebih suka setia kepada mertuanya Naomi daripada kembali kepada bangsanya sendiri. Katanya:Kemana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam :bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana dan disanalah aku dikuburkan.”(Rut 1:16b-17a) Akhirnya Rut menikah lagi dengan family Naomi, dan melalui perkawinan itu ia menjadi nenek moyang Yesus. Salah seorang cicit wanita asing yang baik itu bernama Daud, raja Israel yang termasyur dan pendiri kerajaan dari mana kemudian lahir Kristus.(Mat.1:1-17)

Ajaran Kitab Rut:

Dari kitab Hakim-hakim, kita membaca tentang hidup peperangan dan kejahatan, dan kitab Rut menunjukkan:

Pertama bahwa ada juga kehidupan yang aman dan sentosa pada jaman hakim-hakim,

Kedua, dalam kitab Hakim-hakim ditunjukkan bahaya perkawinan dengan orang-orag di Palestina yang menyembah berhala. Dalam hal ini kitab Rut menekankan bahwa bahaya itu bukanlah soal suku atau ras. Bukan perkawinan dengan orang dari bangsa atau ras lain yang menjadi persoalan, melainkan perkawinan dengan orang yang Bergama lain. Rut seorang asing, dari suku Moab, tetapi dia percaya kepada Tuhan, sehingga tidak ada larangan terhadap dia kawin dengan orang Israel, bahkan ternyata dia lebih setia kepada Tuhan Israel daripada kebanyakan orang Israel sendiri.

Hari Keputusan:

Di Yosua 24 ada laporan pengukuhan kembali perjanjian itu yang terdiri dari lima bagian utama:

1. Yosua mengumpulkan bangsa Israelk(ay.1);

2. Ringkasan sejarah hubungan Tuhan Allah dengan Israel(ay 2-13)

3. Yosua menuntut keputusan(ay 14-15);

4. Jawaban bangsa Israel ( ay 16-24);

5. Upacara pengukuhan perjanjian (ay 25-28)

Bangsa Isael sudah menempati tanah perjanjian, dan dengan demikian terwujud cita-cita mereka selama ratusan tahun sejak Abraham dipanggil untuk berangkat dari Mesopotamia menuju tanah yang akan diberikan Allah kepada keturunannya.

Sekarang mereka memulai suatu tahap baru dalam sejarah, hidup sebagai bangsa merdeka dengan tanah air sendiri. Bagaimanakah asas hidup Israel selanjutnya? Ada beberapa kemungkinan:

Pertama, mungkin masih ada orang Israel yang mengingat tradisi-tradisi masa silam dan rindu kepada illah-illah yang disembah oleh nenek moyang mereka, dewa-dewi Mesopotamia dan Mesir(ay 2,14). Barangkali mereka ingin menghidupkan kembali kebudayaan dan kepercayaan itu sebelum hilang sama sekali.

Kedua, orang-orang Israel yang menempati negeri Palestina tertarik kepada kebudayaan dan agama yang terdapat dalam negeri itu dan ingin menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan di sana, termasuk menyembah dewa-dewi orang Amori dan penduduk negeri lainnya(ay 15a,18). Konon kabar, tanah di Palestina tidak mungkin memberi hasil yang baik kecuali diberkati oleh illah-illahnya.

Ketiga, Yosua dan keluarganya sendiri menolak kedua kemungkinan tersebut, dan bertekad untuk beribadat hanya kepada Tuhan, Allah yang memanggil Abraham dan yang telah memimpin bangsa Israel, keturunannya sampai hari yang bersejarah itu(ay.15b)

D O S A   D A U D:

Tentu saja Daud bukanlah raja yang sempurna. Dosa Daud terhadap Batsyeba dan suaminya cukup terkenal dan tidak perlu diceritakan kembali (2 Sam.11). Hal yang menarik tentang peristiwa itu bukanlah dosa itu sendiri-yang memang biasa dilakukan oleh raja-raja pada jaman kuno- tetapi pertobatan Daud(2 Sam 12). Nabi Natan menghadap raja dan  menyampaikan pesan Tuhan kepadanya, bahwa dia telah berdosa. Bisa saja seorang raja membunuh nabi yang demikian berani(bnd.sikap raja Persia terhadap tamu,Est 4:11)! Tetapi raja Israel adalah di bawah hukum Allah, dan harus patuh kepada hukum tersebut sama seperti rakyatnya, sehingga dia mengakui kesalahannya dan bertobat(bnd. Mzm 51)

Yosua mendesak orang-orang Israel untuk mengambil keputusan  yang jelas(ay 14-15,19-20,22-23). Ketiga unsur janji kepada Abraham telah digenapi:tanah, keturunan dan hubungan istimewa dengan Allah. Sekarang orang diajak untuk menyatakan jawaban mereka kepada kasih dan kuasa Allah yang telah membimbing mereka danm emuaskan kerinduan hati mereka. Mereka harus memilih-illah-ilah nenek moyang mereka , atau dewa-dewi Palestina, atau Tuhan Allah-karena tak mungkin sekaligus menyembah Tuhan dan juga ilah lain.

J A M A N  K E R A J A A N
Kitab Samuel dan
Raja-raja:

1. Pembentukan kerajaan(1 Samuel)

Kitab Samuel, jilid pertama, berisi sejarah Israel pada masa peralihan dari jaman para hakim kepada jaman kerajaan. Tokoh- tokoh utama ialah:

Samuel, hakim yang terakhir, sekaligus nabi, yang melantik raja pertama dan raja kedua,

Saul, raja pertama, yang mengecewakan; dan

Daud, calon untuk menjadi raja.

Setiap tokoh itu mengalami suatu hubungan pribadi dengan Tuhan Allah. Umpamanya, Samuel mendengar suara Tuhan yang begitu jelas sehingga dia menyangka imam Eli memanggilnya(1 Sam 3:2-8)

Bukan hanya bangsa Israel yang memasuki tanah perjanjian pada jaman Perjanjian Lama.

Tidak lama sesudah Israel memasuki tanah itu dari arah timur, ada suatu bangsa lain yang tiba di sana dari arah barat, yaitu dari Laut Tengah. Mereka disebut”Filistin”, dan pada kemudian hari nama tanah itu berubah dari Kanaan menjadi Palestina (yang berarti”tanah orang Filistin”) Rupanya mereka terlalu cepat menyesuaikan diri dengan penduduk-penduduk tanah itu, sehingga bahasa mereka dilupakan dan agama mereka dipadukan dengan agama-agama  yang ada disana. Namun bangsa Filistin itu mempunyai system pemerintahan yang khas serta tentara yang kuat dan mereka menjadi lawan Israel yang paling membahayakan pada jaman para hakim dan masa peralihan kepada kerajaan.

Dalam kitab 1 Samuel Nampak beberapa pendapat yang berbeda mengenai pembentukan kerjaan Israel. Samuel sendiri berharap supaya  supaya  anak-anaknya meneruskan pemerintahannya sebagai hakim(1 Sam 8:1-2) Sedangka rakyat Israel lebih suka seorang raja menjadi kepala Negara, dengan dua alasan:pertama, kejahatan anak-anak Samuel(ay 3,5), dan  kedua , keinginan agar cara pemerintahan Israel disesuaikan dengan  yang biasa  di dunia  pada jaman itu(ay 5b,20). Alasan yang kedua itu sebenarnya bukan alasan yang kuat, karena Israel justru dipanggil untuk menjadi bangsa  yang kudus, berbeda dari dunia sekitarnya(Im 18:3-4;bnd.Yes.52:11;Rm12:2) Lagi pula dilihat  dari segi teologi, Allah sendirilah Raja Israel(ay 5)

Akhirnya permohonan rakyat disetujui dan seorang raja  dipilih dari antara mereka ,  yaitu Saul(1 Sam 9-10).Tetapi berdasarkan teologi Perjanjian Lama boleh dikatakan bahwa orang yang disebut”raja” di Israel hanya”wakil raja” atau “pelaksana raja”, dan dia harus bertanggungjawab kepada Raja agung di surga.

Pada mulanya Saul memerintah dengan baik. Dia mengalahkan musuh-musuh bangsa Israel(1 Sam 13-14) dan pernah mengadakan pembaharuan agama(1 Sam 28:3). Tetapi dia sering tidak memerintah sesuai dengan perintah Tuhan, sehingga dia ditolak sebagai raja(1 Sam 15). Gantinya Daud seorang yang masih muda, dengan kwalifikasi hanya dalam bidang penggembalaan dan music, dan yang memiliki iman yang polos. Sewaktu Israel ditakuti oleh orang-orang Filistin dan ditantang oleh Goliat, ternyata iman Daud lebih berguna dari keperkasaan Saul(1 Sam 17) Sudah  jelas  siapa yang dipilih Tuhan untuk menjadi raja baru, tetapi Saul tidak mau menerima hal itu, sehingga sampai hari kematiannya dia hidup dalam dpresi dan ketakutan, menghabiskan tenaganya dengan mengejar Daud(1 Sam 18-31)

Ringkasan isi:

1 Sam 1-7 Samuel sebagai pemimpin Israel

1 Sam 8-12 Samuel melantik raja pertama

1 sam 13-15 tahun-tahun pertama pemerintahan Saul

1 Sam 16-31 Saul dan Daud

2. Raja Daud(=panglima)(2 Samuel):

Ringkasan isi:

2 Sam 1-4 Daud menjadi raja Yehuda

2 Sam 5-8 Daud menjadi raja seluruh Israel

2 Sam 9-12 Kebaikan dan kesalah Daud

2 Sam 13-20 Daud dan Absalom

2 Sam 21-24 Penutup riwayat Daud.

Dalam jilid kedua kitab Samuel diceritakan sejarah pemerintahan Daud, yang dilukiskan sebagai seorang raja yang sangat percaya  dan patuh kepada Allah. Dia pandai memimpin rakyatnya, dan berhasil membentuk keduabelas suku Israel menjadi satu bangsa yang kuat dan yang dapat mengalahkan musuh-musuhnya. Tuhan pun senang akan Daud sebagai pemimpin Isael, sebagaimana Nampak dalam janji-Nya bahwa keturunan Daud akan terus memerintah sebagai raja(2 Sam 7;8-16)

D O S A   D A U D :

Tentu saja  Daud bukanlah raja yang sempurna. Dosa Daud terhadap Batsyaba dan suaminya cukup terkenal dan tidak perlu diceritakan kembali di sini(2 Sam.11). Hal yang menarik peristiwa itu bukanlah dosa itu sendiri-yang memang biasa dilakukan oleh raja-raja pada jaman kuno-tetapi pertobatan Daud(2 Sam 12). Nabi Natan menghadap raja dan menyempaikan pesan Tuhan kepadanya, bahwa dia telah berdosa. Bisa saja seorang raja membunuh nabi yang demikian berani(bnd.sikap raja Persia terhadap tamu,Est 4:11) Tetapi raja Israel adalah di bawah hukum Allah dan harus patuh kepada hukum tersebut sama seperti rakyatnya, sehingga dia mengakui kesalahannya dan bertobat(bnd.Mzm 51)

Daud memerintah 7 tahun sebagai raja Yehuda di Hebron(Palestina selatan), kemudian 33 tahun sebagai raja seluruh Israel di Yerusalem.(yaitu kira-kira 1010-970 seb.M). Kunci suksesnya dari segi politis terdapat dalam pemilihan Yerusalem sebagai ibu kota kerajaan Israel. Kota tersebut belum menjadi milik salah satu suku Israel, karena sampai jaman Daud masih didiami oleh orang-orang Palestina(Yebus), sehingga tidak perlu timbul iri hati karena kota tertentu dipilih sebagai ibu kota.

Yerusalem sangat cocok sebagai ibu kota Karena terletak di pertengahan tanah perjanjian, berdiri di atas bukit dan memiliki sumber air yang baik. Untu mensahkan Yerusalem sebagai ibu kota, Daud memindahkan tabut perjanjian ke sana(2 Sam.6). Kemudian dia merencanakan pembangunan Rumah Tuhan(Bait Suci) di tempat yang sama, sebagai pengganti kemah Tuhan(2 Sam.7:1-7;bnd 1 Taw.22).

Sayang sekali Raja Daud yang begitu baik sebagai pemimpin Israel adalah lemah sebagai pemimpin keluarganya(bnd.1 Tim.3:4-5). Istrinya terlalu banyak dan anak-anaknya bersaingan untuk menjadi ahli warisnya. Seperti Eli dan Samuel dahulu(1 Sam 2:12-27;8:1-3), Daud  tidak dapat  mengatur keluarga sendiri. Setengah dari kitab 2 Samuel  menceritakan masalah-masalah dalam keluarga Daud dan hal pewarisan kerjaan itu (2 Sam 9-20)

3. Pecahnya Kerajaan (1 Raja-raja):

Ringkasan Isi:

1 Raja 1-2 Salomo menggantikan Daud sebagai raja

1 Raja 3-11 Pemerintahan Salomo

1 Raja 12-16 Kerajaan yang terpecah

1 Raja 17-22 Elia dan Ahab

1 Raja-raja beriasi sejarah kerajaan Israel, mulai dengan pemerintahan Salomo(raja ketiga). Dia memerintah sebagai raja seluruh Israel selama 40 tahun, dan terkenal karena hikmah kebijaksanaan dan kekayaan yang luar biasa(1 Raj 4:10). Salomo diingatkan oleh bangsa Yahudi terutama  sekali sebagi pendiri Rumah Tuhan di Yerusalem, salah satu tempat suci yang paling besar dan indah di bunia kuno atau pun di dunia modern(1 Raj 5-8)

Dia juga  melaksanakan suatu  rencana pembangunan yang hebat di seluruh negaranya(1 Raj 9:15-19). Pada jaman  Salomo tentera Israel dimodernkan  dengan memakai senjata  yang paling canggih pada waktu itu, yaitu kereta tempur( 1 Raj 10:26). Dalam bidang perdagangan internasional dia pandai sekali,umpamanya dengan mempergunakan sebaik-baiknya letaknya Palestina di jalan dagang darat antara Afrika dan Asia(1 Raj 10:28-29), dan  memakai kapal untuk  mengimpor-ekspor barang melalui pelabuhan Ezion Geber di laut Merah (1 Raj 9:26-28) Pemerintahan Salomo pernah disebut sebagai: jaman keemasan “bangsa Israel.

Kemerosotan Kerajaan(2 Raja-raja):

Ringkasan Isi:

2Raja 1-8  Nabi Elisa

2 Raja 9-10 Revolusi Yehu

2 Raja 11-17 Kedua kerajaan sampai jatuhnya  Samaria

2 Raja 18-23 Pemerintahan Hizkia , Manassye, dan  Yosia

2 Raja 24- 25 Akhir Kerajaan Yehuda

Kitab 2 Raja-raja mencakup dua masa penting bagi bangsa Israel, yakni:

- masa terakhir kerajaan Israel Utara (2 Raj 1-17);dan

- masa terakhir Kerajaan Yehuda(2 Raj 18-25

Penulis sejarah bertujuan memasyurkan perbuatan-perbuatan luar biasa sang raja. Tetapi penulis sejarah ini menulis secara jujur, dan tidak menyembunyikan kesalahan-kesalahan mereka. Di dalam kitab Raja-raja dinilai berdasarkan kesetiaannya kepada Allah; dan ditujukkan bahwa kekayaan bangsa bergantung kepada kesetiaan tersebut. Sebaliknya penyembahan berhala dan ketidak taatan mengakibatkan bencana. Raja-raja kerajaan utara semuanya gagal menurut penilaian tersebut, sedangkan raja Yehuda ada yang gagal, ada yang lulus(Hizkia dan Yosia)

Pada tahun 722 seb.M ibu kota Israel Utara (Samaria) jatuh terhadap pasukan Salmaneser, raja  Asyur , sebagai hukuman Tuhan atas dosa mereka(2 Raj 17). Pemimpin-pemimpin beserta sebagian rakyatnya dibuang ke Asyur dan Negara-Negara lain, dan diganti dengan orang-orang asing.

Keadaan di Yehuda masih lebih baik dari di Israel utara, dan mereka selamat dan ancaman Asyur. Di bawah pemerintahan Hizkia dan Yosia diadakan pembaruan agama, dengan menghancurkan tempat-tempat penyembahan dewa dan perlengkapannya(2 Rajn18:3-4; 23:1-25) Tetapi rupanya orang-orang Yehuda secara umum tidak bertobat dari dosa dan kembali kepada Tuhan.

Pada tahun 597 seb.M.Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yehuda, membawa raja dan sepuluh ribu orang terkemuka ke Babel, dan mengangkat Zedekia sebagai raja boneka di Yerusalem(1 Raj 24). Kemudian pada tahun 587 seb.M Zedekia memberontak, sehingga Yerusalem dikepung lagi, Zedekia ditangkap dan akhirnya ibu kota itu juga dirampasi dan dibakar. Sebagian pembesar dibunuh dan ribuan rakyat diangkut ke pembuangan di Babel(2 Raj.25). Dengan demikian berakhir sejarah yang pertama, dengan melaporkan  bencana nasional yang terbesar dalam sejarah Perjanjian Lama.

SEJARAH YANG KEDUA:
Kitab Tawarikh, Ezra-Nehemia dan Ester:

7.1 Sejarah yang kedua

Isi sejarah yang kedua meliputi jaman sejarah dari pemerintahan Daud sampai dengan pembangunan kembali ibu kota Yerusalem sesudah pembuangan, yakni kira-kira tahun 1010-425 seb.M.

Ada dua bagian utama:

- kitab Tawarikh, tentang sejarah kerajaan; dan

- kitab Ezra-Nehemia, tentang pembangunan kembali Yerusalem

Tema-tema Utama:

Pokok perhatian sejarah yang kedua adalah bangsa Israel di bawah kerjaan Daud dan keturunannya. Sejarah kedua tidak mengutamakan masalah-masalah politik, tetapi terutama sekali mengenai Rumah Tuhan dan pelaksanaan ibadatnya(1 Taw.22-26;28-29). Dan suku Levi, terutama para imam, lebih diperhatikan daripada dalam sejarah yang pertama. Pada umunya kerajaan Utara dikesampingkan dalam sejarah yang kedua ini, karena penulis adalah penyokong Yehuda dan dinasti Daud. Penulis sejarah yang kedua berpendapat bahwa sesudah pecahnya kerajaan hanya bagian selatan merupakan umat Allah yang sebenarnya, jadi bagian utara tidak berapa penting.

Jelaslah perhatian sejarah yang kedua agak berbeda dari sejarah yang pertama. Namun penilaian raja-raja dalam kedua sejarah adalah serupa; dan para nabi juga mengambil peranan yang berarti dalam sejarah yang kedua, walaupun kurang dipentingkan kalau dibandingkan kalau dibandingkan dengan sejarah yang pertama.

Kerajaan Daud (Tawarikh):

Kitab Tawarikh menyaksikan sejarah Israel sampai akhir kerajaan, yaitu mengenai masa yang sama dengan kitab-kitab Samuel dan Raja-raja. Tetapi kitab ini tidak hanya mengulangi isi kedua kitab yang lebih dahulu. Kitab Samuel dan Raja-raja sudah dikenal pada jaman itu, dan oleh karena itu penulis Tawarikh tidak perlu mengulangi semua peristiwa yang terdapat di dalam kitab-kitab itu. Dia mempergunakan sebagian bahan dari sejarah yang pertama, sesuai dengan tujuan kitabnya sendiri, dan melengkapinya dengan bahan dari sumber-sumber lain.

Tujuan penulisan kitab Tawarikh:

  1. 1. Memperlihatkan bahwa Allah masih ingat akan janji-jabji-Nya kepada bangsa Bencana-benacana yang telah terjadi kepada mereka bukan berarti Allah melupakan janji-Nya. Allah sedang melaksanakan renacana-Nya untuk umat Israel melalui sisa mereka yang sudah kembali ke tanah Palestina. Untuk menguatkan iman pembaca, penulis menunjuk kepada apa yang pernah dicapai oleh Raja Daud dan Raja Salomo kepada pembaruan agama oleh Raja Hizkia dan Raja Yosia, dan kepada semua orang Israel dulu setia kepada Allah.
  2. 2. Penulis menjelaskan asal-usul ibadat Rumah Tuhan di Yerusalem, dan pada khususnya peranan para imam dan orang Lewi yang melaksanakan ibadat itu.

 Para pembaca pertama kitab Tawarikh adalah orang-orang Yehuda yang telah kembali dari pembuangan di Babel dan sedang membangun lagi kota Yerusalem, di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia.Umat Allah yang diberi kesempatan satu kali lagi untuk hidup di tanah perjanjian  sangat perlu disadarkan akan sejarah mereka. Mereka perlu diingatkan bahwa kemakmuran tergantung pada kesetiaan kepada Tuhan, dan sebaliknya penyembahan berhala selalu mengakibatkan hukuman Tuhan. Inilah pelajaran yang terbesardari sejarah Israel, baik untuk bangsa itu sendiri maupun untuk seluruh manusia

Pembangunan kembali di Yerusalem
(Ezra(=pertolongan)-Nehemia=Yahweh menghiburkan):

Ringkasan isi:

Ezr 1-6 Zerubabel kembali /pembangunan Rumah Tuhan

Ezr 7-10 Ezra kembali/penghentian kawin campur

Neh 1-7 Nehemia kembali/pembangunan tembok Yerusalem

Neh 8-13 Penutup riwaqyat Ezra dan Nehemia

Kitab Ezra dan Nehemia mencakup seratus tahun terakhir dari sejarah Perjanjian Lama(Kiara-kira 538-433 seb.M) dan merupakan sambungan kitab Tawarikh. Hal  itu jelas dari Ezra 1:1-3, yang serupa dengan penutup kitab Tawarikh.

u

Di dalam Kitab Ezra dan Nehemia disebut tiga taraf kembalinya orang ke Yerusalem, di bawah pimpinan berturut-turut Zerubabel, Ezra dan Nehemia.

a. Rombongan yang paling besar kembali ke Yerusalem dan Yehuda pada tahun 538 seb.M, dipimpin oleh Zerubabel(Ezr 1-2). Mereka diizinkan pulang oleh Koresy, raja Persia, yang telah mengalahkan kerajaan Babel pada tahun sebelumnya. Tugas mereka yang pertama setelah tiba di sana ilaha untuk memulai lagi ibadat kepada Allah, dan walaupun mereka menghadapi perlawanan namun mereka berhasil mendirikan kembali rumah Tuhan di Yerusalem.

b. Robongan kedua kembali bersama dengan Ezra(Ezr 7-8). Ezra adalah seorang imam yang mengatur kembali kehidupan beragama dan bermayarakat di Israel, sesuai dengan hukum Taurat(Ezr 9-10;bnd Neh 8-10) Tahun datang Ezra ke Yerusalem sulit dipastikan.

C. Rombongan Nehemia, kembali ke Yerusalem pada tahun 445 seb.M(Neh 1-2). Nehemia diutus oleh Artahsasta, Raja Persia, untuk menjadi gubernur Yehuida. Dia memimpin pembangunan kembali tembok-tembok Yerusalem, dan juga melaksanakan beberapa pembaruan suatu pembacaan hukum Taurat dengan meriah, dan perjanjian antara Allah dan orang Israel diperbarui.

Wanita cantik yang berani (Ester= bintang):

Ringkasan Isi:

Est 1-2 Ester menjadi ratu

Est 3-7 Rencana Haman

Est 8-10 Orang Yahudi selamat

Riwayat Ester terjadi pada masa sesudah Rumah Tuhan didirikan kembali oleh Zerubabel dan sebelum Ezra kembali ke Yerusalem. Peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam kitab Ester terjadi di istana Ahasyweros(Xerxes), raja Persia. Ester adalah permaisuri raja Ahasyweros, seorang wanita yang berani dan cantik. Perdana menteri bernama Haman, seorang jahat yang merencanakan pembunuhan semua orang Yahudi di kekaisaran Persia. Ratu Ester mendengar tentang rencana Haman dan oleh karena keberaniannya yang besar dia menyelamatkan bangsanya.

Dalam kitab Ester nama Allah tidak disebut, tetapi walaupun begitu jelas bahwa Dia campur tangan dalam kegiatan-kegiatan manusia, dan bahwa Dia tetap mengasihi umat-Nya. Seandainya rencana untuk memusnahkan orang Yahudi itu berhasil, akibatnya tidak akan ada Ezra atau Nehemia-dan ini berarti pula tidak akan ada Kristus!

 

Kitab Mazmur merupakan kumpulan nyanyian rohani, doa dan sanjak. Mazmur-mazmur itu ditulis selama ratusan tahun oleh banyak pengarang, termasuk Daud, untuk dibaca atau dinyanyikan oleh orang Israel waktu beribadat.

Dalam Perjanjian Baru kitab Mazmur  sering dikutip, baik secara langsung (79 kali) maupun secara tidak langsung(333 kali)

Tugas: Cari di dalam buku Ende HKBP dan Kidung Jemaat yang diambil dari kitab Mazmur?

 

Pdt.Luhut.P. Hutajulu

 

 

Admin on Mar 29, 2023
PASTORAL KONSELING JEMAAT - Pdt.David F. Sibuea, MTh, D.Min [Sesi 1]

SEKOLAH ALKITAB KEBAYORAN BARU:

Penjelasan presentasi dosen Pdt.David F. Sibuea, MTh, D.Min

Video presentasi dapat dilihat disini:

https://youtu.be/YfCS8wg6NZk

PASTORAL KONSELING JEMAAT (PENGANTAR UMUM)

BEROBAH DAN TERUS BARU SETIAP WAKTU

—Perobahan dan Pembaharuan dari

Waktu ke Waktu: Zaman Era Revolusi

Industri 4.0, Era digital atau

Era Percepatan yang sangat Cepat.

HP dan Tablet powered Android (system operasi). Bebas hambatan

INDONESIA RANGKING KE 4 TINGKAT STRESS

Perubahan dan Baru Alat KIK Terus (Komunikasi, Melayani-Bisnis, Dll)

Bisnis, Dll, Di Tangan kita: Aplikasi gojek: Go Food,

Grab, GoPay. Serba On Line; Judi, Sex, dll)

Melayani itu bukan sekedar aktif dalam Pelayanan/Kegiatan gereja, atau mau berkorban untuk melakukan tindakan-tindakan sosial. Melayani juga menyangkut hati. Melayani bukan sekedar soal aksi, tetapi juga motivasi. Pelayanan yang tulus karena muncul dari hati yang menjadi hamba – “lakukanlah segala sesuatu seperti untuk Tuhan” – Kolose 3:23 dan itulah pelayanan sejati kepada Tuhan. Melayani bukan dilayani (Mar 10:45 )

Melayani dalam Arti Luas:

Kata melayani dalam bahasa Yunani “diakonia” (diakonein = melayani, diakonos = pelayan). Beberapa orang yang menyalahpahami kata diakonia hanya pelayanan di bidang sosial saja seperti membagi bantuan sosial, sembako, pengobatan gratis dan lain-lain (Kis.Ras 6: 1f). Tetapi sebenarnya arti kata diakonia sangat luas. Melayani dapat diartikan setiap apa yang kita pikir,

lihat, dengar, katakan, lakukan, motivasi, orientasi kepada Allah. jika yang kita lakukan bukan orientasi Tuhan tentu itu bukan melayani.

Melayani adalah Panggilan Pengabdian.

Arti Melayani:

Melakukan segala sesuatu tanpa beban, dan sukacita, sebab melayani bukanlah beban, namun sebuah kehormatan. Mengapa demikian : jika kita memahami bahwa kita dipanggil untuk melayani. Maka segala sesuatu yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, tanpa mengeluh bahkan tanpa pamrih/imbalan. Yesus memberikan teladan bagi kita bahwa Ia datang untuk dilayani melainkan melayani Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” ( Mat 20:28, Mark 10:45)

Melayani Bukan Fokus kepada kita, Tetapi kepada jemaat kita

Paulus melakukan segala pelayanan dengan sukacita bahkan dengan segenap hati Kis.21:13-14. Karena Allah, yang kulayani dengan segenap hatiku dalam pemberitaan Injil Anak-Nya, adalah saksiku, bahwa dalam doaku aku selalu mengingat kamu (Rom 1:9 ). Melayani focus kepada kepentingan, sukacita dan kebahagian (kepuasan) orang yang kita layani/jemaat, bukan focus kepada diri kita. Panggilan Yang MengHamba untuk semuanya/Pelayan/Teman sekerja

Allah/Teladan ( 2 Korint 6:1, Mark 10: 42-45,Yoh 13:15)

Tujuan Melayani:

Tujuan Pelayanan adalah Memuliakan Tuhan. Tujuan pelayan bukanlah untuk mencari nama, prestise, bukan untuk terkenal, apalagi pencitraan melainkan untuk memuliakan Tuhan. Kita harus belajar rendah hati atas pujian yang orang berikan kepada kita untuk kita kembalikan kepada Tuhan. Istilah umum: Jangan mau mengambil kemuliaan Tuhan.Melayani Merupakan Anugerah

Melayani merupakan Anugerah:

Petrus menasehatkan bahwa kita dapat melayani karena mendapat kekuatan yang di anugerahkan Allah dan Juga Paulus menyampaikan supaya hidup kita menjadi Persembahan Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin. ( 1 Pet 4:11, Rom 12 : 1-2)

Melayani dengan Menghadapi ATM

Ancaman, Tantangan, Masalah/Maut (ATM). Melayani tidak semudah membalikkan Tangan. Paulus Melayani bukan saja mengacu kepada hal-hal yang mengenakkan/menyenangkan hati namun hal-hal yang tidak kita sukai pun terjadi/Maut. Paulus  dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku (Lingkungan). Tetapi tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi penetua dan jemaat di Efesus, kepada semua orang (Yahudi dan Yunani supaya bertobat ( Kis.Rasul 20 : 19-21). Dalam konteks keluarga (mungkin isteri/ suami) atau factor-factor lain yang menghambat

Melayani adalah Ungkapan Kasih:

Melayani adalah salah satu ungkapan kasih kita kepada

Allah, yang berbentuk aksi/Tindakan dan interaksi kita. Setiap kali kita datang beribadah kepada Tuhan pada hari minggu, artinya kita datang untuk melayani Tuhan.

Mengapa dikatakan Jangan datang kehadirat Tuhan dengan tangan yang hampa. Bawalah seluruh persembahan kita ke hadiratNya. Pelayanan yang kita berikan kepada Tuhan dapat berbentuk : Nyanyian Pujian dan Penyembahan, Doa-doa, Ucapan syukur,

Persembahan –persembahan dan lain-lain. Dan Pelayanan adalah juga yang bersifat aksi dan interaksi

—Ibadah Faktual:

Oleh karena ibadah aksi dan interaksi itu mengandung pengertian melayani, maka kita harus mendedikasikan, mengabdikan hidup kita dengan baik dan benar. Pelayanan yang menyenangkan hati Tuhan adalah pelayanan yang dilakukan sebagai bentuk atau ungkapan kasih kita kepadaNya, bukan saja ritual ibadah tetapi aksi, karya/perbuatan dan interaksi kita sehari-hari

(ibadah Faktual). Kita memberi kasih kepada Tuhan karena Tuhan sudah lebih dahulu mengasihi kita. 1 Yoh. 4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita dan mengasihi sesama kita manusia ( Mat.22: 37-39).

Kesimpulan:

Maka Arti melayani sampai TUNTAS berarti melakukan segala sesuatu tugas panggilan kita sebagai PELAYAN, sebagaimana fungsi dan peranan kita di dalam Keluarga, Gereja dan Masyarakat, dimana kita ada dan berada tanpa beban, atau batas waktu dan tempat sebagai sebuah kesempatan, kehormatan. Melayani adalah sebuah Anugrah Allah dan Melayani adalah bentuk ungkapan kasih kita kepada Allah yang kita wujudkan/implementasikan dalam praktik hidup keseharian kita (ibadah Faktual). Melayani sampai Tuntas, seberapa ada waktu dan kesempatan untuk melayani, UNLIMITED.

Bagaimana Melayani sampai Tuntas:

Melayani dengan Tuntas dibutuhkan 3 hal kunci utama:

1. Komitmen

2. Konsistensi

3. Konsekuensi

Pelayanan itu kita mulai dari 3 hal:

  1. Kita mulai dari diri sendiri
  2. Kita mulai dari hal-hal kecil
  3. Kita mulai dari sekarang juga

Komitmen adalah tindakan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, komitmen merupakan bentuk dedikasi atau kewajiban yang mengikat kepada orang lain, hal tertentu, atau Tindakan tertentu.

Konsisten adalah tetap, tidak berubah-ubah, taat asas, atau ajek. Selain itu, arti konsisten juga berarti selaras atau sesuai. Konsisten sebagai sifat yang selalu berperilaku atau terjadi dengan cara yang serupa. Kemudian konsisten ditandai oleh harmoni, keteraturan, atau kontinuitas yang mantap. Konsisten sebagai tindakan atau sesuatu yang dilakukan dengan cara yang sama dari waktu ke waktu, terutama agar adil atau akurat. Konsisten digambarkan sebagai sesuatu yang dilakukan dengan cara yang sama untuk waktu yang lama. Ketika sesuatu terjadi lagi dan lagi, itu terjadi secara konsisten

Sejalan Kata dan Perbuatan;

Konsekuen adalah sesuai, sejalan dengan apa yang telah dikatakan atau diperbuat (integritas); berwatak teguh, tidak menyimpang dari apa yang sudah diputuskan, tidak mau berubah-ubah, konsisten ya atau tidak dalam melayani. Siap menghadapi apapun resiko, konsekuensi yang dihadapi karena tugas pelayanan (siap menanggung apapun karena melayani dengan benar, tulus, jujur dan terpercaya).

Melayani tanpa Batas Waktu dan Tempat:

—Zaman dan Waktu, Masa, Terus maju dan berkembang dari waktu ke waktu (Kronos).

—Zaman Dahulu, Sekarang dan sampai masa akan datang (Parousia)

—Sekarang ini adalah Waktu Kairos/Waktu

Tuhan yang terus menerus kita pergunakan

(Kesempatan) Untuk melayani

 

 

 

Admin on Mar 28, 2023
Sekolah Alkitab HKBP Kebayoran Baru

Sekolah Alkitab Kebayoran Baru

Penjelasan Silabus Mata Kuliah :

Video dapat dilihat disini:

https://youtu.be/MJNLCWSG55s

 

1.  Pelayanan Sekolah Alkitab HKBP Kebayoran Baru

a. Pelayanan khusus yg tidak terjangkau pelayanan Gereja :

* Orang lapar dan haus

* Orang terlantar (kaum marginal)

* Orang sakit dan tidak berdaya

* Orang yang terpenjara (Mat 25:35–40)

b. Pembebasan / Pemanusiaan

    (Yes 61 : 1 – 2 ; Luk 4 : 18 – 19)

2.   Sasaran :

*Memperlengkapi warga jemaat menjadi pribadi yang setia kepada Tuhan dan menjadi teladan dalam kehidupan keluarga, Gereja, dan masyarakat

*Terpanggil untuk melayani diluar struktur gereja seperti pendoa syafaat terhadap orang sakit di rumah atau rumah sakit, pelayanan konseling, pelayanan terhadap mahasiswa, anak jalanan, dll

3. Mata Kuliah Sekolah Alkitab Kebayoran Baru :

1. Bibliologi - (2 x Pertemuan)

2. Pengantar PL - (4 x Pertemuan)

3. Pengantar PB - (4 x Pertemuan)

4. Tafsiran PL - (4 x Pertemuan)

5. Tafsiran PB - (3 x Pertemuan)

6. Teologi PL - (4 x Pertemuan)

7. Teologi PB - (4 x Pertemuan)

8. Teologi Penggembalaan - (3 x Pertemuan)

9. Homiletik (Ilmu berkotbah) - (2 x Pertemuan)

10. Alkitab dan Konstitusi Gereja - (3 x Pertemuan)

11. Sejarah Gereja Ringkas - (3 x Pertemuan)

12. Metode Praktis Membaca Alkitab - (2 x Pertemuan)

13. Pastoral Konseling terhadap jemaat - (4 x Pertemuan)

14. Konseling terhadap orang sakit - (2 x Pertemuan)

15. Pelayanan terhadap mahasiswa - (2 x Pertemuan)

16. Perumpamaan Tuhan Yesus - (3 x Pertemuan)

 4. Nama- nama  Dosen / para Pengajar:

Pdt. Romeo Sinaga, MTh (Candidat Doktor)
Pdt. Luhut Hutajulu, D.Min
Pdt. Dr Siter Hutasoit
Pdt. Nekson Simanjuntak, MTh
Pdt. Dr Anwar Tjen 
Pdt. Dr. Anna Vera Pangaribuan 
Pdt. Prof. Jan Sihar Aritonang, Ph.D 
Pdt. Dr. Anna Vera Pangaribuan 
Pdt. P.H Nainggolan, MTh
Pdt. Bernard Manik, MTh
Pdt. Luhut Simbolon, STh
Pdt. Liston Butarbutar, STh, MA
Pdt. David Sibuea, MTh, D.Min
Pdt. Liston Butarbutar, STh, MA
Pdt. Dr. Frengki Napitupulu
Pdt. Dr. Binsar Pakpahan

     Selamat memperlengkapi diri!

Ladang sudah menguning (Luk 10 : 2)

 

Admin on Mar 28, 2023
BIBLIOLOGI - Pdt.Dr.Romeo Sinaga [Sesi 1]

BIBLIOLOGI

(Presentasi pengajaran dosen Pdt.Dr.Romeo Sinaga di Sekolah Alkitab Keb.Baru)

Video dapat dilihat disini: 

https://youtu.be/weGRs3Txn_Q

Pendahuluan

  • Alkitab adalah Kitab Suci Umat Kristen (Katolik & Protestan); Alkitab menjadi sumber kehidupan, nilai, moral, dan ajaran-ajaran Kristen.

        Alkitab bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Kristen; Bahkan mereka hidup di bawah Kuasa Alkitab sebagai Firman Tuhan.

  • Apa itu Alkitab, Siapa Penulis Alkitab, dan bagaimana seharusnya kita memperlakukan Alkitab menjadi pertanyaan yang tetap aktual untuk dibahas.
  • Pemahaman kita mengenai Alkitab memengaruhi cara kita memperlakukan Alkitab.

Mengapa Penting Bibliologi

  • Untuk mengetahui asal-usul Alkitab sebagai Kitab Suci umat Kristen (Katolik & Portestan).
  • Mengetahui proses terbentuknya Alkitab mulai dari penulisan kitab-kitab yang berdiri sendiri hingga pengkanonan kitab-kitab tersebut menjadi sebuah Alkitab yang disebut Kitab Suci.
  • Bibliologi akan menjawab pertanyaan: Apa itu Alkitab, Siapa penulisnya, dan bagaimana kita memperlakukan Alkitab.

Mengenal Alkitab

Fokus Pembelajaran

  • Komposisi Alkitab
  • Sejarah Alkitab mencakup Kanonisasi
  • Otoritas Alkitab sebagai Firman Tuhan

Penjelasan:

  • Berdasarkan Bibliologi, Alkitab adalah karya sastra masyarakat yang ditulis dalam budaya tertentu. Sebagai karya sastra, Alkitab adalah kumpulan dari kitab-kitab yang disusun menjadi satu kesatuan yang utuh. Penyusunan itu dimaksudkan untuk menentukan sejumlah kitab - dari banyaknya kita yang berlimpah – yang diakui memiliki otoritas sebagai Firman Allah.

Komposisi Alkitab

Perjanjian Lama (PL)

Berdasarkan isinya, para teolog PL Alkitab Indonesia Membedakan ke39 kitab ke dalam tiga bagian besar, yaitu:

* Kitab-kitab sejarah: 5 Kitab Musa (Kej-Ul), Yosua, Hakim-hakim, Rut, 1-2 Samuel, 1-2 Raja-raja,1-2 Tawarikh, Ezra, Nehemia, dan Ester.

* Kitab-kitab Pengajaran: Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, dan Kidung Agung.

* Kitab-kitab para Nabi: Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel,

   Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Namun, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi. (Blommendaal, J. 2003.

   Pengantar kepada Pernjanjian Lama, cet. ke-12. Jakarta: BPK Gunung Mulia, h. 15-6).

Perjanjian Baru (PB)

  • Kitab Injil: Mat.; Mrk.; Luk. (Sinoptik); Yoh, dan Kisah Para Rasul
  • Surat-surat Paulus: (1) 13 Surat-surat Paulus: Rm.; 1-

         2Kor.; Gal.; Eps.; Flp.; Kol.; 1-2.Tess.; 1-2Tim.; Tit.; Flm.;(2) Surat Ibrani

  • Surat-surat Umum: Yak.; 1-2 Ptr.; 1-3Yoh.; dan Yud.
  • Kitab Apokaliptis (Penyingkapan): Why. (Duyverman, M.E. Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, cet. ke-11. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 41-2)
  • SEJARAH ALKITAB dan KANON:
  • Alkitab kita terdiri dari dua bagian: PL & PB
  • Alkitab PL ditulis dalam bahasa asli Ibrani. PL terdiri dari kitab-kitab yang berasal dari kesusteraan Ibrani Purba dan dikanonkan menjadi Kitab Suci orang Ibrani.
  • Alkitab PB ditulis dalam bahasa asli Yunani: PB terdiri dari kitab-kitab yang ditulis para rasul Kristus yang dikanonkan menjadi Kitab Suci bagi umat Kristen.

Kanonisasi

  • Kanon secara etimologi dari kata Kaneh (Ibrani) atau Kanon (Yunani);

        Kaneh = teberau, gelagah, atau buluh yang digunakan sebagai tongkat pengukur. Kemudian Kebudayaan Yunani/Romawi mengambil alih istilah itu untuk menyebutkan alat pengukur,

        standar, patokan, kaidah, tali-sipat, daftar, indeks, norma, hukum, atau batas.

  • Kanonisasi Alkitab= proses menentukan dan mendaftarkan kitab-kitab yang masuk sebagai Kitab Suci.
  • Kanonisasi Alkitab dibutuhkan karena di luar kitab-kitab yang telah ditentukan sebagai Alkitab kanon berlimpah kitab-kitab lain yang juga mengklaim diri sebagai kitab yang berwibawa.
  • Oleh karena itu, diperlukan ukuran atau standar Kitab yang diakui sebagai kitab yang berwibawa.

Alkitab Kanon PL

  • Syarat masuk daftat sebagai Alkitab Kanon PL :
    1. Kitab itu berasal dari thora/taurat, imamat dan teks-teks juridis.
    2. Kitab-kitab yang berasal dari penyataan-penyataan para nabi, dan kitab-kitab yang menceritakan sejarah umat Israel.
    3. Kitab-kitab yang berisi ajaran-ajan moral-praktis, hikmat, dan nyanyian-nyanyian yang digunakan dalam ibadah-ibadah: memelihara iman.
  • Alkitab Kanon PL yang terdiri dari 39 kitab berasal dari Kanon Ibrani, yang disebut “Tenak”, yang terdiri dari tiga bagian Thora (Taurat); Neviim (Nabi-nabi); dan Ketubim (Kitab-kitab).
  • Awal pengkanonisasan Alkitab PL tidak diketahui, namun penutupan Kanon PL oleh para Rabbi Yahudi dilakukan dengan memutuskan 39 Kitab kanon dalam PL di Sidang Raya Jamnia kira-kira tahun 100 M. Meskipun pentupuan kanon dilakukan pada tahun 100 M di Jamnia, namun 39 kita kanon PL telah terbentuk sebelum tahun 200 SM.
  • Pada masa Yesus dan Kekristenan mula-mula Alkitab Kanon PL telah ada dan digunkan.

Alkitab Kanon PB

  • Alkitab Kanon Perjanjian Baru lahir sebagai bentuk pengakuan umat Kristen terhadap Yesus sebagai Tuhan; Mesias yang dijanjikan Allah.
  • Syarat masuk daftar Alkitab Kanon PB:
    1. Kitab itu berasal dari para Rasul (bersifat rasuli).
    2. Kitab itu berlaku umum (bersifat am).
    3. Kitab itu dekat dengan tradisi, atau lebih tua: waktu penulisannya dekat dengan zamannya.
  • Berdasarkan ukuran tersebut, ditetapkan 27 Kitab Kanon Alkitan PB.

Proses Pengakanonan Alkitab PB

  • Sebelum terbentuk Alkitab Kanon PB; Yesus dan para murid, serta Kekristenan mula-mula telah menggunakan Alkitab Kanon PL (39) sebagai Kitab Suci.
  • Pengakuan para Murid dan orang-orang percaya pada masa Yesus, yang menyatakan Yesus sebagai penggenapan Mesias yang dijanjikan Allah menjadi dasar penulisan Alkitab PB. Tujuan penulisan itu untuk memberitakan kepada semua orang mengenai Yesus sebagai Firman Allah yang benar dan sejati.
  • Hal ini menyebabkan banyaknya kitab-kitab tersembunyi (apokrif) yang memberitakan Yesus Kristus. Yang menjadi pertanyaan: manakah dari antara kitab-kitab tersebut sebagai kitab yang benar dari para rasul dan yang bersifat umum?

Proses Pengkanonan Alkitab PB

  • Banyak perdebatan dari para bapa gereja untuk menentukan Alkitab Kanon PB. Mulai dari abad I sampai abad IV.
  • Alkitab Kanon PB yang terdiri dari 27 Kitab pertama sekali didaftarkan oleh Athanasius Uskup Aleksandria pada tahun 367 di Mesir.
  • Alkitab Kanon PB ini kemudian ditetapkan dan diakui di Sinode Roma 382 di bawah pimpinnan uskup Damasus.
  • Alkitab Kanon PB ini diakui di Afrika Utara pada Sinode Hippo Regius tahun 393, dan di Kartago tahun 397 & 419.
  • Proses Pengkanonan Alkitab, PL dan PB membutuhkan waktu yang cukup lama. Alkitab yang ada di tangan kita saat ini, sebagai Kitab Suci, rampung tersusun pada 367 dan ditetapkan pertama sekali 382 M.

Diskusi / Pertanyaan  : Apakah dengan ditutupnya Kanon, maka karya Allah tidak berlanjut lagi?

Admin on Mar 28, 2023
TAFSIR PERJANJIAN LAMA - PDT.NEKSON SIMANJUNTAK, MTH

TAFSIR PERJANJIAN LAMA

Oleh Pdt.Nekson Simanjuntak,MTh

(Sebagai bahan ajar di Sekolah Alkitab Keb.Baru)

Video dapat dilihat di sini:

https://youtu.be/uH7zrY29-qw

 

Kata Pengantar
Saya sangat berbahagia ikut ambil bagian dalam Kursus Sekolah Alkitab HKBP kebayoran Baru. Menurut saya ini adalah suatu Program yang sangat baik bagaimana gereja memperlengkapi anggota jemaat agar dapat memahami dan mendalami isi Alkitab. Alkitab adalh sumber kehidupan orang peraca, terang dijalan dan pelita dalam hidup. Firman Tuhan bermanfaat untuk mengjar, menegor kesalahan, memperbaiki kesalahan dan memperlengkapi orang percaya melakukan pekerjaan baik (2 Tim 3:16). Hal itulah yang membuat saya sangat tertarik dan ikut ambil bagian dalam pengajaran ini.
Sesuai dengan permintaan panitia, saya akan memberikan Mata Pelajaran: Tafsir Perjanjian Lama. Tentu Tafsir ini telah didahului dengan pengantar atau pengenalan secara umum perjanjian lama. Maka bagian saya adalah bagaimana mendampingi anggota jemaat bagaimana menafsirkan Perjanjian Lama sebagaiman dalam metodologi Tafsir Alkitab yang diterima umum dalam studi teologi.
Haruys disadari bahhwa Tafsir adalah membantu kita orang yang membaca Alkitab menemukan “makna” dan “pesan” yang tertulis dalam Alkitab. Pesan inilah yang dikembangkan sebagai aplikasi yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Memang ada kesulitan memberikan pelajaran Tafsir Perjanjian Lama ini kepada warga jemaat karena tafsir idealnya harus mempelajari bahasa Asli dari teks Alkitab. Sekalipun demikian, sudah banyak fasilitas yang cukup memadai saat ini membantu warga jemaat menemukan istilah-istilah yang dipergunakan di dalam Alkitab.
Dalam buku manual ini saya mencoba membuat bahan pengajaran dengan sistematika sebagai berikut:
1. Pengenalan Tafsir dan Metode-metode Penafsiran Dalam Alkitab
2. Tafsir Kitab-kitab Pentateukh
3. Tafsir Kitab-kitab Sejarah
4. Tafsir Kitab-kitab para Nabi
5. Tafsir kitab-kitab Puisi atau Sastra hikmat.
Dengan pembagian ini diharapkan dapat membantu warga jemaat mempelajari dan mendalami Alkitab sebagai sumber kehidupan. Membaca Alkitab membantu kita bettumbuh di dalam iman.
Salam


Pdt Nekson M Simanjuntak

Contents
I. PENGANTAR UMUM TAFSIR ALKITAB
1.1. Pengantar Tafsir
1.2. Metode-metode Tafsir dalam Alkitab
1.2.1. Tafsir Alegoris
1.2.2. Tafsir Teologis
1.2.3. Tafsir Historis
1.2.4. Tafsir Kritik Tekstual
1.2.5. Dalam Penafsiran dua hal yang tidak dapat terpisahkan: Idiologis Penafsir dan Konteks
1.2.6. Tahapan Tafsir Idiologis
1.2.7. Tahapan Tafsir Kontekstual
II. PEMBAGIAN TAFSIR PERJANJIAN LAMA
III. Tafsir Taurat (Pentateukh)
3.1. Tahapan Menafsirkan Kitab-kitab Pentateukh
3.2. Kitab-Kitab Pentateukh
3.3. Bantuan Teori Sumber-sumber
IV. TAFSIR PERJANJIAN LAM TENTANG KITAB-KITAB SEJARAH
4.1. Tahapan Menafsirkan Kitab-kitab Sejarah
4.2. Masa Pra Kerajaan
4.3. Pendudukan Kanaan dan Hakim-hakim
4.4. Israel Raya: Saul, Daud dan Salomo
4.5. Perpecahan: Israel Selatan dan Israel Utara
4.6. Raja-raja di Israel Selatan: Yehuda
4.7. Raja-raja Israel Utara: Samaria
4.8. Akhir Kerajaan Israel utara dan Pembuangan Yehuda ke Babelonia
4.9. Umat Allah Setelah penahlukan Asyur dan Pembuangan Babel
4.10. Apakah Allah Meninggalkan UmatNya?
V. TAFSIR KITAB PARA NABI-NABI
5.1. Tahapan Menafsirkan Kitab Nabi-nabi
5.2. Pembagian Kitab Nabi: Nabi-nabi Besar dan Nabi-nabi Kecil
5.3. Nabi Besar:
5.4. Nabi-nabi kecil:
5.5. Pelayanan Nabi-nabi berdasarkan Kurun Waktu
5.6. Hubungan Kitab Nabi-nabi dengan Yesus Kristus
VI. KITAB-KITAB PUISI – SASTRA HIKMAT
6.1. Pengantar
6.2. Tahapan-tahapan
6.3. Kekhususan Masing-masing Kitab
6.4. Manfaat kitab-kitab puisi ini dalam kehidupan agama Israel?

I. PENGANTAR UMUM TAFSIR ALKITAB
1.1. Pengantar Tafsir
Tafsir Perjanjian Lama adalah interpretasi atau penjelasan dari teks-teks dalam Perjanjian Lama Alkitab, yang mencakup kitab-kitab sejarah, kitab-kitab nabi, dan kitab-kitab hikmat. Tujuan utama tafsir Perjanjian Lama adalah untuk membantu pembaca modern memahami pesan yang disampaikan oleh penulis Alkitab pada saat itu.
Ada banyak metode yang digunakan dalam tafsir Perjanjian Lama, termasuk tafsir literal atau harfiah, tafsir alegoris, tafsir teologis, tafsir historis, dan tafsir kritik tekstual. Setiap metode ini memiliki pendekatan yang berbeda dalam membaca dan memahami teks-teks dalam Perjanjian Lama.
Beberapa topik utama yang sering dibahas dalam tafsir Perjanjian Lama adalah sejarah Israel, kisah-kisah para nabi, hukum-hukum Yahudi, dan nubuat-nubuat tentang Mesias yang akan datang. Selain itu, tafsir Perjanjian Lama juga mencakup analisis tentang konteks historis, linguistik, budaya, dan teologis dari teks-teks tersebut.
Saya percaya bahwa tafsir Perjanjian Lama sangat penting bagi orang-orang yang ingin memahami pesan-pesan yang disampaikan oleh Tuhan melalui Alkitab. Dengan memahami latar belakang, budaya, dan konteks teks-teks tersebut, kita dapat mengaplikasikan pesan-pesan tersebut ke dalam kehidupan kita yang modern dan memperoleh pengertian yang lebih dalam tentang Tuhan dan kehendak-Nya bagi umat manusia.
1.2. Metode-metode Tafsir dalam Alkitab
1.2.1. Tafsir Alegoris
Tafsir Alegoris adalah salah satu metode tafsir yang digunakan dalam penafsiran teks-teks dalam Alkitab, termasuk dalam Perjanjian Lama. Metode ini mencoba untuk menafsirkan teks secara simbolis atau figuratif, melampaui makna literal atau harfiah.
Dalam tafsir Alegoris, teks dianggap memiliki makna yang lebih dalam dan tersembunyi dibalik kata-kata yang digunakan. Pembaca mencoba untuk mencari simbol atau figur yang tersembunyi dalam teks tersebut, yang merepresentasikan suatu makna spiritual atau teologis.
Contohnya, dalam tafsir Alegoris, kisah-kisah dalam Perjanjian Lama, seperti kisah penciptaan dan kisah Adam dan Hawa, dapat ditafsirkan sebagai metafora untuk kehidupan spiritual manusia dan hubungan manusia dengan Allah. Begitu pula dengan kisah-kisah lainnya, seperti kisah Nuh atau kisah Yusuf, dapat ditafsirkan sebagai representasi dari rencana Allah dalam sejarah manusia.
Tafsir Alegoris biasanya digunakan oleh para teolog dan pemimpin agama untuk membantu memperoleh pengertian yang lebih dalam tentang makna spiritual dan teologis dari teks-teks Alkitab. Namun, kritik terhadap metode ini adalah bahwa tafsir Alegoris dapat menjadi subjektif dan dapat menghasilkan
berbagai macam interpretasi yang berbeda-beda, yang bisa jadi tidak sesuai dengan niat asli penulis teks tersebut.
1.2.2. Tafsir Teologis
Tafsir Teologis adalah salah satu metode tafsir yang sangat penting dalam penafsiran teks-teks Alkitab, termasuk dalam Perjanjian Lama. Metode ini mencoba untuk menafsirkan teks dengan memperhatikan pengertian teologis atau doktrinal dari suatu teks.
Dalam tafsir Teologis, penafsir mencoba untuk memperhatikan kebenaran doktrinal atau teologis yang terkandung dalam teks tersebut dan bagaimana teks tersebut berkaitan dengan ajaran-ajaran dasar iman Kristen. Tafsir Teologis juga berusaha untuk memperhatikan pesan-pesan utama yang ingin disampaikan oleh penulis teks dalam konteks iman dan praktik Kristen.
Contohnya, dalam tafsir Teologis, kisah-kisah dalam Perjanjian Lama seperti kisah penciptaan dan kisah Adam dan Hawa, dapat ditafsirkan sebagai dasar bagi keyakinan Kristen tentang kejadian penciptaan dan kejatuhan manusia karena dosa. Begitu pula dengan kisah-kisah lainnya, seperti kisah Nuh atau kisah Yusuf, dapat ditafsirkan sebagai penggambaran tentang bagaimana Allah mengarahkan sejarah umat manusia sesuai dengan rencana-Nya.
Tafsir Teologis biasanya digunakan oleh para teolog dan pemimpin agama untuk membantu memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kebenaran iman Kristen dan kehidupan Kristen. Namun, kritik terhadap metode ini adalah bahwa tafsir Teologis cenderung didasarkan pada keyakinan dan ajaran yang sudah mapan, yang bisa jadi membatasi pemahaman kita tentang teks tersebut. Oleh karena itu, penting untuk selalu mempertimbangkan konteks dan kebudayaan di mana teks tersebut ditulis, serta memperhatikan berbagai metode tafsir lainnya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang teks-teks Alkitab.
1.2.3. Tafsir Historis
Tafsir Historis adalah salah satu metode tafsir yang digunakan dalam penafsiran teks-teks Alkitab, termasuk dalam Perjanjian Lama. Metode ini mencoba untuk menafsirkan teks dengan memperhatikan konteks sejarah, budaya, dan sosial di mana teks tersebut ditulis.
Dalam tafsir Historis, penafsir mencoba untuk memahami teks dengan memperhatikan konteks sejarah dan sosial yang berlaku pada saat teks tersebut ditulis. Penafsir akan mempelajari peristiwa-peristiwa sejarah, adat istiadat, tradisi, dan budaya yang ada pada saat penulisan teks tersebut. Hal ini membantu penafsir untuk memahami makna dan tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis teks, serta memahami bagaimana teks tersebut bisa diaplikasikan dalam konteks kehidupan saat ini.
Contohnya, dalam tafsir Historis, kisah-kisah dalam Perjanjian Lama seperti kisah keluar dari Mesir dan kisah bangsa Israel di padang gurun dapat ditafsirkan dengan memperhatikan kondisi sosial, politik, dan ekonomi pada saat itu. Dengan memahami konteks sejarah tersebut, penafsir dapat memahami makna dan tujuan yang ingin disampaikan oleh penulis teks dan bagaimana teks tersebut dapat diaplikasikan dalam konteks kehidupan saat ini.
Tafsir Historis juga dapat membantu kita memahami perbedaan antara pandangan dan praktek kebudayaan dan sosial yang berbeda antara zaman Perjanjian Lama dengan zaman sekarang. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang konteks sejarah dan sosial, penafsir dapat menghindari pemahaman yang salah atau penafsiran yang terlalu literal.
Tafsir Historis biasanya digunakan oleh para teolog dan pemimpin agama untuk membantu memperoleh pemahaman yang lebih lengkap dan tepat tentang teks-teks Alkitab. Namun, kritik terhadap metode ini adalah bahwa penafsir harus hati-hati dalam memilih sumber dan melakukan penelitian yang akurat untuk memastikan bahwa penafsiran mereka didasarkan pada konteks sejarah yang akurat dan terpercaya.
1.2.4. Tafsir Kritik Tekstual
Tafsir kritik tekstual adalah salah satu metode tafsir yang digunakan dalam penafsiran teks-teks Alkitab, termasuk dalam Perjanjian Lama. Metode ini mencoba untuk menafsirkan teks dengan memperhatikan teks itu sendiri, termasuk aspek-aspek seperti naskah, bahasa, sintaksis, dan struktur.
Dalam tafsir kritik tekstual, penafsir mencoba untuk memahami teks dengan mempelajari aspek-aspek kebahasaan dan naskah yang digunakan. Penafsir akan memperhatikan berbagai versi naskah yang ada, mempelajari perbedaan-perbedaan antara versi-versi naskah tersebut, serta mencoba untuk memahami alasan mengapa terdapat perbedaan-perbedaan tersebut. Penafsir juga akan mempelajari aspek-aspek kebahasaan, seperti arti kata-kata, sintaksis, dan struktur kalimat, untuk membantu memahami makna dari teks tersebut.
Contohnya, dalam tafsir kritik tekstual, penafsir akan mempelajari berbagai versi naskah yang ada dan membandingkan perbedaan-perbedaan antara versi-versi tersebut. Dengan memahami perbedaan-perbedaan ini, penafsir dapat menentukan versi mana yang paling akurat dan dapat membantu menjelaskan makna dari teks tersebut. Selain itu, dengan mempelajari aspek-aspek kebahasaan, seperti arti kata-kata dan struktur kalimat, penafsir dapat memahami bagaimana teks tersebut diartikan pada waktu itu dan bagaimana teks tersebut dapat diaplikasikan dalam konteks kehidupan saat ini.
Tafsir kritik tekstual sangat penting dalam penafsiran teks-teks Alkitab karena dapat membantu kita memahami teks dengan lebih akurat dan terpercaya. Namun, kritik terhadap metode ini adalah bahwa penafsir harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang aspek-aspek kebahasaan dan naskah untuk dapat melakukan penafsiran yang tepat dan akurat. Oleh karena itu, tafsir kritik tekstual biasanya digunakan oleh para sarjana Alkitab dan ahli teks untuk membantu memperoleh pemahaman yang lebih tepat dan akurat tentang teks-teks Alkitab.
1.2.5. Dalam Penafsiran dua hal yang tidak dapat terpisahkan: Idiologis Penafsir dan Konteks
Tafsir ideologis dan tafsir kontekstual adalah dua pendekatan yang berbeda dalam menafsirkan teks religius, termasuk Tafsir Perjanjian Lama. Berikut adalah penjelasan tentang keduanya beserta perbedaannya:
Tafsir Ideologis: Pendekatan ini menafsirkan teks religius dengan mengutamakan pandangan ideologis dan keyakinan tertentu. Tafsir ini sering kali didasarkan pada keyakinan politik atau sosial yang tertentu, dan bertujuan untuk memperkuat pandangan tersebut melalui interpretasi teks religius. Contohnya, tafsir
ideologis dapat digunakan untuk membenarkan kebijakan atau aksi politik tertentu, atau untuk menegaskan dominasi suatu kelompok atau agama tertentu. Pendekatan ini sering kali kurang memperhatikan konteks sejarah atau lingkungan sosial yang mempengaruhi teks religius.
Tafsir Kontekstual: Pendekatan ini menafsirkan teks religius dengan mempertimbangkan konteks sejarah, budaya, dan sosial yang membentuk teks tersebut. Tafsir ini menekankan pada pemahaman yang lebih luas tentang lingkungan sosial dan sejarah yang membentuk teks religius, serta memperhatikan konvensi sastra, gaya bahasa, dan aspek linguistik lainnya. Pendekatan ini bertujuan untuk memahami teks religius secara holistik dan menyeluruh, dan dapat memberikan pemahaman yang lebih akurat tentang makna dan pesan teks tersebut.
Perbedaan antara tafsir ideologis dan tafsir kontekstual terletak pada fokus dan tujuan interpretasi. Tafsir ideologis menempatkan fokus pada pandangan ideologis atau keyakinan tertentu, dan bertujuan untuk memperkuat atau membenarkan pandangan tersebut melalui interpretasi teks religius. Sementara itu, tafsir kontekstual menempatkan fokus pada konteks sejarah, budaya, dan sosial yang membentuk teks religius, dan bertujuan untuk memahami teks tersebut secara menyeluruh dan akurat. Pendekatan tafsir kontekstual cenderung lebih objektif dan terbuka terhadap pemahaman yang beragam, sedangkan tafsir ideologis cenderung lebih subjektif dan membatasi interpretasi teks hanya pada pandangan ideologis atau keyakinan tertentu.
Pendekatan tafsir ideologis dan tafsir kontekstual memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam membantu pembaca memahami pesan Alkitab.
Tafsir ideologis dapat membantu pembaca untuk memahami pesan Alkitab dari sudut pandang tertentu, dan dapat memberikan dorongan untuk bertindak sesuai dengan keyakinan yang dianut. Namun, kelemahan tafsir ideologis adalah kemungkinan adanya kecenderungan untuk menafsirkan teks dengan cara yang terlalu memaksakan atau membatasi pandangan tertentu, sehingga mengabaikan sisi lain dari teks yang mungkin tidak sesuai dengan pandangan tersebut.
Sementara itu, tafsir kontekstual dapat membantu pembaca memahami pesan Alkitab dengan lebih objektif dan terbuka terhadap pemahaman yang beragam. Dengan mempertimbangkan konteks sejarah, budaya, dan sosial yang membentuk teks tersebut, pembaca dapat memahami teks secara menyeluruh dan lebih akurat. Namun, kelemahan dari pendekatan ini adalah kompleksitas dan kerumitan dalam pemahaman teks, serta kemungkinan adanya perbedaan interpretasi antara pembaca yang berbeda.
Oleh karena itu, dalam membantu pembaca memahami pesan Alkitab, baik pendekatan tafsir ideologis maupun tafsir kontekstual dapat membantu. Namun, penting untuk mempertimbangkan kelemahan dari kedua pendekatan tersebut, serta tetap memperhatikan keseluruhan konteks teks Alkitab dan mempertimbangkan pemahaman yang luas dan terbuka terhadap pemahaman yang beragam.
1.2.6. Tahapan Tafsir Idiologis
Tafsir idiologis atau teologis biasanya mengacu pada upaya untuk menafsirkan Alkitab dari perspektif tertentu atau keyakinan agama tertentu. Berikut adalah tahapan umum dalam tafsir idiologis:
1. Menentukan keyakinan agama atau ideologi yang akan menjadi kerangka interpretasi. Dalam tahap ini, pembaca akan menentukan prinsip-prinsip dan keyakinan agama atau ideologi tertentu yang akan membentuk kerangka interpretasi.
2. Menentukan teks Alkitab yang akan ditafsirkan. Dalam tahap ini, pembaca akan memilih teks Alkitab yang ingin ditafsirkan, dan mempertimbangkan keterkaitannya dengan keyakinan agama atau ideologi yang telah ditentukan.
3. Mempertimbangkan teks Alkitab secara keseluruhan. Pembaca akan mencari dan mempertimbangkan ayat-ayat Alkitab yang berkaitan dengan tema atau topik yang ingin ditafsirkan, dan menafsirkannya berdasarkan kerangka interpretasi yang telah ditetapkan.
4. Mengidentifikasi pesan dan aplikasi teks Alkitab sesuai dengan keyakinan agama atau ideologi tertentu. Dalam tahap ini, pembaca akan mempertimbangkan makna dan pesan yang terkandung dalam teks Alkitab, dan memformulasikan aplikasi teks tersebut sesuai dengan keyakinan agama atau ideologi tertentu.
5. Menerapkan aplikasi teks Alkitab dalam konteks kehidupan sehari-hari. Dalam tahap terakhir, pembaca akan mempertimbangkan bagaimana aplikasi teks Alkitab yang ditafsirkan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan keyakinan agama atau ideologi tertentu.
Namun, perlu diingat bahwa tafsir idiologis memiliki kecenderungan untuk menafsirkan teks Alkitab dengan cara yang terlalu membatasi atau memaksakan pandangan tertentu, sehingga penting untuk tetap memperhatikan keseluruhan konteks teks dan mempertimbangkan pemahaman yang beragam.
1.2.7. Tahapan Tafsir Kontekstual
Tafsir kontekstual adalah metode tafsir yang berfokus pada pemahaman teks Alkitab dalam konteks sejarah, sosial, budaya, dan lingkungan di mana teks itu ditulis. Berikut adalah beberapa tahapan umum dalam tafsir kontekstual:
1. Menentukan konteks historis dan budaya teks Alkitab. Dalam tahap ini, pembaca akan mempelajari konteks sejarah dan budaya di mana teks Alkitab ditulis, termasuk keadaan sosial, politik, dan agama pada saat itu.
2. Menganalisis bahasa asli teks Alkitab. Dalam tahap ini, pembaca akan mempelajari bahasa asli teks Alkitab, seperti bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani, untuk memahami arti dan nuansa kata-kata yang digunakan dalam teks.
3. Memahami struktur dan gaya penulisan teks Alkitab. Dalam tahap ini, pembaca akan mempelajari struktur dan gaya penulisan teks Alkitab, termasuk jenis sastra dan bahasa figuratif yang digunakan, seperti metafora, simbolisme, dan alegori.
4. Menafsirkan teks Alkitab berdasarkan konteksnya. Dalam tahap ini, pembaca akan menafsirkan teks Alkitab berdasarkan konteks historis, sosial, budaya, dan lingkungan di mana teks itu ditulis. Hal ini termasuk mempertimbangkan pengaruh konteks ini terhadap arti kata-kata dan gagasan dalam teks.
5. Menerapkan pemahaman teks Alkitab dalam konteks modern. Dalam tahap terakhir, pembaca akan menerapkan pemahaman teks Alkitab dalam konteks modern, mempertimbangkan bagaimana teks Alkitab dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penting untuk dicatat bahwa tafsir kontekstual menghargai konteks sejarah, budaya, dan lingkungan di mana teks Alkitab ditulis, sehingga dapat membantu pembaca memahami teks dengan lebih akurat dan mendalam. Namun, karena teks Alkitab ditulis dalam konteks yang berbeda dengan konteks kita hari ini, pemahaman teks Alkitab dalam konteks modern dapat menjadi tantangan, sehingga perlu berhati-hati dalam menerapkannya.
II. PEMBAGIAN TAFSIR PERJANJIAN LAMA
Dalam pengantar Perjanjian Lama kita pasti telah diperkenalkan bahwa dari 39 Kitab PL dibagi dalam empat bagian, yaitu: Taurat, Sejarah, Puisi, dan Nabi-nabi. Setiap bagian ini dapat memiliki metodo tafsir yang digunakan oleh penafsir. Keempat bagian ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori tafsir berdasarkan pendekatan dan fokusnya sebagaimana dijelaskan diatas.
- Tafsir historis: Pendekatan ini mempertimbangkan konteks sejarah dan sosial budaya dalam penafsiran teks Alkitab. Tafsir historis mencakup pengkajian peristiwa dan tokoh yang terkait dalam teks Alkitab, serta mencari tahu bagaimana kehidupan dan budaya di masa itu mempengaruhi penulisan teks Alkitab.
- Tafsir teologis: Pendekatan ini menyoroti aspek teologis dalam teks Alkitab, termasuk doktrin dan keyakinan agama. Tafsir teologis mempertimbangkan bagaimana teks Alkitab mempengaruhi kepercayaan dan praktik agama, dan bagaimana pengertian teologi Alkitab mempengaruhi masyarakat.
- Tafsir kritik tekstual: Pendekatan ini memeriksa teks Alkitab secara kritis, termasuk aspek-aspek seperti bahasa, konteks historis, dan konteks sosial budaya. Tafsir kritik tekstual bertujuan untuk mencari tahu arti teks Alkitab yang asli, dengan mengurangi pengaruh dari penafsir-penafsir sebelumnya.
- Tafsir alegoris: Pendekatan ini menggunakan bahasa simbolis dan figuratif untuk menafsirkan teks Alkitab. Tafsir alegoris berpendapat bahwa teks Alkitab memiliki makna yang lebih dalam dan tersembunyi di balik makna literalnya.
- Tafsir kontekstual: Pendekatan ini menempatkan teks Alkitab dalam konteks sejarah, sosial, dan budaya yang tepat saat teks ditulis. Tafsir kontekstual mencari tahu bagaimana masyarakat pada saat itu memahami teks Alkitab dan bagaimana pengertian itu dapat diterapkan pada zaman modern.
Dalam setiap pendekatan tafsir ini, pembaca mempelajari teks Alkitab dengan cara yang berbeda dan dengan fokus yang berbeda pula. Oleh karena itu, memahami berbagai pendekatan ini dapat membantu pembaca untuk memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang teks Alkitab dan menemukan makna yang lebih dalam dari pesan-pesan Alkitab
Dalam bagian berikutnya kita mencoba membagi Empat bagian Perjanjian Lama dan tahapan-tahapan penasfiran dari setiap bagian:
1. Tafsir Kitab Pentateukh
2. Tafsir Kitab Sejarah
3. Tafsir Kitab Nabi-nabi dan
4. Tafisr Kitab Puisi – Sastra Hikmat

III. Tafsir Taurat (Pentateukh)
3.1. Tahapan Menafsirkan Kitab-kitab Pentateukh
Tafsir Kitab Taurat (Pentateukh) dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, tergantung pada tujuan dan fokus penafsir. Namun, ada beberapa tahapan umum yang dapat digunakan dalam menafsirkan Kitab Taurat, antara lain:
- Studi teks: Tahapan pertama dalam menafsirkan Kitab Taurat adalah mempelajari teks itu sendiri dengan seksama. Hal ini meliputi memeriksa konteks historis dan kebudayaan di mana teks tersebut ditulis, membaca teks dalam bahasa aslinya (Ibrani), dan memeriksa terjemahan yang ada dalam bahasa yang dimengerti.
- Analisis struktural: Tahap kedua adalah analisis struktural, yaitu memeriksa struktur teks secara keseluruhan, bagian-bagian utama, ayat-ayat, dan kata-kata. Dalam analisis struktural, penafsir mencari pola, tema, dan struktur yang muncul dalam teks untuk membantu memahami makna dan pesan yang tersirat dalam teks.
- Konteks historis: Tahap ketiga adalah memeriksa konteks historis di mana teks ditulis, termasuk budaya, adat istiadat, dan peristiwa sejarah yang mempengaruhi penulisan teks. Hal ini membantu penafsir memahami bagaimana pengaruh budaya dan peristiwa sejarah pada saat itu memengaruhi pesan dan makna teks.
- Konteks teologis: Tahap keempat adalah memeriksa konteks teologis, yaitu doktrin atau keyakinan agama yang ada pada saat penulisan teks dan bagaimana doktrin ini mempengaruhi penulisan teks. Konteks teologis membantu memahami pesan dan makna teks dalam kerangka kepercayaan agama.
- Tafsir kritik tekstual: Tahap kelima adalah melakukan tafsir kritik tekstual, yaitu memeriksa bahasa, sintaksis, dan konteks historis untuk mencari arti teks yang asli dan mengurangi pengaruh penafsir-penafsir sebelumnya.
- Penerapan: Tahap terakhir adalah menerapkan makna dan pesan teks ke dalam kehidupan sehari-hari. Ini melibatkan menghubungkan makna dan pesan teks dengan konteks kehidupan modern dan mempertimbangkan bagaimana teks dapat menjadi relevan dan bermakna dalam kehidupan kita saat ini.
Dengan memahami tahapan-tahapan ini, pembaca dapat lebih baik dalam menafsirkan Kitab Taurat dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pesan-pesan yang terkandung dalam teks Alkitab tersebut.
3.2. Kitab-Kitab Pentateukh
Kitab Pentateukh, juga dikenal sebagai Taurat, adalah bagian pertama dari Perjanjian Lama yang terdiri dari lima kitab yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Pentateukh berisi kisah penciptaan dunia, kisah para patriark seperti Abraham, Ishak, dan Yakub, serta kisah keluarga mereka. Selain itu, Pentateukh juga berisi hukum-hukum yang diberikan Allah kepada bangsa Israel melalui Nabi Musa, termasuk Sepuluh Perintah Allah. Dalam Kitab ini juga kita menemukan sejarah pemenbtukan Allah atas umatNya Israel dan pemeliharaan tuhan selama 40 tahun perjalanan di padang gurun hingga pidato Musa yang terakhir kepada umat Allah sebelum di panggil Tuhan. Kitab Pentateukh juga menjadi dasar

kepercayaan Yahudi dan Kristen dalam mengenal Allah, sejarah umat manusia, dan rencana keselamatan Allah untuk manusia.
01. Kitab Kejadian (Genesis): Kitab Kejadian menceritakan tentang penciptaan dunia, Adam dan Hawa, kisah Nuh dan air bah, serta kisah-kisah keluarga patriark terkenal seperti Abraham, Ishak, Yakub dan Yusuf. Kitab ini juga memuat berbagai nubuat tentang Mesias dan kebangkitan orang mati.
02. Kitab Keluaran (Exodus): Kitab Keluaran menceritakan tentang kehidupan orang-orang Israel di Mesir dan pembebasan mereka dari perbudakan oleh Musa. Kitab ini juga memuat pemberian hukum-hukum Allah di Gunung Sinai, pembangunan Kemah Suci, dan kejadian-kejadian di padang gurun selama perjalanan orang-orang Israel menuju Tanah Perjanjian.
03. Kitab Imamat (Leviticus): Kitab Imamat berisi hukum-hukum Allah yang diberikan kepada umat Israel untuk menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari mereka. Kitab ini membahas tentang persembahan kurban, hukum kebersihan, dan hukum-hukum tentang dosa dan penebusan.
04. Kitab Bilangan (Numbers): Kitab Bilangan menceritakan tentang perjalanan orang-orang Israel dari Gunung Sinai menuju Tanah Perjanjian. Kitab ini memuat catatan peristiwa-peristiwa selama perjalanan mereka, termasuk konflik antara Musa dan saudaranya Harun, pemberontakan orang-orang Israel, dan penaklukan tanah-tanah di sekitar mereka.
05. Kitab Ulangan (Deuteronomi): Kitab Ulangan berisi khotbah terakhir Musa kepada umat Israel sebelum dia meninggal dunia. Kitab ini memuat kembali hukum-hukum Allah yang diberikan di Kitab Imamat dan kisah-kisah peristiwa dalam Kitab Bilangan. Kitab ini juga memuat perintah-perintah Allah kepada umat Israel dan nubuat-nubuat tentang masa depan mereka.
3.3. Bantuan Teori Sumber-sumber
Teori sumber-sumber (source criticism) adalah pendekatan kritis yang digunakan dalam menafsirkan Pentateukh, yang bertujuan untuk mencari tahu sumber-sumber atau dokumen-dokumen yang digunakan dalam penulisan kitab Taurat. Teori ini berasumsi bahwa kitab Taurat tidak ditulis oleh satu penulis tunggal, melainkan berasal dari beberapa dokumen yang dikumpulkan dan diolah oleh para pengarang atau penyunting.
Fungsi utama dari teori sumber-sumber adalah untuk membantu memahami struktur dan komposisi kitab Taurat. Dengan mengidentifikasi sumber-sumber atau dokumen-dokumen asli yang digunakan dalam penulisan kitab Taurat, maka akan dapat dipahami bagaimana kitab Taurat diorganisasi dan dikomposisikan. Dalam hal ini, teori sumber-sumber juga membantu menjawab beberapa pertanyaan kritis tentang teks, seperti bagaimana dan mengapa beberapa bagian saling berkaitan atau bertentangan.
Secara khusus, teori sumber-sumber menelusuri asal mula dan perubahan yang terjadi pada dokumen-dokumen yang menjadi sumber penulisan kitab Taurat. Pendekatan ini mengklasifikasikan teks Taurat menjadi beberapa sumber utama, yang dikenal sebagai sumber Yahwist, sumber Elohist, sumber Deuteronomis, dan sumber Imamat (Priest).
A. Sumber Yahwist (Y)
Berikut keistimewaan sumber Yahwist:
- Menggunakan kata YHWH dalam menuliskan nama Tuhan dan dalam LAI umumnya di terjemahkan dengan nama TUHAN
- Gaya bahasa naratif yang hidup dan gamblang: Sumber Yahwist ditandai dengan gaya bahasa naratif yang hidup dan gamblang, yang membuat cerita-cerita dalam kitab Taurat menjadi mudah dipahami dan diingat. Sumber Yahwist sering menggunakan ungkapan-ungkapan populer, kata-kata onomatopoeia, dan penggambaran realistis yang menarik untuk membawa cerita ke dalam kehidupan.
- Menempatkan fokus pada figur manusia dan hubungan mereka dengan Tuhan: Sumber Yahwist menempatkan fokus pada figur manusia dan hubungan mereka dengan Tuhan, dan menekankan pentingnya iman dan pengabdian kepada Tuhan. Karakter-karakter manusia dalam sumber Yahwist ditampilkan sebagai manusia yang berjuang dengan kesalahan dan kelemahan, tetapi juga dapat memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.
- Memberikan teologi Yahwist yang khas: Sumber Yahwist memberikan teologi Yahwist yang khas, yang menganggap Yahweh sebagai Tuhan pribadi yang dekat dengan manusia dan aktif dalam sejarah dunia. Teologi Yahwist menekankan pentingnya perjanjian dengan Tuhan dan pemenuhan kehendak Tuhan sebagai landasan kehidupan beragama yang benar.
B. Sumber Elohist (E)
Keistimewaan Sumber Elohist ini adalah:
- Dalam narasi Pentateuch sumber E menggunakan kata Elohim untuk menuliskan nama Allah dalam Alkitab.
- Menekankan makna simbolik dan keberadaan Tuhan: Sumber Elohist menekankan makna simbolik dan keberadaan Tuhan. Sumber ini sering menggunakan figur simbolik seperti malaikat dan mimpi untuk mengekspresikan kehadiran Tuhan dan makna kehidupan.
- Fokus pada peran penting Yakub dan Yusuf: Sumber Elohist fokus pada peran penting Yakub dan Yusuf dalam sejarah Israel. Cerita tentang Yakub dan Yusuf menunjukkan bagaimana Tuhan terus memimpin umat-Nya melalui orang-orang yang dipilih-Nya.
- Lebih terpusat pada hukum dan ritual: Sumber Elohist lebih terpusat pada hukum dan ritual. Sumber ini menekankan pentingnya pengorbanan dan upacara keagamaan dalam menghormati Tuhan, serta memberikan petunjuk rinci tentang bagaimana mempraktikkan ibadah dan memberikan hukum yang mengatur kehidupan sehari-hari.
C. Deutronomist (D)
Keistimewaan sumber Deutronomist:
- Sumber D menggunakan penggabuangan Yahwe Elhohim atau dalam Terjemahan LAI (Tuhan Allah)
- Penekanan pada kepatuhan terhadap hukum Allah: Sumber Deutronomist menekankan pentingnya kepatuhan terhadap hukum Allah. Sumber ini menunjukkan bahwa Tuhan memberikan hukum-Nya sebagai pedoman  

bagi umat-Nya agar hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
- Fokus pada kisah-kisah sejarah dan kisah-kisah kepemimpinan: Sumber Deutronomist fokus pada kisah-kisah sejarah dan kisah-kisah kepemimpinan dalam sejarah Israel. Sumber ini menunjukkan bahwa Tuhan terus memimpin umat-Nya melalui orang-orang yang dipilih-Nya.
- Perhatian pada masalah sosial dan kemanusiaan: Sumber Deutronomist memberikan perhatian khusus pada masalah sosial dan kemanusiaan. Sumber ini menunjukkan bahwa Tuhan peduli pada kehidupan sosial dan kemanusiaan umat-Nya, dan memberikan pedoman tentang bagaimana memperlakukan sesama manusia dengan baik dan adil.
D. Sumber Imamat (Priest/P)
Keistimeawaan Sumber Imamat (Priest)
- Fokus pada upacara ibadah dan persembahan: Sumber Imamat fokus pada upacara ibadah dan persembahan yang dilakukan oleh umat Israel. Sumber ini memberikan aturan-aturan dan petunjuk tentang cara melakukan upacara ibadah dan memberikan penjelasan tentang makna dan tujuan persembahan yang dipersembahkan kepada Allah.
- Penekanan pada kesucian dan ketaatan: Sumber Imamat menekankan pentingnya kesucian dan ketaatan dalam melakukan ibadah. Sumber ini menunjukkan bahwa Tuhan meminta umat-Nya untuk hidup dalam kekudusan dan melakukan segala sesuatu dengan penuh ketaatan dan hormat kepada-Nya.
- Peran imam dan fungsi keluarga imam: Sumber Imamat memberikan perhatian khusus pada peran imam dan fungsi keluarga imam dalam melakukan ibadah. Sumber ini menjelaskan tentang tugas dan tanggung jawab imam, termasuk tugas-tugas seperti membersihkan tempat suci dan memimpin upacara ibadah. Sumber ini juga memberikan penjelasan tentang struktur keluarga imam dan bagaimana mereka memainkan peran penting dalam menjaga kesucian dan kekudusan umat Israel.


RANGKUMAN TAFSIR KITAB PENTATEUKH Ringkasan umum Kitab Pentateukh adalah bahwa kitab ini terdiri dari lima kitab, yaitu Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Kitab ini mengisahkan sejarah awal manusia dan Israel, termasuk penciptaan dunia, manusia, dan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Israel seperti keluarnya bangsa Israel dari Mesir, pemberian hukum Taurat, dan perjalanan menuju tanah Kanaan. Kitab ini juga menampilkan berbagai hukum, tata ibadah, dan instruksi yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Israel melalui nabi Musa. Selain itu, Kitab Pentateukh juga menekankan kepercayaan pada satu-satunya Allah yang benar dan pentingnya ketaatan kepada-Nya.

IV. TAFSIR PERJANJIAN LAM TENTANG KITAB-KITAB SEJARAH
4.1. Tahapan Menafsirkan Kitab-kitab Sejarah
Berikut penjelasan lengkap tentang Tafsir Kitab Sejarah dalam Perjanjian Lama:
Kitab Sejarah merupakan kelompok kitab di dalam Perjanjian Lama yang berisi kisah-kisah sejarah umat Israel mulai dari masa-masa perjalanan bangsa Israel dari Mesir menuju Tanah Perjanjian hingga masa pemerintahan raja-raja Israel. Kelompok kitab Sejarah terdiri dari lima kitab, yaitu Yosua, Hakim-Hakim, Rut, 1 Samuel, dan 2 Samuel, 1 Raja-Raja dan 2 Raja-Raja.
Tafsir Kitab Sejarah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode tafsir yang telah dibahas sebelumnya, seperti tafsir historis, tafsir literer, dan tafsir teologis. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tafsir kitab-kitab Sejarah, antara lain:
1. Konteks sejarah: Sebelum melakukan tafsir, perlu dipahami konteks sejarah di mana kitab-kitab Sejarah ditulis. Hal ini sangat penting karena kitab-kitab ini merupakan sejarah umat Israel, sehingga pemahaman tentang konteks sejarah akan membantu memahami pesan dan tujuan penulisan kitab.
2. Narasi dan gaya sastra: Kitab-kitab Sejarah ditulis dengan gaya narasi dan sastra yang khas, sehingga dalam melakukan tafsir perlu memperhatikan unsur-unsur narasi dan sastra yang digunakan. Hal ini akan membantu dalam memahami pesan dan tujuan penulisan kitab
3. Konteks teologis: Kitab-kitab Sejarah juga memiliki konteks teologis yang penting untuk dipahami. Sebagian besar kitab-kitab ini menunjukkan bagaimana Tuhan bekerja dalam sejarah umat Israel, dan bagaimana kehendak-Nya terwujud melalui tindakan para pemimpin dan raja-raja Israel. Oleh karena itu, dalam melakukan tafsir perlu memperhatikan pesan teologis yang ingin disampaikan oleh kitab-kitab Sejarah.
4. Hubungan dengan Kitab Taurat: Kitab-kitab Sejarah juga memiliki hubungan yang erat dengan Kitab Taurat, khususnya dalam hal pelaksanaan hukum-hukum Allah. Oleh karena itu, dalam melakukan tafsir perlu memperhatikan hubungan antara kitab-kitab Sejarah dengan Kitab Taurat, dan bagaimana kitab-kitab ini menerapkan hukum-hukum Allah dalam kehidupan umat Israel.
Dalam melakukan tafsir Kitab Sejarah, penting untuk memahami bahwa kitab-kitab ini bukan hanya sekedar sejarah yang menceritakan peristiwa-peristiwa masa lalu, tetapi juga memiliki pesan teologis yang penting untuk dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami konteks sejarah, narasi dan gaya sastra, konteks teologis, dan hubungan dengan Kitab Taurat, kita dapat melakukan tafsir Kitab Sejarah dengan lebih baik dan mendalam.
4.2. Masa Pra Kerajaan
Sejarah Bapak Leluhur atau disebut dengan Pra-kerajaan Israel merujuk pada periode sejarah yang terjadi sebelum pendirian kerajaan Israel yang pertama pada sekitar tahun 1000 SM. Periode ini terbagi menjadi dua periode: zaman Patriark dan zaman Kejatuhan Mesir.
Zaman Patriark adalah periode yang meliputi kisah-kisah kehidupan para leluhur Israel seperti Abraham, Ishak, dan Yakub. Selama periode ini, keturunan mereka tinggal sebagai pengembara dan penggembala di sekitar Kanaan.
Zaman Kejatuhan Mesir mengisahkan kisah keluaran bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan kepemimpinan Musa. Peristiwa penting selama periode ini antara lain pemberian hukum Taurat di Gunung Sinai dan perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Perjanjian.
Beberapa tokoh penting selama periode pra-kerajaan Israel antara lain Abraham, Ishak, Yakub, Yusuf, dan Musa. Abraham dikenal sebagai bapak umat Yahudi dan dianggap sebagai tokoh yang memulai perjanjian Allah dengan bangsa Israel. Ishak merupakan putra Abraham dan dianggap sebagai tokoh penting dalam pembentukan identitas Israel. Yakub, cucu Abraham, memiliki dua belas putra yang menjadi leluhur dari dua belas suku Israel. Yusuf, salah satu putra Yakub, dijual ke Mesir oleh saudara-saudaranya dan kemudian menjadi penasehat Firaun. Musa, dianggap sebagai pemimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir dan menerima hukum Taurat dari Allah di Gunung Sinai.
4.3. Pendudukan Kanaan dan Hakim-hakim
Pendudukan Israel atas Tanah Kanaan dimulai setelah mereka keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa. Setelah Musa wafat, kepemimpinan Israel beralih ke Yosua bin Nun yang dipilih oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel menaklukkan tanah Kanaan.
Masa pendudukan Israel di Kanaan terbagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah penaklukan wilayah tengah dan selatan yang meliputi daerah Yerikho, Hebron, dan Yudea. Tahap kedua adalah penaklukan wilayah utara dan pantai, termasuk kota-kota seperti Hazor dan Megido. Tahap ketiga adalah pembagian wilayah dan penguasaan atas daerah-daerah yang belum dikuasai.
Selama masa pendudukan, Israel dihadapkan pada tantangan yang berat, termasuk melawan suku-suku Kanaan yang bertahan di wilayah itu dan sering kali melakukan pemberontakan. Namun, berkat bantuan Allah, Israel berhasil mengalahkan musuh-musuh mereka dan memperluas wilayah kekuasaannya.
Setelah Yosua wafat, pemerintahan Israel dipimpin oleh para hakim, yang memimpin dan memerintah bangsa Israel dalam waktu yang berbeda-beda. Beberapa hakim terkenal dalam sejarah Israel antara lain Debora, Gideon, dan Simson. Namun, selama periode ini, Israel juga mengalami masa-masa sulit, termasuk sering kali jatuh dalam penyembahan berhala dan terlibat dalam perang saudara.
Kisah-kisah dalam Kitab Sejarah ini memberikan pengajaran tentang hubungan manusia dengan Allah dan satu sama lain, serta konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil. Periode ini juga menandai awal dari monarki Israel, ketika raja-raja seperti Saul, Daud, dan Salomo memimpin bangsa Israel.
4.4. Israel Raya: Saul, Daud dan Salomo
Setelah israel menjadi satu kerajaan tiga raja pertama adalah Saul, Daud dan Salomo bisa jelaskan periode mereka dan keistimewaan masing-masing?
Periode tiga raja pertama Israel dimulai dengan raja Saul yang memerintah sekitar tahun 1020-1000 SM. Saul dipilih oleh Allah untuk menjadi raja atas Israel setelah sebelumnya mereka dipimpin oleh hakim-
hakim. Salah satu keistimewaan Saul adalah dia adalah raja pertama Israel dan merupakan pilihan Allah sendiri. Namun, kepemimpinannya terganggu oleh kegagalan-kegagalan dan kemuraman jiwa, dan ia digantikan oleh Daud.
Daud adalah raja kedua Israel yang memerintah sekitar tahun 1000-961 SM. Daud diangkat menjadi raja oleh Allah setelah Saul tidak lagi dianggap layak memimpin. Daud dikenal sebagai seorang raja yang bijaksana, kuat, dan percaya kepada Allah. Salah satu keistimewaan Daud adalah dia berhasil menyatukan seluruh suku-suku Israel menjadi satu kerajaan yang kuat, dan membuat Yerusalem menjadi ibu kota.
Salomo, putra Daud, adalah raja ketiga Israel yang memerintah sekitar tahun 961-922 SM. Salah satu keistimewaan Salomo adalah kebijaksanaannya dan kekayaannya. Ia memperluas kerajaannya melalui perdagangan dan mengeksploitasi sumber daya alam, sehingga membawa kemakmuran bagi bangsa Israel. Namun, kebijaksanaan Salomo diwarnai oleh kesalahan-kesalahan, termasuk pernikahannya dengan perempuan-perempuan asing dan penyembahan berhala.
Ketiga raja ini dikenal sebagai raja-raja Israel dalam Perjanjian Lama, dan mereka memiliki peran penting dalam sejarah Israel. Saul memulai periode kerajaan, Daud berhasil menyatukan seluruh suku-suku Israel menjadi satu kerajaan yang kuat, dan Salomo membawa kemakmuran yang besar bagi bangsa Israel.
4.5. Perpecahan: Israel Selatan dan Israel Utara
Perpecahan Kerajaan Israel terjadi setelah kematian raja Salomo sekitar tahun 931 SM. Saat itu, putra Salomo, Rehabeam, menjadi raja. Namun, ia gagal mempertahankan kesatuan kerajaan dan menghadapi pemberontakan dari sepuluh suku utara. Mereka tidak puas dengan pemerintahan Rehabeam dan menuntut keadilan dan pengurangan pajak. Rehabeam gagal memenuhi tuntutan ini, dan sepuluh suku tersebut memisahkan diri dari Kerajaan Israel dan membentuk kerajaan yang terpisah yang disebut Kerajaan Israel Utara.
Kerajaan Israel Utara kemudian dipimpin oleh sepuluh suku tersebut dengan ibu kota di Samaria, sedangkan Kerajaan Yehuda di selatan dipimpin oleh keturunan Daud dengan ibu kota di Yerusalem. Kedua kerajaan ini hidup berdampingan dan terkadang bersekutu, tetapi juga sering kali berselisih dan bahkan berperang satu sama lain. Perpecahan ini menunjukkan bahwa kesatuan bangsa Israel tidak selalu stabil dan sering kali terancam oleh perbedaan dan perselisihan.
Pemberontakan terjadi karena adanya ketidakpuasan terhadap pemerintahan Raja Rehabeam, yang dianggap tidak adil dan keras terhadap rakyat. Rehabeam menolak permintaan kaum Israel untuk mengurangi pajak dan beban kerja yang berat, yang dikenakan pada mereka oleh raja sebelumnya, Raja Salomo. Hal ini memicu kemarahan rakyat dan menyebabkan mereka memberontak.
Masalah pokok dari pemberontakan tersebut adalah masalah sosial-ekonomi dan politik. Raja-raja sebelumnya, terutama Raja Salomo, telah membangun bangunan-bangunan megah dan program-program proyek besar yang memakan biaya yang sangat besar. Untuk membiayai proyek-proyek tersebut, Raja Salomo menaikkan pajak dan memaksakan kerja yang berat pada rakyat. Ketika Raja Rehabeam naik takhta, kaum Israel meminta pengurangan pajak dan beban kerja yang berat tersebut, tetapi Raja Rehabeam menolak permintaan mereka. Ini memicu kemarahan rakyat dan memicu pemberontakan yang memisahkan kerajaan menjadi dua.

4.6. Raja-raja di Israel Selatan: Yehuda
Berikut adalah daftar raja-raja di Kerajaan Israel Selatan beserta tahun-tahun pemerintahan mereka:
- Rehabeam (928-911 SM)
- Abia (911-908 SM)
- Asa (908-867 SM)
- Yosafat (867-846 SM)
- Yoram (846-843 SM)
- Ahazia (843-842 SM)
- Atalya (842-837 SM)
- Yoas (837-800 SM)
- Amazia (800-783 SM)
- Uzia (783-742 SM)
- Yotam (742-735 SM)
- Ahaz (735-715 SM)
- Hizkia (715-686 SM)
- Manasye (686-642 SM)
- Amon (642-640 SM)
- Yoahas (640 SM)
- Yoakim (609-598 SM)
- Yoakhin (598-597 SM)
- Zedekia (597-586 SM)
Harap dicatat bahwa beberapa sumber mungkin memberikan tanggal yang sedikit berbeda untuk beberapa raja.
4.7. Raja-raja Israel Utara: Samaria
Berikut adalah daftar raja-raja yang memerintah Kerajaan Israel utara beserta kurun waktu pemerintahan mereka:
- Yerobeam bin Nebat (931-910 SM)
- Nadab bin Yerobeam (910-909 SM)
- Baasya bin Ahia (909-886 SM)
- Ela bin Baasya (886-885 SM)
- Zimri (885 SM)
- Omri (885-874 SM)
- Ahab bin Omri (874-853 SM)
- Ahazia bin Ahab (853-852 SM)
- Yoram bin Ahab (852-841 SM)
- Yehu bin Nimshi (841-814 SM)
- Yoas bin Yehu (814-798 SM)
- Yerobeam II bin Yoas (798-782 SM)
- Zakharia bin Yerobeam (782-753 SM)
- Shallum (753 SM)
- Menahem bin Gadi (753-742 SM)
- Pekahya bin Menahem (742-740 SM)
- Pekah bin Remalyahu (740-732 SM)
- Hosea bin Ela (732-722 SM)
Kerajaan Israel utara berakhir pada tahun 722 SM ketika Assyria menaklukkan ibu kotanya, Samaria, dan menawan sebagian besar penduduknya.
4.8. Akhir Kerajaan Israel utara dan Pembuangan Yehuda ke Babelonia
Kerajaan Israel Selatan (Yehuda) akhirnya jatuh pada tahun 586 SM ketika kota Yerusalem dan Bait Suci dihancurkan oleh tentara Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar. Raja terakhir Yehuda, Zedekia, ditawan dan dibawa ke Babel bersama banyak penduduk Yerusalem dan sekitarnya.
Sementara itu, Kerajaan Israel Utara (Israel) jatuh lebih awal, pada tahun 722 SM, ketika ibu kotanya Samaria dikepung oleh pasukan Asyur. Banyak penduduk Israel diasingkan ke wilayah Asyur, dan wilayah Israel menjadi bagian dari Kekaisaran Asyur.
Dalam kedua kasus ini, kejatuhan kerajaan-kerajaan itu disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pemberontakan terhadap kekuasaan asing, perpecahan internal, kelemahan militer, dan pengaruh negatif dari agama-agama politeistik asing. Namun, dalam konteks keagamaan, kejatuhan kerajaan-kerajaan itu dianggap sebagai hukuman dari Allah atas kesalahan dan dosa-dosa yang dilakukan oleh para pemimpin dan penduduknya.
Kerajaan Israel Utara jatuh pada tahun 722 SM ketika kota Samaria, ibukotanya, direbut oleh pasukan Asyur di bawah pimpinan raja Shalmaneser V. Setelah itu, sebagian besar penduduk Israel Utara diangkut ke wilayah Asyur dan daerah-daerah lain dalam kerajaan Asyur. Hal ini dikenal sebagai Pembuangan Besar atau Exile.
Setelah jatuhnya Kerajaan Israel Utara, sejumlah besar bangsa asing mulai bermigrasi ke wilayah itu dan menetap di sana. Bangsa-bangsa tersebut menjadi dikenal sebagai orang Samaria atau Samarit. Mereka menggabungkan beberapa unsur agama Yahudi dengan keyakinan dan praktik agama mereka sendiri.
Selain itu, sejumlah orang Yahudi juga tetap tinggal di wilayah Israel Utara, terutama di wilayah Galilea. Mereka mempertahankan keyakinan dan praktik agama Yahudi mereka, yang kemudian menjadi dasar bagi Yudaisme Rabbinik setelah pembuangan kedua oleh orang Romawi pada tahun 70 Masehi.
4.9. Umat Allah Setelah penahlukan Asyur dan Pembuangan Babel
Israel terbuang ke Babel atau disebut pembuangan Babel karena mereka dikalahkan oleh bangsa Babel di bawah pimpinan raja Nebukadnezar II. Penaklukan tersebut menyebabkan kota Yerusalem dan Bait Suci mereka dihancurkan, dan banyak orang Israel dibawa ke Babel sebagai tawanan pada tahun 586 SM.
Penyebab utama pembuangan Babel adalah Israel melanggar perjanjian yang mereka buat dengan Allah. Allah telah memberikan peringatan kepada bangsa Israel melalui para nabi-Nya untuk berbalik dari perbuatan jahat mereka dan kembali kepada-Nya, tetapi bangsa Israel tetap berpaling dari Allah dan terus
melakukan kejahatan. Akibatnya, Allah membiarkan mereka dihukum oleh bangsa Babel. Hal ini juga menjadi bukti bahwa pemeliharaan perjanjian yang dibuat dengan Allah sangat penting dan harus dipatuhi oleh manusia.
Perjanjian yang dilanggar adalah Perjanjian Lama antara Allah dan bangsa Israel yang ditegakkan melalui Musa di Gunung Sinai (Keluaran 19-24; Ulangan 5-26). Perjanjian ini memuat aturan-aturan yang harus diikuti oleh bangsa Israel dalam beribadah, bertindak adil, dan menjaga kesucian moral mereka.
Beberapa contoh pelanggaran Perjanjian yang dilakukan oleh bangsa Israel antara lain:
- Penyembahan berhala dan dewa-dewi lain (Keluaran 20:3-6). Bangsa Israel seringkali memuja berhala dan dewa-dewi lain yang bertentangan dengan perintah Tuhan.
- Penyembelihan binatang tanpa prosedur yang ditentukan oleh hukum agama Yahudi (Imamat 17:3-4). Ini termasuk memakan daging yang diharamkan oleh Taurat.
- Pernikahan Campur dengan orang asing, yang merupakan pelanggaran hukum agama Yahudi (Imamat 18:6-23).
- Kekerasan dan kesewenang-wenangan terhadap sesama manusia (Mikha 2:1-2; Amos 4:1-2). Ini termasuk tindakan diskriminatif terhadap orang miskin dan orang lemah.
- Penolakan untuk menaati hukum Taurat (Yeremia 11:7-8; Hosea 8:1-3). Para pemimpin dan rakyat Israel tidak lagi mematuhi hukum Taurat, bahkan mengabaikannya sama sekali.
Semua contoh pelanggaran ini tercatat dalam kitab-kitab nabi-nabi di Perjanjian Lama, seperti Yeremia, Hosea, Amos, dan Mikha. Akibat dari pelanggaran-pelanggaran ini adalah pembuangan bangsa Israel ke Babel dan kehancuran Yerusalem pada tahun 587 SM.
Setelah ditaklukkan oleh Asyur pada tahun 722 SM, kerajaan Israel Utara mengalami kehancuran yang parah. Banyak penduduknya dibuang ke berbagai wilayah di Asyur dan digantikan dengan penduduk dari wilayah-wilayah Asyur yang lain. Wilayah Israel Utara sendiri kemudian disebut sebagai Samaria, dan menjadi salah satu provinsi kekaisaran Asyur.
Meskipun begitu, ada beberapa kelompok orang Israel Utara yang tetap tinggal di Samaria, dan mereka mencampuradukkan agama dan kepercayaan mereka dengan budaya yang baru. Akibatnya, orang-orang ini kemudian dikenal sebagai orang Samaria atau orang Samaritan, dan dianggap sebagai orang asing atau murtad oleh orang-orang Yahudi.
Akhir kerajaan Israel Utara sendiri terjadi pada tahun 722 SM ketika raja terakhirnya, Hosea, ditangkap oleh tentara Asyur dan kerajaan ini secara resmi dihapuskan. Wilayah Samaria kemudian dikuasai oleh Asyur dan menjadi bagian dari kekaisaran mereka hingga jatuhnya kekaisaran tersebut pada abad ke-7 SM.
4.10. Apakah Allah Meninggalkan UmatNya?
Allah tidak meninggalkan umat-Nya yang terbuang di Babel begitu saja. Meskipun mereka dihukum karena pelanggaran perjanjian, Allah tetap setia dan berjanji untuk menyelamatkan mereka. Salah satu bentuk kesetiaan Allah adalah melalui para nabi-Nya, seperti Yeremia dan Yehezkiel, yang menyampaikan pesan-pesan penyertaan dan penghiburan kepada umat yang terbuang.
Selain itu, dalam periode pembuangan, terjadi perubahan signifikan dalam praktik keagamaan dan tafsir kitab suci. Dalam kurun waktu ini, muncul para imam dan ahli tafsir yang menjaga tradisi keagamaan dan
mengembangkan pemahaman kitab suci. Mereka membantu umat mempertahankan keyakinan dan budaya mereka, serta memperkuat identitas Yahudi mereka.
Allah juga memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik bagi umat-Nya, seperti melalui nubuat-nubuat tentang pembebasan dan kembalinya umat ke tanah air mereka. Salah satu nubuat terkenal adalah nubuat tentang Mesias yang akan datang dan membawa keselamatan bagi umat-Nya.
Dengan demikian, meskipun umat terbuang dari tanah air mereka sebagai akibat dari pelanggaran perjanjian, Allah tetap setia dan memberikan harapan dan penghiburan bagi mereka, serta melanjutkan hubungan-Nya dengan umat-Nya melalui para nabi dan pemimpin keagamaan.
Setelah kerajaan Israel Utara ditaklukkan oleh Asyur, banyak orang Israel dari kerajaan tersebut dibuang dan diasingkan ke wilayah Asyur dan daerah-daerah lainnya. Beberapa orang Israel yang ditinggalkan di tanah Israel Utara kemudian bergabung dengan orang-orang asing yang dibawa ke sana oleh Asyur. Namun demikian, hubungan Allah dengan orang-orang Israel yang diasingkan dari kerajaan Israel Utara tidak terputus begitu saja.
Rangkuman dari tafsir kitab-kitab sejarah dalam Perjanjian Lama: - Kitab Yosua: Menceritakan peristiwa pemimpin Yosua memimpin bangsa Israel menaklukkan Tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Allah. Pesan utamanya adalah kesetiaan kepada Allah dan pentingnya taat kepada perintah-Nya. - Kitab Hakim-hakim: Menceritakan tentang para hakim yang dipilih oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel setelah kematian Yosua. Pesan utamanya adalah pentingnya setia kepada Allah dan konsekuensi yang muncul ketika meninggalkan-Nya. - Kitab Rut: Menceritakan kisah kehidupan Rut dan Naomi di Betlehem dan bagaimana mereka akhirnya mendapatkan keselamatan dan perlindungan dari Boas. Pesan utamanya adalah kasih setia dan pengorbanan yang datang dari iman kepada Allah. - Kitab 1 Samuel: Menceritakan kehidupan nabi Samuel dan pemilihan raja pertama Israel, Saul. Pesan utamanya adalah bahwa setia kepada Allah lebih penting daripada kekuasaan atau kemuliaan manusia. - Kitab 2 Samuel: Menceritakan kehidupan raja Daud, termasuk perjuangannya untuk memperluas kerajaan Israel dan dosa-dosanya. Pesan utamanya adalah pentingnya taat kepada Allah dan konsekuensi yang muncul ketika melanggar-Nya. - Kitab 1 Raja-raja: Menceritakan kehidupan raja Salomo dan kemudian pecahnya kerajaan Israel menjadi dua negara setelah kematiannya. Pesan utamanya adalah kesetiaan kepada Allah dan akibat dari mempersekutukan-Nya dengan dewa-dewa lain. - Kitab 2 Raja-raja: Menceritakan kisah-kisah raja-raja baik di Israel utara maupun di Yehuda selama waktu yang sulit. Pesan utamanya adalah pentingnya setia kepada Allah dan akibat yang muncul ketika meninggalkan-Nya.

V. TAFSIR KITAB PARA NABI-NABI
5.1. Tahapan Menafsirkan Kitab Nabi-nabi
Tafsir Kitab Nabi-nabi adalah cara untuk memahami pesan-pesan yang terkandung dalam Kitab Nabi-nabi dalam Alkitab Perjanjian Lama. Kitab Nabi-nabi terdiri dari 17 kitab, yaitu Yesaya, Yeremia, Ratapan, Yehezkiel, Daniel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
Berikut adalah beberapa panduan ringkas untuk menafsirkan Kitab Nabi-nabi:
1. Perhatikan konteks sejarah dan sosial di mana kitab-kitab ini ditulis, dan hubungkan kaitannya dengan peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada saat itu.
2. Perhatikan struktur dan tema dari setiap kitab Nabi-nabi, dan hubungkan kaitannya dengan tema-tema yang muncul di seluruh kitab tersebut.
3. Perhatikan perbedaan dan kesamaan antara versi-versi naskah Kitab Nabi-nabi, dan bandingkan hal tersebut dengan konteks sejarah dan sosial saat itu.
4. Perhatikan unsur-unsur simbolik dan teologis yang muncul dalam Kitab Nabi-nabi, seperti penggambaran Allah dan hubungan antara Allah dan manusia.
5. Perhatikan penggunaan bahasa figuratif, seperti metafora, simbol, dan alegori, dalam Kitab Nabi-nabi, dan perhatikan cara-cara di mana bahasa figuratif tersebut memperkuat pesan-pesan teologis dan moral yang disampaikan oleh para nabi.
6. Perhatikan kaitan antara Kitab Nabi-nabi dengan Kitab Taurat dan Kitab Sejarah, karena banyak pesan-pesan dalam Kitab Nabi-nabi yang mengacu pada peristiwa-peristiwa dan hukum-hukum yang terdapat dalam Kitab Taurat dan Kitab Sejarah.
5.2. Pembagian Kitab Nabi: Nabi-nabi Besar dan Nabi-nabi Kecil
Kitab Nabi-nabi terdapat dua kelompok, yaitu Nabi Besar dan Nabi Kecil. Kelompok Nabi Besar terdiri dari empat nabi, yaitu Yesaya, Yeremia, Ratapan, dan Yehezkiel, sementara kelompok Nabi Kecil terdiri dari dua belas nabi, yaitu Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
Perbedaan antara kelompok Nabi Besar dan Nabi Kecil tidak hanya terletak pada jumlah nabi, tetapi juga pada cakupan dan kompleksitas pesan-pesan yang mereka sampaikan. Nabi Besar mengemukakan pesan-pesan yang lebih luas dan kompleks mengenai teologi, sementara Nabi Kecil lebih fokus pada pesan-pesan moral dan praktis yang ditujukan untuk masyarakat pada waktu itu.
Nabi Besar menulis kitab-kitab yang panjang, sering kali memiliki struktur yang kompleks, dan mengandung banyak pernyataan teologis dan eskatologis. Kitab Yesaya, misalnya, terdiri dari 66 bab dan berisi pesan-pesan mengenai keselamatan, penghakiman Allah, dan masa depan umat Allah. Kitab Yeremia, sementara itu, berisi pesan-pesan mengenai penyesalan dan keselamatan melalui iman yang sejati.
Di sisi lain, Nabi Kecil menulis kitab-kitab yang lebih pendek, sering kali terdiri dari beberapa bab, dan mengandung pesan-pesan praktis yang ditujukan untuk masyarakat pada waktu itu. Kitab Hosea, misalnya, berisi pesan-pesan mengenai dosa dan pengampunan, sementara Kitab Amos berbicara tentang keadilan sosial dan kepatuhan kepada Allah.
Dalam penggunaan metode tafsir, perbedaan ini harus diperhatikan, karena masing-masing kelompok memiliki ciri khas pesan dan gaya penulisan yang berbeda, sehingga dapat mempengaruhi interpretasi dan aplikasi pesan-pesan mereka
5.3. Nabi Besar:
Tafsir Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Nabi Besar dalam Kitab Nabi-nabi mengemukakan pesan-pesan yang lebih luas dan kompleks mengenai teologi. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pesan-pesan pokok yang diemukakan oleh masing-masing Nabi Besar:
- Yesaya: Yesaya berbicara tentang kebangkitan nabi dan penghakiman Allah terhadap umat manusia yang durhaka. Ia juga memperkenalkan iman kepada satu Tuhan yang menguasai segalanya, serta berbicara tentang kedatangan seorang Mesias yang akan menyelamatkan umat manusia.
- Yeremia: Yeremia mengecam umat manusia karena berpaling dari Allah dan menyerukan kesetiaan dan penyerahan diri kepada-Nya. Ia juga berbicara tentang penghakiman Allah dan keselamatan melalui iman yang sejati

Ratapan: Ratapan meratapi keruntuhan Yerusalem dan mengekspresikan duka yang mendalam atas kemerosotan moral dan spiritual umat manusia. Ia juga menyerukan pengakuan dosa dan tobat.
- Yehezkiel: Yehezkiel menyerukan kepada umat manusia agar kembali kepada Allah, memperingatkan mereka tentang konsekuensi dari dosa dan menunjukkan bahwa Allah adalah satu-satunya harapan bagi umat manusia.

Pesan-pesan Nabi Besar mencakup topik-topik seperti keselamatan, penghakiman Allah, dosa dan tobat, iman kepada satu Tuhan, serta pengharapan akan kedatangan Mesias. Karya-karya mereka memperlihatkan bahwa Allah menghendaki umat manusia untuk hidup dalam ketaatan dan kasih, dan menyerukan orang-orang untuk menyerahkan hidup mereka sepenuhnya kepada-Nya. Pesan-pesan Nabi Besar ini terus menjadi relevan bagi kita hari ini dan menjadi bagian dari iman dan pengajaran Kristen.

5.4. Nabi-nabi kecil:
Tafsir Perjanjian Lama mengajarkan bahwa Nabi-nabi Kecil dalam Kitab Nabi-nabi mengemukakan pesan-pesan yang lebih spesifik dan fokus pada keadaan sejarah yang spesifik pada saat itu. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai pesan-pesan pokok yang diemukakan oleh masing-masing Nabi Kecil:

- Hosea: Hosea mengecam keputusasaan spiritual dan moral umat manusia serta menunjukkan bahwa kesetiaan kepada Allah dan perjanjian-Nya harus menjadi fokus utama umat manusia.

- Yoel: Yoel menyerukan umat manusia untuk tobat dan kembali kepada Allah, menunjukkan bahwa penghakiman Allah akan datang tetapi juga bahwa Allah adalah kasih dan penuh belas kasih.
- Amos: Amos mengecam ketidakadilan sosial dan kekayaan yang tidak adil, menunjukkan bahwa Allah peduli dengan orang miskin dan tertindas.
- Obaja: Obaja mengecam bangsa Edom yang telah memperdaya dan menindas orang Israel, menunjukkan bahwa Allah adalah hakim yang adil dan bahwa Dia akan membalas semua orang yang bersalah.
- Yunus: Yunus menunjukkan bahwa Allah adalah Tuhan yang pengampun dan bahwa kasih-Nya melampaui semua batas, bahkan untuk orang-orang yang paling durhaka.
- Mikha: Mikha mengecam ketidakadilan sosial, kesombongan dan keangkuhan, dan menunjukkan bahwa Allah membutuhkan kesetiaan dan kepatuhan dari umat manusia.
- Nahum: Nahum mengecam bangsa Asyur yang kejam dan menunjukkan bahwa Allah akan menghukum semua orang yang tidak taat.
- Habakuk: Habakuk mengekspresikan kebingungan dan keraguan dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan, tetapi menunjukkan bahwa iman kepada Allah dapat memberikan kekuatan dan pengharapan.
- Zefanya: Zefanya mengecam ketidakadilan sosial, kesombongan dan dosa, menunjukkan bahwa Allah akan menghakimi semua orang yang durhaka dan setia kepada-Nya.
- Hagai: Hagai menyerukan umat manusia untuk membangun kembali Bait Suci di Yerusalem, menunjukkan bahwa kesetiaan kepada Allah dan peribadatan yang benar adalah penting bagi kehidupan spiritual dan nasional.
- Zakharia: Zakharia mengecam dosa dan menunjukkan bahwa Allah akan menghukum orang yang tidak taat, tetapi juga menunjukkan pengharapan akan kedatangan Mesias yang akan menyelamatkan umat manusia.
- Maleakhi: Maleakhi mengecam ketidakadilan sosial dan kesalahan spiritual, menunjukkan bahwa Allah adalah kasih dan bahwa Dia memanggil umat manusia untuk setia dan patuh kepada-Nya.
Pesan-pesan Nabi-nabi Kecil mencakup topik-topik seperti kesetiaan kepada Allah, dosa dan tobat, keadilan sosial, dan pengharapan akan penghakiman Allah dan kedatangan Mesias.
5.5. Pelayanan Nabi-nabi berdasarkan Kurun Waktu
Berikut ini adalah beberapa nabi dalam Perjanjian Lama beserta kurun waktu pelayanan mereka:
- Nabi Samuel - sekitar tahun 1050-1000 SM
- Nabi Natan - sekitar tahun 1000-960 SM
- Nabi Elia - sekitar tahun 875-850 SM
- Nabi Elisah - sekitar tahun 850-800 SM
- Nabi Hosea - sekitar tahun 755-710 SM
- Nabi Amos - sekitar tahun 760-750 SM
- Nabi Mikha - sekitar tahun 735-700 SM
- Nabi Yesaya - sekitar tahun 740-700 SM
- Nabi Yeremia - sekitar tahun 627-580 SM
- Nabi Yehezkiel - sekitar tahun 593-570 SM
- Nabi Daniel - sekitar tahun 605-535 SM

- Nabi Haggai - sekitar tahun 520 SM
- Nabi Zakharia - sekitar tahun 520-518 SM
- Nabi Maleakhi - sekitar tahun 450-400 SM
Perlu diingat bahwa kurun waktu ini adalah perkiraan, karena beberapa nabi tidak memiliki catatan yang pasti mengenai masa hidup dan pelayanan mereka.
Nabi dalam Perjanjian Lama yang pelayanannya berdasarkan wilayah dapat kita rinci terfokus pada Israel Selatan, seperti:
- Nabi Samuel (sekitar abad ke-11 SM) - Dia dikenal sebagai nabi terakhir di Israel yang melayani selama masa kekuasaan Raja Saul dan Raja Daud.
- Nabi Natan (sekitar abad ke-10 SM) - Dia adalah nabi selama masa kekuasaan Raja Daud dan terkenal karena peran pentingnya dalam memberikan tegasan moral kepada raja.
- Nabi Yesaya (sekitar abad ke-8 dan ke-7 SM) - Dia adalah nabi terkenal yang melayani selama masa kekuasaan Raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia. Yesaya mengecam orang-orang Israel yang memuja berhala dan menyerukan umat Yahudi untuk kembali ke jalan Tuhan.
- Nabi Yeremia (sekitar abad ke-7 dan ke-6 SM) - Dia adalah nabi selama masa kekuasaan Raja Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia. Yeremia menyerukan orang-orang Yahudi untuk bertobat dan kembali kepada Allah, namun sayangnya banyak orang yang tidak mendengarkan panggilannya.
Sementara itu, nabi-nabi yang melayani di Israel Utara termasuk:
- Nabi Elia (sekitar abad ke-9 SM) - Dia dikenal sebagai nabi terkenal dalam sejarah Israel Utara, dan melayani selama masa kekuasaan Raja Ahab. Elia menentang penyembahan berhala dan menyerukan umat Yahudi untuk kembali ke jalan Tuhan.
- Nabi Hosea (sekitar abad ke-8 SM) - Dia adalah nabi terkenal di Israel Utara selama masa kekuasaan Raja Yerobeam II. Hosea mengecam keputusan-keputusan buruk yang diambil oleh para pemimpin Israel Utara dan menyerukan umat Yahudi untuk kembali kepada Allah.
- Nabi Amos (sekitar abad ke-8 SM) - Dia adalah nabi dari Tekoa di selatan Yehuda, dan melayani di Israel Utara selama masa kekuasaan Raja Uzia. Amos mengecam ketidakadilan dan kemunafikan di kalangan para pemimpin Israel Utara dan menyerukan umat Yahudi untuk bertobat dan kembali kepada Allah.
- Nabi Hosea (sekitar abad ke-8 SM) - Dia adalah nabi terkenal di Israel Utara selama masa kekuasaan Raja Yerobeam II. Hosea mengecam keputusan-keputusan buruk yang diambil oleh para pemimpin Israel Utara dan menyerukan umat Yahudi untuk kembali kepada Allah.
Beberapa nabi yang melayani pada masa pembuangan dan pesan utama yang mereka sampaikan:
- Yehezkiel - Melayani pada kurun waktu 597-586 SM. Pesan uta

Admin on Mar 27, 2023
Teologia Perjanjian Lama Oleh : Pdt. Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan

TEOLOGI PERJANJIAN LAMA

Oleh : Pdt. Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan

 VIDEO bisa dilihat disini : 

https://youtu.be/4Y30R7zq0ko

 

PELAJARAN I

Allah menciptakan langit dan bumi:

Umat Israel memuji Tuhan Yang Menciptakan Langit Dan Bumi

Atas  prakarya-Nya sendiri

Dengan maksud menjalin hubungan timbal balik dengan para makhluk-Nya :

  • Segala bangsa kuno mengenal Allah tertinggi sebagai Khalik alam semesta. Dengan memuji Tuhan sebgai Pencipta,

        Maka pada satu segi dewa-dewi alam ditolak pada segi lain peran universal Tuhan diakui.

  • Tuhan menciptakan langit dan bumi dengan sempurna
  • Tuhan mengatasi kuasa-kuasa kegelapan dan
  • Tuhan menciptakan dengan perantaraan Firman, Roh dan

Allah menciptakan manusia:

Di antara segala mahkluk manusia diberikan tempat terkemuka karena Allah hendak bersekutu dengan dia dalam suatu perjanjian :

  1. Manusia dijadikan sebagai tubuh berjiwa dan jiwa bertubuh yang terarah oleh keputusan hatinya.
  2. Manusia dijadikan menurut gambar Allah dan diberikan kuasa untuk memelihara dunia.
  3. Manusia dijadikan sebagi laki – laki dan perempuan. Mitra yang berbeda dan setingkat sederajat.
  4. Manusia mencurigai Allah dan membahayakan hubungan dengan Tuhan dan sesama.
  5. Tuhan memberkati segala makluknya dan memanggil manusia agar ia hidupdalam hubungan yang benar dan adil.

     Manusia senantiasa merupakan rahasia bagi dirinya sendiri karena tantangan yang dialami dalam dirinya sendiri.

Allah memberkati para makhluk-Nya dan memelihara ciptaan-Nya:

Menyelamatkan merupakan peristiwa yang Allah kerjakan.

Memberkati dan memelihara dapat disamakan dengan suatu aliran yang tidak berhenti :

  1. Allah memberkati manusia yang bertambah banyak.
  2. Allah senantiasa memberkati umat manusia.
  3. Allah prihatin kepada manusia yang berdosa, Ia menghakimi tetapi memberkati pula.
  4. Timbul krisis antar Allah dan manusia, namun Allah tetap memelihara ciptaanNya.
  5. Manusia diajak berkarya dan diundang dalam persekutuan Tuhan.

PELAJARAN II

Allah memilih para leluhur Israel:

Allah memilih Abraham, Ishak dan Yakub

  1. Allah memilih orang-orangNya atas perkenanNya sendiri dan bukan karena jasa atau bakat orang tersebut.
  2. Allah memanggil orang-orangNya dan menyuruh mereka meninggalkan segala jaminan dan menuju tempat di mana Ia akan menemui mereka.
  3. Allah memberkati orang yang dipilihNya.
  4. Dengan memilih orang-orang tertentu Allah tidak menolak orang lain.

Allah menyatakan diri-Nya:

  1. Di antara tindakan-tindakan Allah terhadap para bapa leluhur, selayaknyalah disebut pertama-tama pernyataan-pernyataan diriNya kepada mereka. Dengan berulang-ulang Allah

        memperlihatkan namaNya (atau suatu gelar ilahi sebagai gantinya), serta menyatakan kehadiranNya di beberapa tempat suci di tanah Kanaan.

  1. Bukan ilah sembahan keluarga, sembahan suku atau sembahan setempat tetapi Tuhan, Allah orang Israel, Yang Mahatinggi dan Pencipta langit dan bumi,

        itulah  yang  menyatakan diriNya kepada para bapa leluhur, sebelum Israel lahir sebagai umatNya dan sebelum Kanaan menjadi milik pusaka mereka.

  1. Allah juga bertindak secara tersembunyi dan baru pada akhir kisah, tindakan-Nya tampak.

Allah mengikat perjanjian: Dua kesaksian utama

Dalam hubungan yang erat dengan memilih dan memanggil para bapa leluhur itu,

Allah mengikat suatu perjanjian dengan mereka dengan Abraham diikrarkan-Nya suatu sumpah setia

Upacara perjanjian dan sumpah itu diperbaharui-Nya kepada Ishak dan Yakub. Semuanya merupakan pertanda dan pendahuluan dari perjanjian yang akandi ikat-Nya

Dengan umat Israel pada waktu kelahirannya yakni pada waktu Ia membawa mereka keluar dari Mesir.

Menurut lapisan-lapisan PL yang ditentukan oleh cara pandang imam-imam, perjanjian dengan para bapa leluhur itu sekaligus merupakan perjanjian Tuhan dengan Israel.

Di dalam diri Abraham, seluruh Israel diangkat menjadi umat-Nya dan berkenaan dengan diri Abraham, sekali untuk selama-lamanya Tuhan menetapakan diri-Nya menjadi Allah orang Israel.

Allah memberikan janji-janji-Nya

Allah menjanjikan berkat, keturunan, dan tanah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Janji-janji itu merupakan benang merah dalam cerita leluhur :

  1. Berkat yang Allah berikan hendaklah memantul dari leluhur dan keturunan-Nya kepada sekalian bangsa di dunia.
  2. Sementara para leluhur hidup sebagai orang asing di Kanaan, Allah menjanjikan keturunan yang tak terbilang banyaknya dan tanah seluruhnya.
  3. Allah sudah memberikan janji dan tanda kesetiaanNya tetapi janji itu baru akan digenapkan pada masa depan.
  4. Cerita leluhur dijuruskan pada janji ketika menjadi pra-sejarah Israel.

Pelajaran Ke III

Allah membawa Israel keluar dari Mesir :

Tempat pokok ini di dalam kesaksian kitab-kitab Perjanjian Lama
Tuhan telah membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir dengan mengerjakan tanda-tanda yang berkuasa dan telah membawanya menyeberangi

Laut Teberau dengan cara yang ajaib; itulah pokok puji-pujian dan dasar maupun inti kepercayaan umat Israel sejak masa kelahirannya.

Pokok puji-pujian dan kepercayaan bersama inilah yang mula-mula mempersatukan angkatan orang-orang Israel waktu perjalanannya di padang gurun dan

persekutuan suku-suku Israel yang telah mendiami tanah Kanaan. Segala pokok kepercayaan Israel lainnya didasarkan atas pokok “Keluaran dari Mesir” itu.

Allah membebaskan umat-Nya:

Sambil membawa Israel keluar dari Mesir, Allah membebaskan mereka dari perbudakan, serta menjadikan mereka umat milikNya sendiri. Dengan perbuatan ini, Ia bukan hanya memperlakukan mereka sebagai “anakNya yang sulung” dan sebagai umatNya yang terpilih melainkan sekaligus juga Ia membangkitkan puji-pujian dan kepercayaan mereka sebagai umat yang dengan sukarela beribadat kepadaNya.

Sebagai “hamba” Tuhan, Israel justru menjadi merdeka, bukan hanya dari perbudakan oleh manusia melainkan juga dari perbudakan oleh segala kuat kuasa yang menjadi sembahan bangsa-bangsa. Hendaklah melindungi kemerdekaan umat dan tiap-tiap anggotanya itulah maksud sebagian besar dari hukum-hukum Tuhan yang diterima oleh Israel.

Allah menyatakan nama-Nya:

Allah telah menampakkan diri-Nya kepada para leluhur di tanah Kanaan dan kepada merekapun Ia memperkenalkan diri-Nya. Menurut beberapa suara PL, ia memperkenalkan dengan nama-nama dan sebutan-sebutan ilahi yang sementara. Sedangkan menurut suara lain, Ia memperkenalkan dengan nama-Nya sendiri.

Di Mesir Ia menyatakan nama-Nya yang tunggal dan inti wujud-Nya sendiri. Mula-mula dengan firman melalui hamba-Nya, Nabi Musa, lalu dengan karya pembebasan yang ajaib untuk diketahui, dilihat dan dialami baik oleh umat-Nya Israel maupun Firaun dan segala bangsa di bumi.

Asal dan makna nama YHWH tidak diketahui dengan pasti. Nama itu digunakan sebagai nama khas Allah umat Israel yang dikenal melalui tindakan pembebasan dari Mesir.

Allah membebaskan umat-Nya dengan mengalahkan Mesir:

Untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan, Allah memukul Firaun dengan segala alat negaranya karena kekerasan hati mereka.

Ia membuat mereka menjadi tanda peringatan bagi Israel dan segala bangsa di bumi.

  1. Israel memuji Allah karena kemenanganNya atas Rahab, yakni Mesir yang menjadi lambang dan penyatuan kuasa kegelapan dan kekacauan yang jahat.
  2. Israel memuji Allah karena penghukumanNya yang adil atas kekerasan hati dan kecongkakan manusia.

Allah mengutus Musa, Harun dan Miryam:

Pada waktu membawa Israel keluar dari Mesir, Allah memanggil; mengutus dan menguasakan orang, dari tengah-tengah Israel sebagai pemimpin-pemimpin umat-Nya. 

Menurut lapisan-lapisan PL yang tertua, Tuhan sendirilah yang membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Di dalam lapisan-lapisan yang kemudian sampai ke yang

paling muda sekalipun dasar kesaksian ini tidak pernah disangkal atau ditinggalkan.

Namun, lapisan-lapisan yang lebih muda itu menekankan kebijaksanaan Allah yang mengikutsertakan manusia di dalam pekerjaanNya  memimpin dan Pembebas; mula-mula para mandor Israel,

kemudian Musa (berturut-turut digambarkan sebagai pengantar firman dan juru syafaat sebagai juru mukjizat dan pemimpin-pemimpin bangsa sebagai wakil Allah dan pelopor ibadah yang benar

dan akhirnya kepada Musa diperbantukan Harun dan Miryam.

Pelajaran Ke IV

Allah membimbing umat-Nya di Padang Gurun:

Allah telah memimpin dan membimbing Israel di dalam perjalanannya di padang gurun, yakni dari Mesir, rumah perbudakan itu, ke Kanaan tanah perhentian yang telah dijanjikan-Nya

kepada bapa leluhur mereka, Ia memelihara umat-Nya yang bersungut-sungut dan kurang percaya dan dengan memberi tanda-tanda kehadiran-Nya di rintangan bahaya maut dan kebinasaan;

Itulah pokok puji-pujian dan pengakuan percaya umat Israel sejak mereka menetap di tanah Kanaan.

Allah memilih suatu bangsa yang degil:

1.Sejumlah saksi yakin bahwa gurun adalah tempat kelahiran Israel sebagai umat Tuhan.

2.Kasih sayang Tuhan pernah dijawab umat dengan kasih pula.

3.Namun, kebanyakan saksi memberitahukan bahwa umat Allah itu memberontak di gurun, kurang percaya dan berkali-kali mencobai Allah.

Allah menanggung umat-Nya di padang gurun:

Terhadap Umat-Nya yang memberontak berulang-ulang itu, Allah memelihara hubungan-Nya yang baru saja diikat-Nya dengan Israel, bukan hanya dengan memberi tanda-tanda

pengasihan berupa pertolongan dan perlindungan yang ajaib, tetapi juga dengan tanda-tanda kemurkaan berupa penghukuman dan penarikan tangan perlindungan-Nya.

Angkatan yang keluar dari Mesir itu harus mengembara sampai mati (40 tahun di padang gurun) dan Musa sendiripun tidak diperkenankan masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan itu.

Sungguh pun demikian penghukuman itu tidak membuat hubungan Allah dengan Israel terlepas. Justru dengan penghukuman yang berat itu Allah menegakkan ikatan-Nya.

Allah menyertai umat-Nya:

Disepanjang perjalanannya di padang gurun, umat Israel disertai, dituntun dan dipimpin Tuhan, bagaikan kawanan domba digiring oleh gembalanya yang baik.

Israel menerangkan penyertaan sebagai rahasia yang digambarkannya dengan berbagai-bagai cara :

1.Sebagai kehadiran yang tetap pada siang atau malam (tiang awan atau tiang api; malaikat Tuhan, kemah suci sebagai tempat menyimpan tabut, tahta Tuhan.

   Jika kesetiaan Allah yang tidak putusnya yang hendak ditekankan.

2.Sebagai kehadiran bebas yang menurut perkenanan Tuhan (kemah suci sebagai tempat pertemuan Tuhan dengan Musa)

   jika kedaulatan dan kesucian Tuhan yang hendak ditekankan.

3.Kehadiran Tuhan di dalam kemah itu selalu bertalian dengan pelayanan seorang manusia terpilih yakni Musa atau Harun dengan sebagian dari keturunannya.

Allah menghantar umat ke tempat perhentian:

Sambil membimbing umat-Nya di padang gurun, Allah membentuk mereka sebagai suatu bangsa musafir. Mesir, rumah perbudakan itu, ada di belakang dan

tanah Kanaan tempat perhentian yang disedikan Tuhan, ada di depannya. Sungguhpun tidak mempunyai kediaman yang tetap, tidak mempunyai tanah dan

penghasilan sebagai jaminan hidup, tidak berdaya untuk membela diri terhadap ancaman, dan tidak dapat berlindung pada kepastian lain kecuali

kehadiran Tuhan yang akan melaksanakan apa yang sudah dimulai-Nya sejak Mesir.

Tidak dapat berlindung pada kepastian lain kecuali kehadiran Tuhan yang akan melaksanakan apa yang sudah dimulai-Nya sejak Mesir. Namun justru

di dalam kemiskinan yang nyata itulah Israel belajar mengenal rahasia kekayaannya pada segala abad: kekayaannya sebagai banga yang hidup melulu dari firman Allah.

 

 

 

Admin on Mar 27, 2023
IBADAH MINGGU JUDIKA

IBADAH MINGGU JUDIKA

HKBP KEBAYORAN BARU, 26 MARET 2023

Yehezkiel 45 : 9 – 17

Tugas umat TUHAN dan tanggung jawab raja

45:9 Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Cukuplah itu, hai raja-raja Israel, jauhkanlah kekerasan  dan aniaya,  tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran;  hentikanlah kekerasanmu yang mengusir umat-Ku dari tanah miliknya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

45:10 Neraca  yang betul, efa  yang betul dan bat yang betullah patut ada padamu.

45:11 Sepatutnyalah efa  dan bat mempunyai ukuran yang sama yang ditera, sehingga satu bat isinya sepersepuluh homer, dan satu efa ialah sepersepuluh homer juga; jadi menurut homerlah ukuran-ukuran itu ditera.

45:12 Bagi kamu satu syikal sepatutnya sama dengan dua puluh gera, lima syikal, ya lima syikal dan sepuluh syikal, ya sepuluh syikal, dan lima puluh syikal adalah satu mina.

45:13 Inilah persembahan khusus yang kamu harus persembahkan: seperenam efa dari sehomer gandum dan seperenam efa dari sehomer jelai.

45:14 Tentang ketetapan mengenai minyak: sepersepuluh bat dari satu kor; satu kor adalah sama dengan sepuluh bat.

45:15 Seekor anak domba dari setiap dua ratus ekor milik sesuatu kaum keluarga Israel. Semuanya itu untuk korban sajian, korban bakaran  dan korban keselamatan untuk mengadakan pendamaian  bagi mereka, demikianlah firman Tuhan ALLAH.

45:16 Seluruh penduduk negeri harus mempersembahkan persembahan khusus ini kepada raja di Israel.

45:17 Dan rajalah yang bertanggung jawab mengenai korban bakaran, korban sajian, korban curahan pada hari-hari raya, bulan-bulan baru,  hari-hari Sabat  dan pada setiap perayaan kaum Israel.  Ialah yang akan mengolah korban penghapus dosa, korban sajian, korban bakaran dan korban keselamatan untuk mengadakan pendamaian bagi kaum Israel."

REFLEKSI KOTBAH MINGGU JUDIKA:

Lakukanlah Keadilan Dan Kebenaran

Ada 3 Kritik yang disampaikan Yehezkiel kepada para pemimimpin umat Israel pada

zaman itu yang jga menajdi kritik bagi kita / bagi pengikut Kristus sepanjang masa,

ketiganya yaitu:

  1. Hidup di dalam kekudusan dengan mempraktekkan: keadilan dan kebenaran.

Allah sendiri bertindak adil dan benar, masakan pemimpin yang diangkat dan

direstui Tuhan tidak berperilaku adil dan benar? Keadilan dan kejujuran yang

Tuhan perlihatkan hendaknya menjadi standar bagi setiap pemimpin dan orang

percaya sepanjang masa. Nabi Amos pernah mengingatkan akan kerinduan Tuhan,

hendaknya keadilan dan kejujuran itu bergulung-gulung seperti air dan seperti

sungai yang selalu mengalir, Amos 5 : 24 Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung

seperti air dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir. Biarkan setiap orang

untuk berdiam dengan tenang di milik pusakanya. Hendaknya hukum dan

keadilan itu sama rata, jangan seperti ungkapan: Hukum itu tajam ke bawah tetapi

tumpul ke atas.

 

  1. Kejujuran melakukan yang baik dan benar.

Ada banyak praktek ketidak jujuran di dalam kehidupan perdagangan orang Israel

saat itu untuk memperkaya diri sendiri dan memeras orang lain. Seperti:

Timbangan membeli dan menjual berbeda, Liter membeli dan menjual berbeda dan

banyak hal yang lain. Praktek-praktek seperti itu hendaknya dibuang dan

lakukanlah yang baik dan benar. Syukuri dan nikmatilah yang menjadi bagianmu.

 

  1. Menjalankan Tugas dan fungsi pemimpin yang benar,

Tugas pemimpin / Raja juga termasuk mengawal dan menjaga agar jemaat

melakukan dan menjalankan setiap persembahan dengan benar. Tentu bukan hanya

mengawal dan menjaga tetapi pemimpin harus memberikan keteladanan di dalam

memberikan persembahan yang Tuhan tetapkan. Demikian juga halnya para

pemimpin dan pelayan gereja untuk memberikan keteladanan kepada jemaat

memberikan persembahan yang ditetapkan. Tuhan telah menunjukkan keteladanan

kepada kita maka setiap pemimpin di segala aras, bahkan yang terkecil: Orangtua

kepada anak-anak menjunjukkan keteladanan melakukan Keadilan, kebenaran,

kejujuran dan juga dalam hal mempersembahkan persembahan. Semua itu kita

lakukan sebagai orang percaya dan umat Tuhan yang kudus, Amin.

(KEB.BARU 2603’23)

 

Admin on Mar 26, 2023
ACARA GATHERING DEWAN MARTURIA – SEKSI MUSIK HKBP KEBAYORAN BARU 2023

ACARA GATHERING DEWAN MARTURIA – SEKSI MUSIK HKBP KEBAYORAN BARU 2023

Acara Gathering Seksi Musik HKBP Kebayoran Baru telah dilaksanakan pada hari ini minggu, 26 Maret 2023 Pkl.12.00WIB di gedung Serbaguna C HKBP Kebayoran Baru Jakarta, dan mengambil thema : "Kesehatian dalam pelayanan ditahun profesional 2023"

Dengan  sukacita  acara  ini di prakarsai oleh  pengurus  seksi Musik dan jajarannya  dan dihadiri oleh:

Pendeta Ressort Pdt.Liston Butarbutar, Ketua Dewan Marturia St.Merphin Panggabean, Pdt.Razoki Pasaribu, para Songleader, Pemusik (Pianis, Organis, Saxophone, Tagading, Biola, fullband) dan  Team Multimedia HKBP Kebayoran Baru

Acara dibuka dengan nyanyian, doa dan makan bersama, dilanjutkan dengan games yang ceria serta kata sambutan dan harapan- harapan yang dikemukakan para Songleader, Pemusik dan Multimedia di tahun pelayanan 2023 ini.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Marturia St.Merphin Panggabean mengatakan bahwa didalam pelaksanaan ibadah MInggu maupun ibadah perayaan lainnya , para SL Pemusik dan Multimedia dapat mempersiapkan diri lebih baik lagi didalam Sermon Persiapan Latihan Ibadah yang sudah di jadwalkan gereja setiap hari Sabtu sore mulai Pkl.16.00 -m  18.30 WIB. Diharapkan media latihan persiapan tersebut, dapat dimanfaatkan secara Maksimal oleh Parhalado, SL,Pemusik dan Multimedia. Sehingga pelaksanaan ibadah dapat lebih rapih dan tertata dengan baik. Mengingat begitu pentingnya peranan Pemusik, SL dan Multimedia dalam pelayanan dan pelaksanaan ibadah- ibadah yang dilaksanakan oleh gereja.

Juga senada disampaikan oleh Pdt.Liston Butarbutar sebagai uluan, bahwa perlu di rekrut generasi muda yang lain untuk ikut dalam pelayanan di Seksi Musik, karena terlihat begitu banyak potensi dari jemaat muda yang memiliki talenta bermusik dan bernyani. Diharapkan juga  dilakukan pendekatan terhadap para mahasiswa Universitas Pertamina yang banyak beribadah di HKBP Kebayoran Baru untuk diajak turut serta melayani di Multimedia Gereja. Pada kesempatan ini Pdt.Liston Butarbutar mengajak seluruh peserta yang hadir untuk bersama- sama mengucapka yel- yel Marturia : “MARTURIA! dan dijawab peserta: “BERSAKSI SEBAGAI GAYA HIDUP”

Seluruh peserta Gathering kali ini diberi kesempatan satu persatu memberikan tanggapan dan harapannya di dalam pelayanan di bidangnya, yang rata – rata mengucapkan terimakasih akan kesempatan melayani di gereja, dan itu dilakukan hanya untuk kebesaran nama Tuhan!

Acara selesai pkl. 15.00 ditutup dengan nyanyian dan berkat oleh Pendeta Ressort sebagai uluan.

(Keb.Baru.03’23)

Admin on Mar 26, 2023
Pekabaran Injil

Books of the Bible and Authors :
1) Genesis: Moses
2) Exodus: Moses
3) Leviticus: Moses
4) Numbers: Moses
5) Deuteronomy: Moses
6) Joshua: Joshua
7) Judges: Samuel
8) Ruth: Samuel
9) 1 Samuel: Samuel; Gad; Nathan
10) 2 Samuel: Gad; Nathan
11) 1 Kings: Jeremiah
12) 2 Kings: Jeremiah
13) 1 Chronicles: Ezra
14) 2 Chronicles: Ezra
15) Ezra: Ezra
16) Nehemiah: Nehemiah
17) Esther: Mordecai
18) Job: Moses
19) Psalms: David and others
20) Proverbs: Solomon; Agur; Lemuel
21) Ecclesiastes: Solomon
22) Songs of Solomon: Solomon
23) Isaiah: Isaiah
24) Jeremiah: Jeremiah
25) Lamentations: Jeremiah
26) Ezekiel: Ezekiel
27) Daniel: Daniel
28) Hosea: Hosea
29) Joel: Joel
30) Amos: Amos
31) Obadiah: Obadiah
32) Jonah: Jonah
33) Micah: Micah
34) Nahum: Nahum
35) Habakkuk: Habakkuk
36) Zephaniah: Zephaniah
37) Haggai: Haggai
38) Zechariah: Zechariah
39) Malachi: Malachi
40) Matthew: Matthew
41) Mark: Mark
42) Luke: Luke
43) John: Apostle John
44) Acts: Luke
45) Romans: Paul
46) 1 Corinthians: Paul
47) 2 Corinthians: Paul
48) Galatians: Paul
49) Ephesians: Paul
50) Philippians: Paul
51) Colossians: Paul
52) 1 Thessalonians: Paul
53) 2 Thessalonians: Paul
54) 1 Timothy: Paul
55) 2 Timothy: Paul
56) Titus: Paul
57) Philemon: Paul
58) Hebrews: Unknown
59) James: James (Jesus’ brother)
60) 1 Peter: Peter
61) 2 Peter: Peter
62) 1 John: Apostle John
63) 2 John: Apostle John
64) 3 John: Apostle John
65) Jude: Jude (Jesus’ brother)
66) Revelation: Apostle John

BIBLE STATISTICS:

Amazing Bible Facts And Statistics
* Number of Books in the Bible: 66
* Chapters: 1,189
* Verses: 31,101
* Words: 783,137
* Letters: 3,566,480
* Number of Promises given in the Bible: 1,260
* Commands: 6,468
* Predictions: over 8,000
* Fulfilled Prophecy: 3,268 verses
* Unfulfilled Prophecy: 3,140
* Number of Questions: 3,294
* Longest Name: Mahershalalhashbaz (Isaiah 8:1)
* Longest Verse: Esther 8:9 (78 words)
* Shortest Verse: John 11:35 (2 words: "Jesus wept" .
* Middle Books: Micah and Nahum
* Middle Chapter: Psalm 117
* Shortest Chapter (by number of words): Psalm 117 (by number of words)
* Longest Book: Psalms (150 Chapters)
* Shortest Book (by number of words): 3 John
* Longest Chapter: Psalm 119 (176 verses)
* Number of times the word "God" appears: 3,358
* Number of times the word "Lord" appears: 7,736
* Number of different authors: 40
* Number of languages the Bible has been translated into: over 1,200

OLD TESTAMENT STATISTICS:
* Number of Books: 39
* Chapters: 929
* Verses: 23,114
* Words: 602,585
* Letters: 2,278,100
* Middle Book: Proverbs
* Middle Chapter: Job 20
* Middle Verses: 2 Chronicles 20:17,18
* Smallest Book: Obadiah
* Shortest Verse: 1 Chronicles 1:25
* Longest Verse: Esther 8:9 (78 words)
* Longest Chapter: Psalms 119

NEW TESTAMENT STATISTICS:
* Number of Books: 27
* Number of Chapters: 260
* Number of Verses: 7,957
* Words: 180,552
* Letters: 838,380
* Middle Book: 2 Thessalonians
* Middle Chapters: Romans 8, 9
* Middle Verse: Acts 27:17
* Smallest Book: 3 John
* Shortest Verse: John 11:35
* Longest Verse: Revelation 20:4 (68 words)
* Longest Chapter: Luke 1

There are 8,674 different Hebrew words in the Bible, 5,624 different
Greek words, and 12,143 different English words in the King James Version.

• Bible Written by Approximately 40 Authors
• Written over a period of 1,600 years
• Written over 40 generations
• Written in three languages: Hebrew, Greek and Aramaic
• Written on three continents: Europe, Asia and Africa
• Written in different locations: wilderness, dungeon, palace, prison, in exile, at home
• Written by men from all occupations: kings, peasants, doctors, fishermen, tax collectors, scholars, etc.
• Written in different times: war, peace, poverty, prosperity, freedom and slavery
• Written in different moods: heights of joy to the depths of despair
• Written in harmonious agreement on a widely diverse range of subjects and doctrines.

10 Longest Books in the Bible:
1) Psalm - 150 Chapters, 2,461 verses, 43,743 words
2) Jeremiah - 52 chapters, 1,364 verses, 42,659 words
3) Ezekiel - 48 chapters, 1,273 verses, 39,407 words
4) Genesis - 50 chapters, 1,533 verses, 38,267 words
5) Isaiah - 66 chapters, 1,292 verses, 37,044 words
6) Numbers - 36 chapters, 1,288 verses, 32,902 words
7) Exodus - 40 chapters, 1,213 verses, 32.602 words
8) Deuteronomy - 34 chapters, 959 verses, 28,461 words
9) 2 Chronicles - 36 chapters, 822 verses, 26,074 words
10) Luke - 24 chapters, 1,151 verses, 25,944 words

10 Shortest Books in the Bible:
1) 3 John - 1 chapter, 14 verses, 299 words
2) 2 John - 1 chapter, 13 verses, 303 words
3) Philemon - 1 chapter,bb 25 verses, 445 words
4) Jude - 1 chapter, 25 verses, 613 words
5) Obadiah - 1 chapter, 21 verses, 670 words
6) Titus - 3 chapters, 46 verses, 921 words
7) 2 Thessalonians - 3 chapters, 47 verses, 1,042 words
8) Haggai - 2 chapters, 38 verses, 1,131 words
9) Nahum - 3 chapters, 47 verses, 1,285 words
10) Jonah - 4 chapters, 48 verses, 1,321.



Admin on Mar 25, 2023
Pengantar Perjanjian Baru

PENGANTAR PERJANJIAN BARU (PB)

(Pdt.Dr.Siter MP Hutasoit)

Video dapat dilihat disini:

https://youtu.be/6Utu1U1jcCo

Pelajaran 1.

  1. Pendahuluan

Kata Alkitab berasal dari dua kata; Al dan Kitab; Al artinya besar, kitab artinya kumpulan tulisan. Alkitab adalah kitab besar. Alkitab terdiri dari dua Perjanjian (PL dan PB).

Akitab disebut juga kitab suci:  Kitab suci Agama Jahudi adalah Kitab Perjanjian Lama, kitab suci Agama Kristen adalah kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.  Kedua  Perjanjian itu tidak dapat dipisahkan; apa yang dinubuatkan dalam PL digenapkan dalam PB.

Sebelum manusia jatuh kedalam dosa, Allah bertemu muka dengan manusia, tetapi setelah manusia jatuh kedalam dosa, Allah berkomunikasi dengan manusia melalui soara atau firmanNya. Karena itu, Alkitab disebut juga Firman Tuhan (suara Tuhan); Firman  yang diwahyukan kepada nabi yang dipilihNya.

Nabi adalah utusan Tuhan yang dipilih dan dikuduskan/disucikan Tuhan  untuk menerima wahyu dan menyampaikan wahyu secara lisan dan menuliskannya, Firman dan Suara yang diterima, didengar. Disampaikan kepada manusia dan kemudian menuliskannya dalam kitab-kitab. Berbeda dengan pengajaran Agama Islam;menurut ajaran mereka bahwa “Alquran langsung diturunkan Allah dari surga dalam bentuk kitab dalam bahasa Arab kepada Nabi Muhammad”.

Firman Tuhan disampaikan kepada manusia agar manusia mengetahui dan megenal kemuliaan Allah, mengetahui apa yang telah diperbuat bagi kita manusia dan memberi tugas dan tanggungjawab dan hukum yang harus ditaati manusia itu sendiri. Melalui Alkitablah manusia mengenal Allah. mengetahui kasih setia Allah kepada manusia agar manusia memperoleh keselamatan melalui Firman, melalui Yesus Kristus sebagaimana tersirat dalam Firman Allah. Alkitab itu adalah menuntun manusia ke dalam kebenaran (2 Tim.3:16). bahwa Allah Yahweh adalah  Allah yang Mahakuasa pencipta langit, bumi dan segala isinya

Firman Tuhan adalah Allah sendiri; Firman Allah yang mengerjakan sehingga segala sesuatu ada. Firman Allah menjadi daging (Logos) dalam diri Yesus  Kristus. Firman itu bekerja dalam diri orang percaya sehingga dia percaya. Jadi tidak mungkin percaya tampa firman Alah. Firman Allah yang bekerja dalam diri manuasia; Firman Allah bekerja  melakukan apa yang dikehendakinya sehingga manusia bergerak dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Nubuatan PL tentang Mesias (Mesias bhs Ibrani, Kristus bhs Yunani) telah digenapi dalam PB. PB memberitakan bahwa nubuatan PL telah terwujut; Allah menjadi manusia dalam pribadi Yesus Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. (Luk 2:11) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Joh 1:14)

Nubuatkan para nabi PL tentang Mesias, itulah Injil atau Berita Keselamatan atau Good News. Apa yang tertulis dalam Alkitab adalah kebenaran; PL yang menjanjikan kedatangan Juruselamat, dan PB yang menyatakan bahwa Sang Juru selamat telah datang ke dunia.

 

  1. Memahami Perjanjian Baru

Untuk memahamami kitab PB dengan sempurna, harus dihubungkan dengan kitab PL, keduanya tidak dapat dipisahkan. PL memberitakan bahwa bangsa Israel adalah Umat Allah (Keturunan Abarham) Bangsa ini adalah bangsa pilihan Allah yang memiliki tanah Perjanjian Tanah Kanaan(Kej 12). Bangsa ini pernah menjadi budak di Mesir, kemudian dibawa Musa keluar dari Mesir kembali ke Kanaan. Bangsa ini menjadi tawanan kerajaan Babel dan Asyur dan setelah kembali dari tawanan Babel dan Asyur dipimpin Zerobabel dan Esra; mereka tersebar di Judea, Galilea dan Parea dan sebagian besar, orang Jahudi sudah berada di banyak Negara  di  Asia Kecil dan di Roma. Bangsa Jahudi di kuasai Roma, Kaisar Agustus, mulai dari tahun 27 s.M. - 14 S.M.

Sebelum Kelahiran Yesus (tahun Masehi), Kesar Agustus mengangkat Arkelaus menjadi gubernur di daerah Judea, Samaria dan Idumea. Pada waktu Kesar Agustus inilah diadakan sensus penduduk dan pada waktu itulah Yesus lahir di Betlehem (Luk 2). Raja Arkelaus inilah yang ditakuti Jusuf Maria ketika mereka kembali dari  mesir (Mat. 2: 22).

Setiap tahun, Jahudi yang tinggal di Yerusalem dan yang tinggal di diaspora merayakan pesta paskah di Yerusalem mengingat keselamatan Israel dari perbudakan Mesir. Allah Jahweh Perjanjian Lama mengutus AnakNya untuk menyelamatkan manusia dari dosa dan dari kematian agar manusia menjadi Anak Allah pewaris kerajaan Allah di surga.

Tahun Masehi yaitu tahun sesudah kelahiran Kristus. Tahun 12, Yesus berumur 12 tahun, Dia ikut ke Paskah Jahudi di Yerusalem. Umur 27 tahun Yesus ke pesta Paskah terakhir, pada saat itulah penyaliban Yesus.

 

3.Penulisan Perjanjian Baru

Alkitab (PL dan PB) bukan jatuh dari langit, tetapi diwahyukan, diilhamkan, difirmankan, disuarakan Allah melalui nabi dan Rasul/Apostel. Nubuatan PL telah terjadi: Yesus lahir menjadi juruselamat dunia. Kelahiran, pelayanan Yesus bersama muridnya, pengajaranNya, kotbahNya, tanda mujizat yang diperbuatnya, penderitaan salib, kematian, kebangkitan dan kenaikanNya ke surga, itulah injil atau jalan keselamatan manusia.

Setelah para Apostel menerima Roh Kudus pada hari Pentakosta sesudah Yesus naik ke surga, para murid melakukan pesan Agung Tuhan Yesus. Dalam rangka penginjilan, para Apostel menuliskan  kesaksiannya, apa yang dilihat, apa yag didengar dari pelayanan Yesus semasa hidupNya.

Penulis kitab PB menuliskan Injil dan surat suratnya dengan bimbingan Roh kudus agar yang mendengar Firman itu percaya kepada Allah Bapa, AnakNya Jesus Kristus dan kepada Allah Roh Kudus. Perjanjian Baru dituliskan dalam bahasa Junani karena orang Jahudi berada dalam kekuasaan kerajaan Romawi yang berbahasa Junani.  Penulisan  keempat injil dan Surat-surat Apostel, diperkirakan mulai tahun 50 s/d tahun 100 M.  dalam rangka Pekabaran Injil memenuhi Pesan Agung Yesus kepada muridNya (Mk 16:15;Mat. 28:19; Kis. 2:4). Penulisan Kitab Perjanjian Baru didorong oleh Roh Kudus (2 Petrus 1:20-21)

PB adalah Firman Tuhan yang disuarakan oleh Tuhan melalui pengajaran, kotbah dan tanda muzijat penyembuhan penyakit, melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan sampai kenaikan ke sorga. Penulis injil telah mendengar “Kabar baik” tentang Yesus. Mereka mengaku bahwa Yesus sebagai Tuhan dan sebagai juruselamat mereka. Perjanjian Baru merupakan dokumen teologi  yang sangat penting dari jemaat mulamula. Firman itu dihubungkan dengan nubuatan nabi Perjanjian Lama, kemudian dirangkaikan dengan pernyatan-pernyataan Yesus dengan tujuan agar manusia berdosa bertobat dan menerima keselamatan itu.  

Keempat Injil memberitakan kesaksian tentang kelahiran, kematianNya di salib, kebangkitan dan kenaikannNya ke sorga. Mereka menuliskan kehidupan dan pengajaran Yesus yang menunjukkan keMesiasannya, terutama pengajaran Yesus tiga tahun menjelang  kematianNya. Injil menjelaskan bahwa Penderitaan Yesus adalah kesaksian akan penebusan orang yang percaya menjadi warga kerajaan Allah. Ia membuka jalan bagi semua bangsa dari ujung bumi menuju Sion tempat tinggal Tuhan menjadi warga kerajaan Allah melalui pengampunan dosa dan kelahiran kembali (Joh. 3:1-21). Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum (Mrk 16:16). Melalui Firman yang tertulis ini, Roh Kudus memberikan iman percaya kepada pendengarnya agar manusia hidup oleh imannya. Firman Allah yang didengar dan diterima dari Kristus diberitakan para apostel keseluruh bangsa, agar Injil keselamatan itu sampai keujung bumi

Paulus dan Apostel lainnya, menuliskkan suratsuratnya ke jemaat dan surat Pastoralnya. Tujuan penulisan ini adalah untuk memberi penguatan iman jemat mula-mula yang menghadapi hambatan dari pimpinan agama Jahudi dan dari pemerintah Romawi. Dalam suratsuratnya terutama dalam surat ke jemaat Korintus tahun 55 M menjelaskan tentang kematian Jesus oleh orang Jahudi, tetapi Dia bangkit. Kematian dan kebangkitanNya adalah untuk keselamatan semua orang yang berdosa sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci orang Jahudi. (1 Kor.15: 3 dsb). Paulus menuliskan tentang peristiswa kematian dan kebangkitanYesus dari tradisi , “Aku menerima dari tradisi dan dia meneruskannya (1 Korint 11:23). Tulisan Paulus mengingatkan pembacanya tentang  apa yang terjadi sebelum penyaliban, memecahmecah roti dan minum anggur sebagai peringatan bagi Jesus yang terus menerus diulang-ulang sampai Ia datang kembali.

Para Apostel berkata: “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta”( Ibrani 1: 1-2). Firman menjadi manusia, menjadi Injil atau berita keselamatan bagi seluruh manusia; “Injil untuk semua orang”.

PENDALAMAN dan TUGAS

  1. Jelaskan hubungan PL dengan PB
  2. Bagaimana PB disebut Firman Allah
  3. Bagaimana berita Mesias di PL
  4. Siapa menuliskan kedatangan Mesias atau Kristus di PB

 

PELAJARAN 2

 

  1. Kitab Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab; (Nama kitab dapat dilihat dari daftar isi Alkitab) yang terdiri dari lima Kelompok :

Kelompok I :  4 Kitab kelompok Kitab Injil              : 1. Mat. 2. Mrk. 3. Luk. 4.Yoh.

Kelompok II:  1 kitab Kelompok Sejarah                   : 1. Kis

Kelompok III: 13 kitab Kelompok Surat Paulus        : 1. Rm 2. 1 Kor 3. 2 Kor 4. Gal 5. Ef 6. Flp                                                                          : 7.Kol  8. 1 Tes 9. 2 Tes 10.1 Tim 11. 2 Tim                                                                        12.Tit 13. Flm.

Kelompok IV.: 8 kitab Surat Rasul lain                     : 1. Ibr  2.Yak 3.1 Ptr 4. 2 Ptr 5.1 Yoh  6. 2 Yoh 7.3 Yoh 8. Judas

Kelompok V.: 1 kitab Wahyu                                     : Why 

 

  1. KITAB INJIL

Empat Kitab Injil : Mateus, Markus, Lukas, Yohannes menuliskan Firman Tuhan yang disuarakan oleh Nabi PL dan Firman itu telah  menjadi “daging”, sudah dilihat dan didengar. Apa yang telah dilihat, di dengar telah diimani/dipercayai bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan nabi PL.

Waktu penulisan ke empat kitab injil itu terjadi antara tahun 60 s/d tahun 100 SM, berarti setelah kurang lebih 30 tahun kenaikan Kristus ke surga. Mereka menuliskan prikope yang serupa tetapi tidak sama. Hal itu membuktikan bahwa ceritra itu benar terjadi. Penulis tidak mengcofy tulisan penulis lain.  Ketidaksamaan mereka dipengaruhi penerimaan pendengarnya menurut konteks masing-masing penulis sesuai dengan iman penulisnya.   

Keempat penginjil memulai injilnya dengan cara yang berbeda, tetapi bagian akhir kesaksian itu sama, mengakhiri Kesaksian yang sama yaitu: Berita salib, kebangkitan, kenaikan ke sorga dan Pesan Agung Tuhan Yesus

1).   Injil Mateus dimulai dengan “Silsilah Yesus Kristus” (Mat.1: 1 – 17) dan Kelahiran Yesus (Mat 1:18-25)  Mesias itu dari keturunan Raja Daud sesuai dengan kesaksian PL.

2).  Injilnya Markus dimulai dari Johannes Pembabtis sebagai perintis kedatangan Mesias (Mrk 1:1-8). Johannes Pembabtis membabtiskan Jesus dan memperkenalkan Jesus sebagai Domba Allah. Dialah Imam yang melayani Umat dan Dialah menjadi korban perdamaian dengan Allah. 

3).   Injil Lukas dimulai dengan pemberitaan kelahiran Johannes ( Luk 5:5-25) dan pemberitaan kelahiran Yesus (Luk 1:26-37). Kemudian memberitakan kelahiran Johannes dan kelahiran Yesus. Lukas memperkenalkan Jesus anak Allah  sebagai Juruselamat dunia, yang dilahirkan seorang perawan Maria yang bertunangan dengan seorang lakilaki yang bernama Yusuf dari keluarga Daud. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."(Luk.1:39-45) Lukas bukan hanya menuliskan Injil tetapi juga menuliskan  bagaimana berita Injil itu berkuasa melalui Roh kudus mengumpulkan orang yang menerima injil itu dalam persekutuan jemaat (Kis 1).

4).   Johannes memperkenalkan Jesus dengan Firman (Allah) yang menjadi daging; (Joh 1: 1-18). Pribadi Illahi Allah yang berbentuk Roh menjadi daging (manusia). Allah yang menjadi daging itu diperkenalkan Johannes. Johannes datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian tentang Allah yang menjadi manusia itu, supaya oleh dia semua orang menjadi percaya. semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Mateus dan Lukas memberitakan kelahiran Johannes Pembaptis sebagai perintis jalan bagiNya. Malaikat Jibril memberitahukan kelahiran Johannes Pembabtis kepada Zakarya dan kepada Elizabeth ibunya; Zakarias sangat sulit menerima kelahiran anaknya, karena istrinya sudah tua, sehingga dia bisu sampai kelahiran anaknya.

Setelah enam bulan berita kelahiran Johannes Pembabtis, malaikat Jibril itu juga memberitakan kelahiran Yesus kepada Maria dan kemudian kepada Yusuf. Malaikat memberitahukan kelahiran seorang anak dari Roh Kudus, yang akan diberi nama Yesus yang artinya juru selamat. Anak itu akan disebut anak Sang Mahatinggi. (Lukas 1: 26-38) Maria dan Yusuf sedang bertunangan (Mat.1:1-17). Mendengar berita kelahiran ini, Maria sulit menerimanya sebab dia masih perawan. Untuk membuktikan berita dari malaikat, Maria mengunjungi Elisabeth (Luk.1: 39-56)

Berita kelahiran Yesus diberitakan Malaikat kepada Gembala di ladang Efrata pada malam kelahiran Yesus. (Lukas 2:8-20). Sesuai dengan adat dan Agama pada hari ke 8 (delapan) Yesus yang lahir itu disunat, dan pada hari ke 40 (Empatpuluh) Maria pergi ke Bait Suci untuk mempersembahakan korban (Luk. 2:22-38)

Peristiwa setelah kelahiran Yesus, Orang berilmu  dari timur datang melihat bintang kelahiran seorang Raja, kemudian mereka menemui Raja Herodes. Herodes meminta orang majus kembali memberitahukan tempat kelahiran Raja kepadanya. Tetapi orang Majus kembali ke tempatnya tampa melaporkannya kepada Herodes. Mat.2:1-12.

Allah menyelamatkan Yesus dari kejahatan raja Herodes

  1. Yesus dibawa Maria dan Yusuf Ke Mesir: Mat.2:13-15; Melalui mimpi Yusuf, malaikat menyaruh Yusuf membawa Jesus ke Mesir. Dengan segera Yusuf, Maria dan Yesus pergi ke Mesir.
  2. Merasa tidak senang Herodes membunuh anak-anak Mat.2:16-18 : Para ilmuaan Timur tidak kembali ke raja Herodes, sehingga Herodes membunuh anak laki-laki yang di Betlehem dan sekitarnya yang berumur 2 tahun. (Jer 31:15)

PENDALAMAN dan TUGAS

  1. Bagaimana PB disebut Firman Allah
  2. Jelaskan peristiwa menjelang dan kelahiran Yesus dan setelah kelahiran Yesus

 

PELAJARAN  3

AWAL PEKERJAAN YESUS 

Sebelum Tuhan Yesus memulai pekerjaanNya  di Palistina, Yohannes Pembaptis sebagai bentaranya (pelopor, perintis“Patujolona”)  Johannes berkotbah di Padang gurun, membaptis di Sungai Jordan  Mat. 3: 1-12; Mk.1:1-8; Luk.3:1-18. Penduduk tanah Jahudi datang ke padang gurun mendengar kotbah. “Bertobatlah kamu...Kerajaan Surga sudah dekat”. Orang banyak, Pemungut cukai dan Tentara bertanya kepada Yoh. Pembaptis: “Apakah yang harus kami perbuat”.  Jawab Johannes:  Pertama: Kepada orang banyak,"Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian." Kedua: Kepada pemungut cukai: "Jangan menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu." Ketiga:Kepada prajurit-prajurit: "Jangan merampas dan jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu."(Luk.3:10-14)

Orang banyak, Pemungut cukai dan tentara menyangka bahwa Joh. Pembaptis adalah Mesias. Pikiran itu disangkal Yoh dengan mengatakan : tidak. "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (Luk.3:16. Orang banyak itu dan orang Farise dan orang saduse datang untuk dibaptis dan ketika Johannes dan kepada orang Farise dan Saduse berkata Johannes kepada mereka “Hai kamu keturunan ular beludak…” bertobatlah

  1. Tuhan Yesus dibaptis di Sugai Jordan Mat.3:13-17;Mk.1:9-11; Luk.3:21-22

Selain orang banyak, orang Farise dan orang saduse; Pemungut cukai, tentara datang kepada Johannes untuk dibaptis. Pada waktu itu Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, datang juga di sungai Yordan dibaptis oleh Yohanes. (Joh.1:9). Johannes mencegah dan enggan untuk membaptis Yesus; “Akulah yang perlu dibaptiskan oleh Tuhanku”. Jesus berkata: Biarkanlah, karena demikianlah patut bagi kita menggenapi seluruh kehendak Allah”. Johannes membabtis Yesus. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

 

  1. Tuhan Yesus dicobai Iblis Mat.4:1-11;Mk.1:12-13;Luk.4:1-13.

Segera sesudah Yesus dibaptis, segeralah Roh Kudus membawa Tuhan Yesus ke padang gurun untuk dicobai iblis. Pencobaan ini menjadi awal peperangan antara Kristus dengan iblis dan berakhir pada waktu penyaliban.  Iblis mencobai Dia dengan tiga (3) ujian: 

  1. Ujian keinginan daging,(makanan). "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini      menjadi roti.  Ada kuasa bagi Yesus menjadikan batu menjadi roti, tetapi Dia tidak mau melakukan perintahkan iblis; beda dengan Hawa menurut perintah iblis. Yesus: menjawab dengan firman Tuhan yang tertulis dalam Ul. 8: 3: Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.
  2. Ujian logika/Pikiran: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu".Yesus   : Yesus menjawab dengan mengutip  6:16: Janganlah kamu mencobai TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.     Iblis mengetahui firman Allah untuk dilawan, tetapi Yesus juga mengetahui firman Allah untuk dituruti. benar Yesus tidak akan terantuk kepada batu kalau dia menjatuhkan dirinya dari menara bait suci, tatapi Yesus tidak tunduk kepada iblis, dan tidak benar iblis yang memiliki dunia ini, sebabt Allah sendiri yang menciptakan bumi dan segala isinya. Yesus tidak mau menyembah iblis, selain menyembah Allah.
  • Ujian Iman di atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan iblis berkata kepada-Nya:"Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Yesus Yesus menjawab "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"Jawaban ini dari Ulangan 10:20:  Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.

Ketiga ujian ini selalu dipakai iblis mencobai semua orang; Ujian makanan, ujian pemikiran dan ujian iman. Kita akan menang bersama Tuhan Yesus dan mengetahui Firman Tuhan.

  1. Tuhan Yesus memilih murid-murid  yang pertama  1: 35-51   

Satu hari sesudah Yesus dibabtis Johannes; dia berdiri bersama dua muridnya bernama Yohanes  dan Andreas  saudara Simon Petrus. Ketika Johannes pembabtis melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua muridnya mendengar apa yang dikatakan Johannes, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Yesus melihat kedua murid Johannes mengikutinya.  Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas (artinya: Petrus)."

            Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus. Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." Kata Natanael kepadanya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."

Ada 12 orang yang dipanggilNya menjadi murid, yaitu: Simon (= Petrus), Yakobus, Yohannes, Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Yudas (Tadeus), Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot. Sebagian besar mereka adalah orang-orang sederhana: nelayan, ada juga bekas pemungut cukai yang oleh orang Yahudi dianggap sebagai orang berdosa (karena memungut cukai/ pajak untuk penjajah Romawi), dan ada pula anggota gerilyawan Zelot yang berjuang melawan penjajah Romawi. Pendek kata tidak ada orang penting dan berpendidikan tinggi. Mereka semua diajak mengikut Yesus. Pada umumnya mereka bersemangat dan setia mengikut Dia karena yakin bahwa Dia adalah Mesias (= Juruselamat yang diurapi Tuhan), yang mereka nantikan selama ini. Tetapi belakangan ada seorang yang mengkhianat, yaitu Yudas Iskariot, karena kecewa: sebab ia menyangka bahwa Yesus datang menjadi raja duniawi yang akan memberi kedudukan penting kepada murid-muridNya.

 

PERTANYAAN dan TUGAS:

  1. Apa artinya babtisan Yohannes
  2. Apa yang terjadi pada waktu Tuhan Yesus dibaptiskan, dan apa arti peristiwa itu?
  3. Apa yang terjadi setelah Tuhan Yesus berpuasa?
  4. Bagaimana Yesus memilih muridNya
  5. Orang-orang yang bagaimana yang dipilih Tuhan Yesus menjadi murid-muridNya? Kenapa demikian?

 

PELAJARAN  4

PENGAJARAN TUHAN YESUS

 

  1. Dia mengajar orang banyak bahwa Dialah Mesias, Dialah yang menepati janji Tuhan (Luk. 24:44-47), tetapi orang Jahudi kebanyakan tidak menerimaYesus sebagai Mesias yang di janjikan Allah, karena tidak sesuai dengan apa yang mereka nantikan yaitu seorang tokoh yang dapat menentang kerajaan Romawi dan memulihkan kerajaan Daud. Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud Kerajaan Allah. Mereka tidak dapat membedakan kerajaan duniawi dengan kerajaan Allah. Mereka salah mengerti tentang nubuatan Jeremia tentang Hamba Tuhan yang menderita (Jes. 53:11-12). Mesias dalam pengertian mereka  tidak akan menderita melainkan akan berjaya menaklukkan bangsa-bangsa.

Tempat pengajaranNya di semua tempat, di tempat di mana saja yang berkenan kepadaNya. Dia mengajar siapa saja yang mau mendengar dan menerimanya: di tempat kebaktian (Bait Allah, Sinagoge), di tepi pantai, di atas bukit, di pinggir jalan, di rumah seseorang, dsb.

  1. Dia berkotbah di BUKIT (Matius 5 – 7), beberapa pokok kotbahNya, a.l:
  2. Ucapan Berbahagia: Salah satu dari ucapan bahagia berkata: Berbahagialah yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga, dsb (Baca Matius 5, 1 – 12). Dengan ucapan ini Tuhan Yesus hendak memberikan kekuatan, penghiburan dan pengharapan bagi orang-orang yang selama ini dianggap bernasib malang: miskin. Sebelumnya yang dianggap berbahagia hanyalah orang kaya, berpangkat, bergembira ria, banyak anak, dsb. Hidup yang berbahagia yang sejati adalah: hidup bersama Tuhan.
  3. Hal kekuatiran dan mengumpulkan harta (Mat 6, 19 – 34), karena kuatir akan masa depannya, orng berusaha memperoleh semua itu dengan cara apa pun (mencuri, korupsi, menipu, dsb) Tuhan Yesus dengan tegas berkata bahwa harta yang terutama adalah Kerajaan Sorga (Kerajaan Allah), yaitu kehidupan yang bersekutu dan berdamai dengan Tuhan. Bila ini sudah terwujud, maka semua yang lain dengan sendirinya akan dilimpahkan Tuhan kepada kita. Tuhan tidak anti kekayaan, bahkan rezeki yang halal semuanya berasal daripadaNya. Tetapi janganlah semua itu kita nomorsatukan, lalu Tuhan kita nomorduakan atau kita belakangkan.
  4. Hal menghakimi (menyatakan bahwa seseorang bersalah atau pun benar - Mat 7, 1 – 5). Tuhan Yesus memperingatkan manusia agar jangan terlalu cepat menghakimi orang lain; biarlah masing-masing terlebih dahulu memeriksa diri sendiri (introspeksi) sebelum mempersalahkan orang lain.
  5. Doa Bapa Kami (Matius 6, 9 – 13) Doa yang diajarkan Tuhan Yesus mengajar kita agar berdoa dengan singkat dan padat, tetapi sudah mencakup segala yang perlu. Dari isi Doa ini kita melihat pokok-pokok doa yang benar:
  6. Pujian kepada Allah Bapa di surga dibarengi tekad dan keyakinan bahwa Kerajaan Allah sedang datang dan kehendak Allahlah yang berlaku dalam kehidupan kita.
  7. Permohonan akan kebutuhan hidup – jasmani dan rohani – yang secukupnya (tidak berlebihan), dengan keyakinan bahwa Allah Bapa berkenan menyediakan semua itu.
  8. Permohonan keampunan dosa, sebab tanpa keampunan kita tidak layak menghampiri Tuhan serta memanggilNya “Bapa”. Permohonan ini dibarengi janji dan kesediaan untuk mengampuni orang lain; jadi bukan hanya meminta untuk diampuni, melainkan juga harus mau mengampuni.
  9. Permohonan untuk dijauhkan dari pencobaan dan kejahatan, sebagai pengakuan akan kelemahan kita dan keterbatasan kemampuan kita menghadapi kedua hal ini.
  10. Seperti pada pembukaan, doa ini ditutup dengan pujian dan pengakuan, yang sekaligus mengungkapkan keyakinan bahwa hidup kita sepenuhnya terjamin dalam tanganNya.

Latihlah diri masingmasing berdoa menurut pola yang sudah diajarkan Tuhan Yesus di sini. Dan hendaklah hidup kita senantiasa diawali dengan doa. Doa yang benar sudah menjamin keberhasilan setengah dari pekerjaan. Ingatlah semboyan : ORA ET LABORA, berdoa dan bekerja (Ora/berdoa harus mendahului kerja dan juga harus dibarengi kerja)

  1. Dia melakukan penyembuhan melalui muzijat.

Untuk memperlihatkan kuasaNya dan membuktikan bahwa Kerajaan Allah sudah mulai datang, Dia  melakukan mujizat (tanda ajaib; peristiwa yang mengherankan). Penginjil menuliskan Tigapuluh lima (35)  tanda Mujizat, yaitu:

  1. Air menjadi Anggur, Joh. 2:1 – 11
  2. Kesembuahan seoarang anak pegawai raja di Kana Galilea, Joh.4:46-54
  3. Penjala ikan menjadi penjala manusia, Luk.5:1-11
  4. Kesembuhan seorang yang dirasuk setan Mk.1:21-28;Luk.4:31-37
  5. Kesembuhan mertua Petrus, Mat.8:14-17;Mk.1:29-34;Luk4:38-41
  6. Orang Kusta disembuhkan, Mat.8:1-4; Mk. 1:4-45; Luk.5:12-16
  7. Orang lumpuh disembuhkan, Mat.9:1-8;Mk.2: 1-12; 45.
  8. Penyebuhan di Kolam Bethesda kpd orang yang sakit selama 38 thn, Joh.5:1-9
  9. Penyembuhan tangan yang mati sebelah pada hari sabad,Mat.12;9-14;Mk.3:1-6;Luk.6:6-11

10.Menyembuhkan orang banyak,Mat.12:15-31;Mk.3:7- 72

11.Yesus menyembuhkan hamba  perbira di Kapernaum, Mat.8:5-13;Luk.7:1-10

12.Yesus membangkitkan anak muda di Nain, Luk.7:11-17

  1. Penyembuhan yang kerasukan setan, Mat.12:22-23

14.Tuhan Yesus meredakan angina rebut, Mat.8:23-27;Mk.4:36-41;Luk.8:23-25

15.Dua orang yang dirasuk setan disembuhkan di Gadara, Mat.8:28-34;Mk.5:1-20;      

16.Penyembuhan anak Jairus, Mat.9:18-26;Mk.5:22-43;Luk.8:41-46

17.Penyembuhan perempuan yang berpenyakit 12 tahun,Mat.9:20-22;Mk.5:25-34;Luk.8:43-48

18.Kesembuhan 2 orang buta, Mat. 9: 27-31

19.Kesembuhan seorang  bisu, Mat.9:32-35

20.Tuhan Yesus membari makan 5000 orang, Mat.14:14-21;Mk.6:33-44;Luk.9:11-17;Joh.6:2-13

21.Yesus berjalan diatas air, Mat.14:24-33;Mk.6:47-52; Joh.6:16-21

22.Yesus menyembuhkan orang sakit di Genessaret, Mt.14:34-36;Mk.6:53-56

23.Penyembuhan Perempuan kanaan yang percaya, Mat.15:22-28;Mk.7:25-30

24.Penyembuhan orang yang bisu dan tuli, Mat.15:30-31;Mk.7:32-37

25.Memberi makan 4000 orang,Mat.15:32-39;Mk.8:1-9

26.Orang Buta di Betsaida sisembuhkan, Mk.8:22-26

27.Penyembuhan yang sakit ayan, Mat.17:14-21;Mk:14-29;Luk.9:37-43

28.Yesus membayar bea untuk Bait Allah, Mat.17:24-27

29.Orang yang buta sejak lahir, Joh.9:1-41

30.Menyembuhkan yang sakit pada hari sabad, Luk.13:10-17

31.Penyembuhan pada hari sabad, Luk.14:1-6

32.Kebangkitan Lassarus, Joh.11:17-46

33.Kesembuhan 10 Perempuan…, Luk.17:11-19

34.Kesembuhan dua orang buta di Jerusalem        Mat.20:29-34;Mk.0:46-52;Luk.18:35-43

35.Tuhan Yesus mengutuk Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil (Berita Kesukaan)

  1. Dia menjelaskan Kerajaan Allah melalui perumpamaan dan kiasan. Yesus memakai perumpamaan untuk mengungkap hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan. Yesus berkata,: “Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan” (Mat.13:34). Melalui perumpamaan Yesus berusaha mengembalikan pendengarnya memandangAllah, kehendakNya dan sifatNya dengan benar. Penginjil menuliskan duapuluh dua (22) perumpamaan dan tujuh (7) ucapan Yesus mirip dengan perumpaman, yaitu:
  2. Aku adalah Roti hidup, Yoh 6:35 – 40, Artinya: dari Tuhan Yesuslah manusia memperoleh yang terpokok bagi kehidupan jasmani dan rohaninya.
  3. Aku adalah sumber air hidup, Yoh 14: 14, artinya: yang datang kepadaNya akan disegarkan, takkan haus lagi.
  4. Aku adalah terang dunia, Yoh 8: 12 – 20, artinya: Yang hidup di dalam Tuhan Yesus, jiwa dan hidupnya akan diterangi, sehingga tidak hidup lagi dalam kegelapan (dosa, dukacita, kebodohan, dan pengaruh kuasa iblis)
  5. Aku adalah Gembala yang baik, Yoh 10 :11-18 Tuhan Yesus memelihara dan menjaga setiap orang yang percaya padaNya dengan penuh kasih sayang dan kerelaan berkorban
  6. Aku adalh kebangkitan dan hidup, Yoh 11: 17 -27 Ini memberi jaminan kepada setiap orang percaya bahwa kendati kita mati, namun akan beroleh kehidupan kekal bersama Tuhan.
  7. Aku adalah jalan kebenaran dan hidup, Yoh 14: 1 -7 Hanya dengan berjalan di dalam Yesus (= percaya kepadaNya) seseorang boleh sampai kepada Tuhan dan memperoleh keselamatan dan hidup yang kekal.
  8. Aku adalah pokok anggur yang sejati:Yoh 15: 1 – 11

 

  1. Dia menyaksikan tentang diriNya kepada orang Yahudi:
  2. Yesus mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri "
  3. Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri. Apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti menghormati Bapa.
  4. Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Bapa yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum.
  5. Sesungguhnya saatnya akan tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya akan hidup. Semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya. Mereka yang telah berbuat baik akan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum.
  6. Allah Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku.
  7. Jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
  8. Dia melakukan percakapan dengan Nikodemus, dengan Perempuaan Samaria
  9. Percakapan dengan Nikodemus tentang Lahir kembali dan kehidupan kekal (Joh 2: 23 – 3: 21). Setelah berita tanda muzijat yang dilakukan Yesus telah meluas di tengah masyarakat, datanglah Nikodemus seorang Farise, pemimpin agama Yahudi menemui Yesus pada malam hari. Percakapan mereka adalah tentangkelahiran kembali dan hidup yang kekal :

a).   Kelahiran kembali, adalah yang dilahirkan dari air dan Roh, yaitu babtisan Johannes dan  babtisan Yesus (2-10).

b).   Kehidupan yang kekal, Orang yang percaya akan Yesus akan memperoleh hidup yang  kekal(11-21)

  1. Percakapan Yesus dengan perempuan Samaria di Judea (Mat 4:12; Joh 4: 4 – 44):

a).   Tentang air yang hidup ayat 10 – 15

b).   Tentang perempuan itu sendiri 16-18

c).   Tentang sembahyang 19-24

d).   Tentang Mesias 25-26. Perempuan Samaria berkata: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Jawab Yesus : "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

  1. Pembersihan Bait Suci di Yerusalem (Joh.2: 12-22). Pada usia 27 tahun, Yesus berangkat ke Yerusalem. Pada saat inilah Yesus melakukan Pembersihan Bait Suci. Di halaman Bait Suci, terdapat pasar ternak dan penukaran uang.Yesus mengusir lembu, kambing domba dan merpati, dan pedagangnya dan mengusir penukar uang. Uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Terjadi dialog antara Yesus  dengan orang Jahudi : Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan. Yahudi berkata:  "Tanda apakah yang dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Yesus berkata: "Runtuhkanlah Bait Allah ini(46 tahun membangun), dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali dalam 3 hari. Yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri yang bangkit setelah mati (ayat 2:22 8.  Pengajaran tentang Penderitaan dan Akhir Zaman
  2. Pengajaran tentang penderitaan dan akhir jaman: Barang siapa hendak mengikuti Tuhan Yesus, ia harus bersedia menderita (seperti halnya Ia sendiri). Penderitaan itu semakin berat menjelang akhir zaman (Mat 16, 21 – 23).

Akhir zaman adalah akhir dari kehidupan di dunia ini; ketika itu Tuhan Yesus datang lagi untuk keduakalinya. Barang siapa tetap setia dan bertahan kendati menderita, ia akan memperoleh mahkota kehidupan yang kekal (Mat 24, 1 – 25, 46). Tentang ini masih akan kita bahas dalam pelajaran berikut.

 

PERTANYAAN dan TUGAS :

  1. Apa pokok pengajaran Tuhan Yesus
  2. Apa metode Tuhan Yesus mengajar
  3. Apa isi Kotbah di bukit
  4. Siapa-siapa yang disebut Tuhan Yesus berbahagia?
  5. Apa-apa saja yang kita kuatirkan dalam hidup ini? Kenapa menurut Tuhan Yesus kita tak perlu kuatir
  6. Apa maksud Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan?
  7. Penderitaan yang bagaimana akan dialami orang percaya pada akhir zaman? Apa upah bagi yang menang?

 

Admin on Mar 24, 2023
PENGANTAR PERJANJIAN LAMA - PDT.LUHUT HUTAJULU, D.Min. [Sesi 1]

Pengantar Perjanjian Lama [Sesi 1]

Video Presentasi dapat dilihat disini:

https://youtu.be/-sYdNg3i0uU

“FIRMAN-MU ITU PELITA BAGI KAKIKU DAN TERANG BAGI JALANKU”(Mzm 119:105)

Siapa di antara kita yang tidak ingin mengerti isi Alkitab? Semua kita ingin. Tetapi siapa yang betul-betul dapat mengerti Alkitab karena Alkitab adalah kumpulan kitab yang pelik dan rumit dari berbagai budaya dan zaman yang berbeda-beda. Sungguh tidak elok bila kita menganggap diri mengerti Alkitab. Tanpa memeriksa latar belakang sejarah, sastra, dan budaya para pengarang Alkitab, mustahil kita memahami mereka. Pertanyaan pertama kita bukanlah apa arti ayat ini bagiku, melainkan apa sebab dan tujuan pengarang menulis ayat ini dan untuk siapa?

Meskipun kita sudah puluhan kali membaca Alkitab dari depan ke belakang, bolak, apakah kita sudah betul-betul mengerti isi Alkitab? Alkitab adalah buku yang susah dan bisa bikin kita bingung. Mengertilah kita apa yang kit abaca? Lebih baik kita membuka diri untuk mau belajar sambil menjawab,”Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?”(Kis.8:31)

Kanon Perjanjian Lama:Kata “kanon” artinya “pengukur”.Kanon Perjanjian Lama ialah bahwa PL, adalah wujud lengkap dan utuh dari kumpulan Kitab-kitab yang tak boleh dikutak-kutik lagi, yaitu Ktab-kitab yang diilhamkan oleh Roh Allah. Dan Kitab-kitab itu mempunyai wibawa normative serta dipakai sebagai patokan bagi kepercayaan dan kehidupan kita, yaitu sebanyak 39 buku.Ada dua kanon Perjanjian Lama yang penting, yakni “kanon Ibrani” dan “kanon Yunani”. Isinya sebanarnya sama, hanya susunan kitab-kitabnya yang berbeda. Kanon Ibrani ialah daftar isi yang berlaku untuk Alkitab dalam dalam bahasa Ibrani.Kanon itu terdiri dari 24 kitab, yang dibagi atas tiga kelompok sebagai berikut:1.TAURAT(Kejadian;Keluaran:Imamat;Bilangan;Ulangan);2.NABI-NABI:Nabi-nabi yang dahulu:Yosua;Hakim-hakim;Samuel:Raja-raja) nabi-nabi kemudian:Yesaya;Yeremia;Yehezkiel;12 nabi.;3.KITAB-KITAB:Mazmur; Amsal;Ayub; Kidung Agung;Rut;Ratapan;Penghotbah; Ester;Daniel; Ezra-Nehemia;Tawarikh).

Kanon Yunani ialah daftar isi yang berlaku untuk Alkitab berbahasa Yunani, yang juga dipakai untul Alkitab dalam bahasa Indonesiaa. Dalam kanon Yunani beberapa kitab yang terdiri dari lebih dari satu bagian dihitung sesuai dengan jumlah bagian tersebut, misalnya kitab Samuel yang terdiri dari dua bagian menjadi 1 Samuel dan 2 Samuel. Hal ini mengakibatkan jumlah kitab dalam kanon Yunani menjadi 39, yang dibagi atas empat kelompik sebagai berikut:1.TAURAT:1.Kejadian;2.Keluaran;3Imamat;4.Bilangan;5 Ulangan.;2.SEJARAH (a) Sejarah yang pertama:6 Yosua;7.Hakim-hakim;8.Rut;9.1 Samuel;10.2 Samuel;1 Raja-raja;12 2 Raja-raja;b.Sejarah yang kedua:13.1 Tawarikh;14.2 Tawarikh;15.Ezra;16. Nehemia;17 Ester.3 SASTRA: 18 Ayub;19 Mazmur;20 Amsal;21 Pengkhotbah; 22 Kidung Agung;4. NUBUAT(a)Kitab-kitab nabi besar:23 Yesaya;24 Yeremia;25.Ratapan;26.Yehezkiel;27.Daniel.(b) Kitab-kitab nabi kecil: 28. Hosea; Yoel;30.Amos;31.Obaja;32 Yunus;33 Mikha;34.Nahum :35. Habakuk;36.Zefanya;37.Hagai;28 Zakaria;39.Maleakhi.

PENGAKUAN IMAN HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN KONFESSI TAHUN 1996:Pasal 2 Firman Allah. Kita mengakui dan menyaksikan: Alkitab, yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah sungguh-sungguh Firman Allah. Alkitab menyatakan rencana Allah untuk menyelamatkan manusia yang pusatnya adalah Yesus Kristus. Kita mengerti Firman Allah melalui bimbingan Roh Kudus(1 Kor. 12:3; Yoh.16:15; 2 Pet.1:20-21)

Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahn, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik (2 Tim.3:16-17)

Firman itu menjadi daging dan berpusat pada Yesus Kristus(band. Yoh.1:14). Dengan ajaran ini:Kita menekankan bahwa hanya Firman Allah yang diilhamkan oleh Roh Kuduslah yang dapat menyatukan Gereja dan mempersatukan gereja-gereja, bangsa –bangsa dan seluruh suku bangsa. Kita menekankan supaya semua majelis dan warga jemaat siap sedia memberitakan Kabar Baik(Mat.28:19-20).

Apakah Perjanjian Lama itu? Pentingnya mempelajari Perjanjian Lama:

a.Perjanjian Lama merupakan Alkitab Yesus Kristus:

  1. Yesus mengenal sejarah Perjanjian Lama(mis. Yoh 3:14; bnd Bil 21:4-9);

2.Yesus mendasarkan pengajaran-Nya pada Perjanjian Lama(lihat Mat.5:17;bnd Mrk 11:17)

3.Yesus mempergunakan  Perjanjian Lama untuk menentang percobaan(lih. Mat 4:1-11)

4.Yesus menyatakan bahwa nubuat-nubuat Perjanjian Lama digenapi dalam diri-Nya(mis. Luk 4:16-21; Yoh 15:25)

  1. Perjanjian Lama sering dikutip oleh Perjanjian Baru. Ada kurang lebih kutipan dari Perjanjian Lama dalam Perjanjian Baru, yaitu kurang lebih 350 kutipan langsung, dan 2300 kutipan tidak langsung dan persamaan bahasa. Dengan perkataan lain, terdapat rata-rata satu kutipan Perjanjian Lama dalam setiap tiga ayat Perjanjian Baru. Kitab Yesaya dan Mazmur paling sering dikutip(masing-masing lebih dari 400 kali) dan hanya kitab Kidung Agung yang tidak dikutip dalam Perjanjian Baru.

c.Perjanjian Lama merupakan dasar untuk pengertian Perjanjian Baru, antara lain:

-dari segi bahasa(Perjanjian Baru ditulis dalam sejenis bahasa Yunani yang banyak dipengaruhi oleh abhasa-bahasa Perjanjian Lama)

-dari segi sejarah (sejarah Perjanjian Lama dilanjutkan oleh sejarah Perjanjian Baru),dan

-dari segi teologi(tema-tema teologi Perjanjian Lama, seperti penciptaan, dosa, hukuman, pertobatan, kurban, keseselamatan dan sebagaimya menjadi dasar teologi Perjanjian Baru)

  1. Perjanjian Lama merupakan dasar untuk pengertian Perjanjian Baru, antara lain:

-dari segai bahasa(Perjanjian Baru ditulis dalam sejenis bahasa Yunani yang banyak dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Perjanjian Lama);

-dari segi sejarah(sejarah Perjanjian Lama dilanjutkan oleh sejarah Perjanjian Baru;dan

-dari segi teologi(tema-tema teologi Perjanjian Lama. Seperti penciptaan, dosa, hukuman, pertobatan, kurban, keselamatn dan sebagainya menjadi dasar teologi Perjanjian Baru)

d.Baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru dinyatakan Allah yang Esa. Allah Israel adalah sama dengan Bapa Tuhan Yesus Kristus:

-sifat-Nya sama (mahakuasa, mahakudus, mahapengasih, dsb)

-rencana-Nya sama(untuk keselamatan manusia dan penyempurnaan dunia yang diciptakan-Nya).

-tuntutan-Nya sama(hidup yang suci, kasih kepada Allah dan sesama manusia)

e.Perjanjian Lama merupakan firman Allah. Allah berbicara(berfirman) melalui Perjanjian Lama,sebagaimana juga melalui Perjanjian Baru, untuk menyatakan kasih-Nya dan untuk menyampaikan kehendak-Nya kepada manusia.

  1. Perjanjian Lama mengandung sastra yang indah, termasuk cerita yang termasyur, seperti cerita Yusuf, Rut, Daud,Elisa, Yunus, Ester, dsb; dan puisi yang bagus dalam kitab Ayub, Mazmur, Yesaya,dll.

LIMA JILID TAURAT. Lima buku pertama dalam Alkitab merupakan kesatuan sehingga disebut Pentateukh(artinya lima-jilid). Isinya Taurat sehingga juga disebut Kitab Taurat.Taurat(Ibr.Torah) berarti petunjuk atau pengajaran, maksudnya petunjuk untuk menjalankan pengajaran para imam. Kelima kitab ini berisi dua unsur, yaitu sejarah dan peraturan, tepatnya  sejarah tentang asal-usul bangsa Israel yang terjalin dengan banyak peraturan bagi bangsa Israel.

Kitab yang pertama, yaitu Kejadian, menceritakan asal-usul atau kejadian. Bagian pertama(ps 1-11)tentang kejadian alam semesta. Bagian kedua(ps.12-50)tentang kejadian umat Israel.

Kitab yang kedua, yaitu Keluaran, menceritakan dua puncak masa jaya bangsa Israel, yaitu eksodus dari Mesir dan penyusunan peraturan yang disebut Taurat. Tema kitab ini adalah garis berlanjut yang dibuat Allah dengan memakai baik tokoh-tokoh kecil, seperti Sifra dan Pua, maupun tokoh besar, seperti Musa, untuk melanjutkan garis itu.

Kitab yang ketiga, yaitu Imamat, berisi peraturan keimaman. Di sini tercantum banyak peraturan tentang hari raya ibadah, korban persembahan, ketentuan makanan yang halal dan haram,tubuh dan rumah yang najis, peraturan menjual rumah atau tanah, dan banyak lainnya. Intinya terdapat dalam pasal 17-26 yang disebut undang-undang kekudusan.

Kitab yang keempat, yaitu Bilangan, berisi banyak angka atau bilangan, terutama angka sensus. Di samping itu terdapat juga sejumlah catatan historis tentang pemberontakan, perang, penaklukan Kanaan dan peraturan ibadah. Kitab ini berisi refleksi bangsa Israel tentang penakluykan Kanaan yang ditulis sekitar 700 tahun setelah peristiwa itu terjadi sebagai pengakuan atas kesetiaan Allah.

Kitab yang kelima, yaitu Ulangan, berisi penjelasan ulang tentang hubungan Allah dengan umat. Para penulis mengemas penjelasan itu dalam bentuk tiga pidato oleh Musa. Dalam Kitab Ulangan inilah yang paling mengandung bobot pedagogi dan teologi. Misalnya, pedagogi oth mesyakh, yiatu prinsip belajar secara repititif dan teologi ahaba, yaitu bahwa Allah memilih Israel bukankarena kebaikan Israel, melainkan karena kebaikan Allah yang tidak terpengaruh factor lain. Kitab Ulangan inilah yang sering dikutip dalam Perjanjian Baru.Kitab Ulangan ini juga paling banyak membela hak-hak asasi kelompok kecil, seperti janda, yaitim piatu, orang buta, orang miskin, dan budak belian.

Apakah sikap Yesus terhadap kelima Taurat ini? Yesus menegaskan,”Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya”(Mat.5:17)

 

SELAMAT BELAJAR!

Admin on Mar 24, 2023
DANAU TOBA BAGAIKAN KEPINGAN SORGA

Pendahuluan

Siapakah Tuhan Allah? Siapakah manusia ? Pertanyaan ini akan dilanjutkan: 1. Bagaimana hubungan Tuhan Allah dengan manusia? 2.Bagaimana hubungan manusia dengan sesama manusia?3. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, ciptaan Tuhan?

Tuhan Allah digambarkan jadi “Tukang Kebun”

Halama-halaman pertama Alkitab sebenarnya mencengangkan. Orang yang pertama kali membaca Alkitab mulai dari halaman pertama akan tercengang melihat bagaimana caranya Allah digambarkan di situ. Semula orang mungkin mengira bahwa di dalam Alkitab Allah digambarkan sebagai seorang raja yang sedang duduk di singgahsana berlapis emas dengan segala keagungan. Tetapi ternyata halaman pertama Alkitab tidak memberi gambaran yang begitu tentang Allah. Kitab pertama dalam Alkitab bukan menggambarkan suasana dan konteks sebuah kebun yang bersahaja. A;llah bukan digambarkan sebagai seorang raja yang dikelilingi oleh para dayang, melainkan sebagai seorang tukang kebun yang berjalan seorang diri di kebun. Allah digambarkan sedang menyingsingkan lengan dan bekerja dengan tangan sendiri di suatu kebun dan semua hasil kerja itu dilihat-Nya sudah “baik”(Kej.1:31)

Di dalam Alkitab ada dua buah cerita tentang penciptaan, yang pertama di dalam Kejadian 1:1 sampai 2:4a dan yang kedua di dalam Kejadian 2:4b-25. Kedua cerita itu, yang berasal dari dua kelompok pengarang yang berbeda zaman,mengandung beberapa perbedaan dan persamaan. Persamaan kedua ceriat itu menggambarkan Allah yang sibuk bekerja. Di situ beberapa kali digunakan kata bara, sebuah kata yang khas dipakai untuk Allah, yang berarti menciptakan sesuatu tanpa bahan( cratio ex nihilo).

Manusia adalah makhluk pekerja

Alkitab memandang kerja sebagai bagian dari kehidupan yang dimaksudkan Allah untuk manusia. Menurut Kitab Kejadian, Allah menciptakan manusia dengan tujuan”untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”(Kej.2:15). Alkitab tidak pernah menggolongkan jenis pekerjaan atas dasar hina atau mulia. Segala jenis pekerjaan, sejauh itu mendatangkan faedah bagi kehidupan bersama, adalah mulia. Alkitab mencatat bahwa Raja Saul semula adalah petani yang membajak dengan lembu(1 Sam.11:5). Atau bahwa raja Daud semula adalah penjaga ternak(1 sam.17:15). Jenis pekerjaan yang kasar dan mengotorkan badan pun adalah rencangan Tuhan. Keyakinan teologis yang menjadi dasar  pendidikan agama Yahudi ialah ajaran tentang manusia. Secara singkat, Menurut Perjanjian Lama, manusia diciptakan menurut gambar Allah untuk memelihara lingkungan hidup, menaati perintah Penciptanya dan hidup dengan setia sebagai anggota umat terpilih/kawan sekerja perjanjian. Pada pokoknya, manusia adalah mahkluk khusus yang mampu dan wajib mengambil keputusan pada setiap saat dari hidupnya. Dia terpanggil untuk membedakan antara nilai-nilai yang muncul dalam kebudayaan dan yang berporos pada kehendak Tuhan. Namun pada lain pihak cerita ini manusia ditugaskan untuk “mengusahakan” dan “memelihara” taman Eden itu. Salah satu yang ditanamkan dalam diri manusia ialah “perasaan keindahan”. Mengagumi keindahan membuat manusia menjadi komponis yang menciptakan lagu.Danau Toba yang sangat indah telah membuat orang Batak banyak yang menjadi komponis, Liberty Manik: Satu nusa satu bangsa: Cornel Simajuntak; Nahum Situmorang, Ismail Hutajulu dan Nortir Simanungkalit, Pdt.Pensil Silitonga, Pdt,JAU Dolok Saribu dll Bahkan gereja HKBP  disebut “gereja  bernyanyi” karena banyaknya acara bernyanyi di dalam setiap kebaktiannya.

Hubungan manusia dengan alam

Dulu orang Batak adalah “sipele begu”, namun kedatangan para pekabar Injil membuat kebanyakan orang Batak yang tinggal di sekitar danau Toba menjadi  orang Kristen”. Salah satu pekabar Injil itu adalah I.L.Nommensen yang dikenal menjadi “Rasul Batak”. Kedatangan Nommensen telah merubah pola pikir orang Batak dengan “perlunya sekolah”.Nommensen di dalam pengalamannya mempunyai prinsip PI dengan istilah”pantang mundur”(nunquam retrorsum).Banyak tantangan terhadap benih Kerajaan Allah itu, tetapi tuaian sudah pasti berhasil.Nama Nommensen juga sering disebut  selaku rasul”maju terus”, sesuai dengan bunyi BBInjil ke daerah Simalungun. Istilah yang dipakai dalam telegram tersebut adalah”Tole, den Timor-landen das Evangelium” Tole( Bahasa Batak), yang artinya”maju terus” disebut dalam bahasa Jerman, Vorwaerts!Maju terus  beritakan Injil ke Simalungun, Nommensen, Rasul Batak yang tetap vortwaert , yang pantang mundur itu, diberkati oleh Yesus, Kepala Gereja tersebut. Hal itu tampak dari adanya jutaan orang yang telah menerima Kerajaan Allah di Sumatera Utara, yaitu yang tergabung dalam gereja-gereja HKBP, HKI, GMB, GKPS, GKPA, GKPPD, GKLI, GPP, dan lain-lain. Gereja-gereja ini daerah pelayanannya berada di sekitar Danau Toba.

Bagaimana tanggungjawab Gereja bekerja sama dengan Pemerintah untuk mengusahakan dan memelihara Danau Toba ini?

.Siapa yang tidak kenal danau Toba? Hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu danau yang terluas di Asia Tenggara ini. Danau Toba memiliki panjang kurang lebih 100 KM, dan lebar 30 KM.dan disebut “Raja ni sude na tao”(Raja dari semua Danau) Danau Toba terletak di provinsi Sumatera utara. Danau ini  berada dalam wilayah 7 Kabupaten, antara lain Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Karo. Danau Toba merupakan kampungnya orang Batak. Di tengah-tengah danau Toba terdapat sebuah pulau yang cukup luas bernama pulau Samosir. Hampir semua penduduk Samosir adalah orang Batak. Di sekitaran danau Toba ada juga tempat wisata selain danau, misalnya bukit Holbung dan bukit Gibeon. Saat ini danau Toba tengah menjadi salah satu destinasi favorit para turis baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Hal ini sangat berdampak positif bagi masyarakat sekitar karena akan menambah pemasukan daerah yang dapat menjadi faktor kesejahteraan masyarakat setempat. Jarak dari kota Medan ke danau Toba adalah 180 KM, sekitar 4 jam perjalanan naik bus dan ini bisa lebih cepat dengan adanya toll ke Tebing Tinggi bahkan nanti sampai ke Parapat. Dari kota Medan lanjut ke Tebing Tinggi, dari Tebing Tinggi ke Kota Pematangsiantar, dari Pematangsiantar ke Prapat. Dan untuk menyeberang dari Parapat ke Pulau Samosir adalah sekitar 30 Menit. Di dalam kapal kita bisa menikmati kacang khas dari Pulau Samosir dan harganya sangat terjangkau. Kita bisa menikmati pemandangan danau Toba dari penatapan yang berada di Parapat, tepatnya daerah Sibaganding. Tapi akan lebih indah jika kita datang kesana malam hari karena anda akan melihat pemandangan kota Parapat di malam hari. Keindahan lampu-lampu memang benar benar membuat mata kita dimanjakan. Di sekitaran penatapan kita juga bisa menjumpai kawanan monyet yang sering meminta makanan pada turis yang datang.  Flashback ke masa lalu, danau Toba konon katanya terjadi karena meletusnya gunung purba supervulcano Toba. Bahkan katanya bumi kembali ke zaman es pada masa itu. Bumi tidak dapat cahaya matahari selama 6 tahun. Hampir seluruh dunia merasakan dampak dari letusan gunung supervulcano Toba. Hampir semua spesies yang ada di bumi ini punah. Letusannya benar-benar dahsyat.

Saat ini pemerintah khususnya pemerintah pusat sedang fokus untuk menaikkan nama danau Toba menjadi tempat wisata kelas Internasional. Terbukti awal September kemarin bandara Silangit yang menjadi bandara yang dekat dengan danau Toba diangkat menjadi bandara Internasional. Rencananya, rel kereta api juga akan dibangun dari kota Medan ke Prapat melalui kota Pematangsiantar. Pemerintah juga berencana akan menambah alat tranportasi laut berupa sebuah kapal Fery untuk membantu masyarakat yang ingin menyebrang ke Pulau Samosir menjadi lebih cepat, khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil. Memang sering sekali terjadi antrian panjang jika ingin menyebrang ke pulau Samosir terutama ketika hari libur. Sehingga menimbulkan kemacetan jika ingin pergi ke objek wisata tertentu. Hal ini tentu berdampak negatif pada objek wisata tersebut. Diharapkan pemerintah segera menjalankan semua rencana tersebut sehingga pariwisata di sekitar danau Toba akan semakin maju. Untuk menyebrang ke pulau Samosir, di danau Toba terdapat transportasi lain selain kapal Fery, yaitu kapal motor. Walaupun perhatian pemerintah pusat saat ini untuk danau Toba sudah maksimal, tapi masih banyak masyarakat yang justru malah merusak alam danau Toba. Banyak turis pendatang yang membuang sampah di danau Toba atau pinggiran danau Toba. Selain itu, banyak juga masyarakat lokal yang masih belum menyadari dampak dari kerusakan lingkungan. Masih banyak masyarakat sekitaran danau Toba yang dengan sengaja membuat keramba di dalam danau Toba yang sebenarnya dapat merusak lingkungan. Penebangan pohon di hutan sekitaran danau Toba juga masih sering terjadi, banyak pengusaha gelap yang memanfaatkan kekayaan danau Toba untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampak dari danau Toba.

Daerah wisata yang terkenal di danau Toba adalah Prapat, Tomok, Tuktuk, Tigaras, Silalahi, Balige dan lain-lain. Disekitaran danau Toba kita juga bisa menjumpai air terjun, pemandian air panas dan juga pantai dalam danau. Tempat wisata yang saat ini populer adalah Bukit Holbung. Bukit Holbung terletak di desa Janji Martahan, Kabupaten Samosir. Banyak anak muda yang datang kesini hanya untuk berkemah. Selai bukit Holbung, tempat wisata lain yang saat ini populer adalah Bukit Indah Simarjarunjung (BIS) yang menjadi tempat favorit anak muda yang berpacaran, Bukit Gibeon, Paropo, Bukit Gajah Bobok, dan Pantai Lumban Bulbul di Balige.”Sibea-bea”;Sipinsur”;Kaldera” di Laguboti ada “Pantai Lumban Binanga” dengan mytos”Batu na bonta” dan ada lagi tempat wisata yang belum dibenahi, misalnya”Air terjun Sampuran”Sirambe, tempat pelestarian ‘IHAN BATAK” daan ada lagi”Liang Sipege”Gua yang konon kabarnya bisa tembus sampai ke Tarutung? Dan adanya fasilitas hotel “SERE NA ULI “ di Laguboti.dll

Pemerintah udah membuat pembangunan di kawasan danau Toba. Bagaimana tanggungjawab  gereja yang ada di sekitar danau Toba ini? Gereja terpanggil menjadi komunitas yang peduli, baik ke dalam maupun kepada masyarakat luas.Buah dari sikap peduli adalah bahwa hidup Dia menjadi hidup kita dan kita menjadi hidup Dia. Kita saling melibatkan diri kita sendiri. Mungkin itu maksud Kristus ketika Ia menyuruh,”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Mat.22:39). Kita terpanggil untuk mengusahakan dan memelihara.(Kej.2:15) Sadar wisata, sadar kebersihan, tangan kita berubah menjadi tangan Kristus ketika membersihkan lingkungan kita. Senyum kita berubah menjadi senyum Kristus ketika melihat dan menyambut tamu-tamu wisatawan datang menikmati keindahan panorama danau Toba. Dengan sikap seperti inilah kita menyambut F1H2O yang diadakan di Danau Toba 24-25 Feberuari 2023. Apa ini F1 H20 ini? .F1H20 merupakan sebuah kompetisi balap internasional untuk perahu motor yang diselenggarakan oleh  Union Internationale Motonautique(UIM). Ajang ini dipromosikan oleh H2O Racing, yang sering disebut F1H20. Singkatnya,F1H20 merupakan Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula.

Bagaimana F1H20 kegiatan bisa berkelanjutan setiap tahun di Danau Toba? Dengan menggiatkan masyarakat dengan Kearifan Lokal,misalanya “SOLU BOLON”, sebagai pendampingan kegiatan F1H20.

Bagaimana “solu bolon”dikembangkan di Danau Toba, dengan dilengkapi teknologi tinggi menggunakan tenaga listrik kombinasi solarcell(tanaga surya) dan baterai serta embusan angin. Kapasitas solu dapat bertambah, dan tetap ramah lingkungan, tanpa polusi emisi. Jadi melibatkan solu bolon dengan teknologi listrik atau baterai plus angin. Ini perpaduan teknologi tinggi.Saintek tinggi dan rama lingkungan. Solu bolon yang menjadi warisan leluhur , bisa kita bangun di Danau Toba mendampingi F1 Powerboat. F1 Powerboat ini banyak melibatkan banyak orang luar dan ini kesempatan untuk promosi wisata Danau Toba dengan menampilkan kearifan local. Diharapkan dengan solu bolon , menjadi kegiatan perspektif local , kegiatan ecotourism yang menarik wisatawan manca Negara.

Selamat menikmati keindahan ciptaan Tuhan

Jakarta,24 Feberuari 2023

Pdt.Luhut.P. Hutajulu

Admin on Mar 18, 2023