TEOLOGI PERJANJIAN LAMA
Oleh : Pdt. Dr. Anna Ch. Vera Pangaribuan
VIDEO bisa dilihat disini :
PELAJARAN I
Allah menciptakan langit dan bumi:
Umat Israel memuji Tuhan Yang Menciptakan Langit Dan Bumi
Atas prakarya-Nya sendiri
Dengan maksud menjalin hubungan timbal balik dengan para makhluk-Nya :
Maka pada satu segi dewa-dewi alam ditolak pada segi lain peran universal Tuhan diakui.
Allah menciptakan manusia:
Di antara segala mahkluk manusia diberikan tempat terkemuka karena Allah hendak bersekutu dengan dia dalam suatu perjanjian :
Manusia senantiasa merupakan rahasia bagi dirinya sendiri karena tantangan yang dialami dalam dirinya sendiri.
Allah memberkati para makhluk-Nya dan memelihara ciptaan-Nya:
Menyelamatkan merupakan peristiwa yang Allah kerjakan.
Memberkati dan memelihara dapat disamakan dengan suatu aliran yang tidak berhenti :
PELAJARAN II
Allah memilih para leluhur Israel:
Allah memilih Abraham, Ishak dan Yakub
Allah menyatakan diri-Nya:
memperlihatkan namaNya (atau suatu gelar ilahi sebagai gantinya), serta menyatakan kehadiranNya di beberapa tempat suci di tanah Kanaan.
itulah yang menyatakan diriNya kepada para bapa leluhur, sebelum Israel lahir sebagai umatNya dan sebelum Kanaan menjadi milik pusaka mereka.
Allah mengikat perjanjian: Dua kesaksian utama
Dalam hubungan yang erat dengan memilih dan memanggil para bapa leluhur itu,
Allah mengikat suatu perjanjian dengan mereka dengan Abraham diikrarkan-Nya suatu sumpah setia
Upacara perjanjian dan sumpah itu diperbaharui-Nya kepada Ishak dan Yakub. Semuanya merupakan pertanda dan pendahuluan dari perjanjian yang akandi ikat-Nya
Dengan umat Israel pada waktu kelahirannya yakni pada waktu Ia membawa mereka keluar dari Mesir.
Menurut lapisan-lapisan PL yang ditentukan oleh cara pandang imam-imam, perjanjian dengan para bapa leluhur itu sekaligus merupakan perjanjian Tuhan dengan Israel.
Di dalam diri Abraham, seluruh Israel diangkat menjadi umat-Nya dan berkenaan dengan diri Abraham, sekali untuk selama-lamanya Tuhan menetapakan diri-Nya menjadi Allah orang Israel.
Allah memberikan janji-janji-Nya
Allah menjanjikan berkat, keturunan, dan tanah kepada Abraham, Ishak dan Yakub. Janji-janji itu merupakan benang merah dalam cerita leluhur :
Pelajaran Ke III
Allah membawa Israel keluar dari Mesir :
Tempat pokok ini di dalam kesaksian kitab-kitab Perjanjian Lama
Tuhan telah membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir dengan mengerjakan tanda-tanda yang berkuasa dan telah membawanya menyeberangi
Laut Teberau dengan cara yang ajaib; itulah pokok puji-pujian dan dasar maupun inti kepercayaan umat Israel sejak masa kelahirannya.
Pokok puji-pujian dan kepercayaan bersama inilah yang mula-mula mempersatukan angkatan orang-orang Israel waktu perjalanannya di padang gurun dan
persekutuan suku-suku Israel yang telah mendiami tanah Kanaan. Segala pokok kepercayaan Israel lainnya didasarkan atas pokok “Keluaran dari Mesir” itu.
Allah membebaskan umat-Nya:
Sambil membawa Israel keluar dari Mesir, Allah membebaskan mereka dari perbudakan, serta menjadikan mereka umat milikNya sendiri. Dengan perbuatan ini, Ia bukan hanya memperlakukan mereka sebagai “anakNya yang sulung” dan sebagai umatNya yang terpilih melainkan sekaligus juga Ia membangkitkan puji-pujian dan kepercayaan mereka sebagai umat yang dengan sukarela beribadat kepadaNya.
Sebagai “hamba” Tuhan, Israel justru menjadi merdeka, bukan hanya dari perbudakan oleh manusia melainkan juga dari perbudakan oleh segala kuat kuasa yang menjadi sembahan bangsa-bangsa. Hendaklah melindungi kemerdekaan umat dan tiap-tiap anggotanya itulah maksud sebagian besar dari hukum-hukum Tuhan yang diterima oleh Israel.
Allah menyatakan nama-Nya:
Allah telah menampakkan diri-Nya kepada para leluhur di tanah Kanaan dan kepada merekapun Ia memperkenalkan diri-Nya. Menurut beberapa suara PL, ia memperkenalkan dengan nama-nama dan sebutan-sebutan ilahi yang sementara. Sedangkan menurut suara lain, Ia memperkenalkan dengan nama-Nya sendiri.
Di Mesir Ia menyatakan nama-Nya yang tunggal dan inti wujud-Nya sendiri. Mula-mula dengan firman melalui hamba-Nya, Nabi Musa, lalu dengan karya pembebasan yang ajaib untuk diketahui, dilihat dan dialami baik oleh umat-Nya Israel maupun Firaun dan segala bangsa di bumi.
Asal dan makna nama YHWH tidak diketahui dengan pasti. Nama itu digunakan sebagai nama khas Allah umat Israel yang dikenal melalui tindakan pembebasan dari Mesir.
Allah membebaskan umat-Nya dengan mengalahkan Mesir:
Untuk membebaskan umat-Nya dari perbudakan, Allah memukul Firaun dengan segala alat negaranya karena kekerasan hati mereka.
Ia membuat mereka menjadi tanda peringatan bagi Israel dan segala bangsa di bumi.
Allah mengutus Musa, Harun dan Miryam:
Pada waktu membawa Israel keluar dari Mesir, Allah memanggil; mengutus dan menguasakan orang, dari tengah-tengah Israel sebagai pemimpin-pemimpin umat-Nya.
Menurut lapisan-lapisan PL yang tertua, Tuhan sendirilah yang membawa umat-Nya keluar dari Mesir. Di dalam lapisan-lapisan yang kemudian sampai ke yang
paling muda sekalipun dasar kesaksian ini tidak pernah disangkal atau ditinggalkan.
Namun, lapisan-lapisan yang lebih muda itu menekankan kebijaksanaan Allah yang mengikutsertakan manusia di dalam pekerjaanNya memimpin dan Pembebas; mula-mula para mandor Israel,
kemudian Musa (berturut-turut digambarkan sebagai pengantar firman dan juru syafaat sebagai juru mukjizat dan pemimpin-pemimpin bangsa sebagai wakil Allah dan pelopor ibadah yang benar
dan akhirnya kepada Musa diperbantukan Harun dan Miryam.
Pelajaran Ke IV
Allah membimbing umat-Nya di Padang Gurun:
Allah telah memimpin dan membimbing Israel di dalam perjalanannya di padang gurun, yakni dari Mesir, rumah perbudakan itu, ke Kanaan tanah perhentian yang telah dijanjikan-Nya
kepada bapa leluhur mereka, Ia memelihara umat-Nya yang bersungut-sungut dan kurang percaya dan dengan memberi tanda-tanda kehadiran-Nya di rintangan bahaya maut dan kebinasaan;
Itulah pokok puji-pujian dan pengakuan percaya umat Israel sejak mereka menetap di tanah Kanaan.
Allah memilih suatu bangsa yang degil:
1.Sejumlah saksi yakin bahwa gurun adalah tempat kelahiran Israel sebagai umat Tuhan.
2.Kasih sayang Tuhan pernah dijawab umat dengan kasih pula.
3.Namun, kebanyakan saksi memberitahukan bahwa umat Allah itu memberontak di gurun, kurang percaya dan berkali-kali mencobai Allah.
Allah menanggung umat-Nya di padang gurun:
Terhadap Umat-Nya yang memberontak berulang-ulang itu, Allah memelihara hubungan-Nya yang baru saja diikat-Nya dengan Israel, bukan hanya dengan memberi tanda-tanda
pengasihan berupa pertolongan dan perlindungan yang ajaib, tetapi juga dengan tanda-tanda kemurkaan berupa penghukuman dan penarikan tangan perlindungan-Nya.
Angkatan yang keluar dari Mesir itu harus mengembara sampai mati (40 tahun di padang gurun) dan Musa sendiripun tidak diperkenankan masuk ke tanah yang dijanjikan Tuhan itu.
Sungguh pun demikian penghukuman itu tidak membuat hubungan Allah dengan Israel terlepas. Justru dengan penghukuman yang berat itu Allah menegakkan ikatan-Nya.
Allah menyertai umat-Nya:
Disepanjang perjalanannya di padang gurun, umat Israel disertai, dituntun dan dipimpin Tuhan, bagaikan kawanan domba digiring oleh gembalanya yang baik.
Israel menerangkan penyertaan sebagai rahasia yang digambarkannya dengan berbagai-bagai cara :
1.Sebagai kehadiran yang tetap pada siang atau malam (tiang awan atau tiang api; malaikat Tuhan, kemah suci sebagai tempat menyimpan tabut, tahta Tuhan.
Jika kesetiaan Allah yang tidak putusnya yang hendak ditekankan.
2.Sebagai kehadiran bebas yang menurut perkenanan Tuhan (kemah suci sebagai tempat pertemuan Tuhan dengan Musa)
jika kedaulatan dan kesucian Tuhan yang hendak ditekankan.
3.Kehadiran Tuhan di dalam kemah itu selalu bertalian dengan pelayanan seorang manusia terpilih yakni Musa atau Harun dengan sebagian dari keturunannya.
Allah menghantar umat ke tempat perhentian:
Sambil membimbing umat-Nya di padang gurun, Allah membentuk mereka sebagai suatu bangsa musafir. Mesir, rumah perbudakan itu, ada di belakang dan
tanah Kanaan tempat perhentian yang disedikan Tuhan, ada di depannya. Sungguhpun tidak mempunyai kediaman yang tetap, tidak mempunyai tanah dan
penghasilan sebagai jaminan hidup, tidak berdaya untuk membela diri terhadap ancaman, dan tidak dapat berlindung pada kepastian lain kecuali
kehadiran Tuhan yang akan melaksanakan apa yang sudah dimulai-Nya sejak Mesir.
Tidak dapat berlindung pada kepastian lain kecuali kehadiran Tuhan yang akan melaksanakan apa yang sudah dimulai-Nya sejak Mesir. Namun justru
di dalam kemiskinan yang nyata itulah Israel belajar mengenal rahasia kekayaannya pada segala abad: kekayaannya sebagai banga yang hidup melulu dari firman Allah.