Sudah hampir dua pekan, usaha pusat kebugaran (gym) yang ditekuni atlet binaragawan nasional Repelita terlihat tutup. Sudah tidak terdengar suara musik serta benturan besi - besi angkat beban yang berbunyi.
Bukan tanpa alasan suara-suara itu hilang, Repelita atau yang akrab disapa Pelly, terpaksa menutup usaha miliknya akibat penyebaran virus corona (Covid-19).
Ditambah pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang akan dilakukan Pemprov DKI, terhitung Jumat 10 April 2020 nanti, membuat Pelly semakin menutup rapat-rapat usaha gym miliknya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan telah menyebutkan hanya delapan sektor yang boleh tetap beraktivitas selama status PSBB di berlakukan di Jakarta.
"Dunia usaha kita akan atur kegiatan perkantoran dihentikan kecuali beberapa sektor, ada delapan pengecualian yakni kesehatan, pangan, energi, komunikasi, keuangan perbankan, logistik distribusi barang, ritel dan industri strategis di kawasan Jakarta," ujar Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (7/4).
Dari delapan sektor tersebut secara otomatis usaha gym akan ditutup, selama pemberlakuan status PSBB di wilayah.
"Tidak PSBB saja sudah menurun dan berdampak pada pendapatan dari usaha saya. Tetapi atas nama kemanusiaan saya akan mendukung Pemprov DKI dengan program PSBB guna menghambat Covid-19," ujar Pelly saat diwawancarai merdeka.com, Rabu (8/4).
Kendati demikian, Pelly menyayangkan belum adanya sosialisasi secara langsung dari pihak pemerintah setempat dalam penutupan usahanya. Akibatnya, ia belum memahami apa saja bantuan yang akan diterima bagi pelaku usaha yang terpaksa tutup.
"Cuman surat edaran aja tertanggal 23 maret 2020, dan belum ada sosialisasi dari pemerintah setempat. Ditambah belum adanya bantuan apapun dari pemerintah yang saya terima, sampai saat ini," ujar peraih prestasi penghargaan The South East Asia Body Building Championship 2013.
Padahal, akibat penutupan usaha gym miliknya sampai saat ini Pelly tidak mendapatkan pemasukan. Karena hanya usaha gym inilah sumber pencarian ekonomi baginya.
Dia sangat berharap bantuan dari pemerintah yang jelas dan lebih memperhatikan para usaha yang saat ini nihil pemasukan, karena menutup pundi-pundi rupiahnya.
"Seperti lisrtik, memang pemerintah melakukan subsidi buat 450-900Va. Tapi bagaimana yang lokasi usaha tutup, saya makai 4.400Va dan alat gym ini kan harus dinyalain per harinya sebagai perawatan walau tidak dipakai. Otomatis listrik tetap jalan," terangnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan kepada pemerintah agar menyalurkan bantuan secara terukur dan tepat, terkhusus bagi para pelaku usaha khusus dengan beberapa spesifikasi.
Selain itu, para pebisnis GYM perlu menyiasati perubahan ini dengan memanfaatkan platform digital yang ada, seperti website. dengan website, para pelaku usaha bisa membuat promo promo menarik dan pemberitahuan lainnya melalui email, selain itu, website juga bisa memberikan platform membership bagi para pengguna, sehingga para member gym dapat merasakan layanan gym secara online.