Sep 24, 2020
Announcements
24 Comments
MODEL BISNIS KANVAS, PELAKU UKM HARUS TAU 5 mins read

Setiap pelaku bisnis, baik bisnis skala besar maupun kecil, memerlukan perencanaan matang dalam menjalankan bisnisnya. Tidak mengherankan bila bisnis skala besar dengan segala sumber daya yang dimilikinya mampu memperoleh keuntungan yang optimal. Berbeda dengan bisnis skala kecil dan menengah yang cenderung mengalami keterbatasan sumber daya. Menurut sebuah penelitian dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis, kelemahan UKM di Indonesia terdapat pada aspek manajemen, organisasi, teknologi, permodalan, operasional dan teknis di lapangan, terbatasnya akses pasar, kendala perizinan, serta biaya-biaya non-teknis di lapangan yang sulit dihindarkan. Beberapa UKM belum memiliki strategi dalam menjalankan bisnisnya. Perumusan strategi ini dapat diawali dengan membuat model bisnis. Model bisnis dapat mencerminkan pilihan strategis dan implikasi operasional yang membantu pelaku usaha untuk mengomunikasikan, menganalisis, menguji, dan memvalidasi sebuah hubungan sebab-akibat yang berasal dari pilihan strategi yang dibuat. Selain itu, model bisnis dapat mengurangi mispersepsi oleh sesama pelaku usaha. Terdapat beberapa tipe model bisnis, yaitu value networking mapping, model bisnis Henry Chesbrough, strategy diamond, the four-box business model, dan model bisnis kanvas.

Model bisnis kanvas merupakan gambaran keseluruhan bisnis, mulai dari keunikan yang ditawarkan oleh perusahaan, jaringan pemasok, target pasar, jalur pemasaran, hingga sumber biaya dan pendapatan. Model bisnis ini dapat memudahkan pelaku bisnis kecil dan menengah untuk merancang strategi yang tepat bagi bisnisnya. Model bisnis kanvas dapat digunakan dalam setiap siklus bisnis, baik bisnis yang baru akan dibangun maupun pada bisnis yang telah berjalan serta sebagai bahan evaluasi dan upaya dalam pengembangan produk ataupun unit usaha. Model bisnis kanvas digambarkan dalam sembilan blok aspek dan setiap aspeknya saling terkait.

  1. Proposisi nilai (value propositions), blok yang menggambarkan gabungan antara produk dan layanan yang menciptakan nilai untuk ditawarkan kepada pelanggan. Blok ini membantu pelaku usaha untuk memikirkan sesuatu yang berbeda dan inovasi dari produk atau jasa yang mereka tawarkan. Inovasi bukan hanya membuat sesuatu yang berbeda dan sebelumnya belum pernah ada di pasaran, tetapi juga perlu dipikirkan apakah dapat menjawab masalah yang dialami oleh konsumen atau tidak. Berbagai inovasi yang berorientasi kepada konsumen pada akhirnya merupakan daya tarik yang dapat mendatangkan konsumen tersebut.
  2. Segmen pelanggan (customer segments), blok yang menggambarkan kelompok orang atau organisasi yang menjadi tujuan pelaku usaha untuk dijangkau atau dilayani. Blok ini membantu pelaku usaha untuk memikirkan siapa pelanggan yang akan membeli produk atau jasa mereka, bagaimana preferensi mereka terhadap produk atau jasa.
  3. Saluran (channels), blok yang menggambarkan sarana para pelaku usaha untuk dapat berkomunikasi dengan segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk menyampaikan proposisi nilai. Dalam saluran, pelaku usaha tidak hanya sampai pada pendistribusian barang/jasa dan penyampaian proposisi nilai, tetapi juga penting untuk mengetahui kondisi atau perasaan konsumen setelah mendapatkan produk yang ditawarkan.
  4. Hubungan dengan pelanggan (customer relationship), blok yang menggambarkan berbagai jenis hubungan yang dibangun perusahaan bersama segmen pelanggan yang spesifik. Salah satu hubungan yang dapat dibangun adalah melalui komunitas sehingga hubungan yang dibangun adalah sebagai kelompok dan bukan individual.
  5. Sumber daya utama (key resources), blok yang menggambarkan aset-aset penting yang dibutuhkan agar sebuah model bisnis dapat berfungsi. Sumber daya utama dapat dikategorikan dalam sumber daya fisik, finansial, manusia, serta intelektual. Oleh karena itu, penggunaan merek serta hak paten dan hak cipta sangat penting untuk kelangsungan usaha.
  6. Aktivitas kunci (key activities), blok yang menggambarkan kegiatan-kegiatan utama yang harus dilakukan pelaku usaha agar model bisnisnya dapat beroperasi dengan sukses.
  7. Kemitraan utama (key partnerships), blok yang menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat beroperasi dengan baik. Beberapa kemitraan yang dapat dilakukan adalah aliansi strategis antara non-pesaing, koopetisi-kemitraan strategis antara pesaing, usaha patungan untuk mengembangkan bisnis, serta hubungan antara pembeli dan pemasok untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku.
  8. Struktur biaya (cost structure), blok yang menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Blok ini membantu pelaku usaha untuk menyadari bahwa terdapat biaya-biaya selain biaya produksi yang perlu juga diperhitungkan.
  9. Arus penerimaan (revenue streams), blok yang menggambarkan uang tunai yang dihasilkan pelaku usaha dari masing-masing segmen pelanggan. Arus penerimaan dapat bersifat transaksional ataupun pengulangan, seperti penyewaan aset, langganan, dan keanggotaan.

 

picture source: freepik.com

Artikel Terkait