Nov 25, 2024
Announcements
24 Comments
MENPAR: PENYEBARAN WISATAWAN BALI TIDAK MERATA! 5 mins read

Halo, Sobat Ekraf! Ada kabar penting dari sektor pariwisata Bali. Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana mengungkapkan bahwa padatnya wisatawan di sejumlah destinasi favorit di Bali bukan karena jumlah wisatawan yang berlebihan, tetapi karena penyebaran wisatawan yang belum merata. Mayoritas wisatawan menumpuk di Bali bagian selatan, sementara potensi wisata di Bali bagian utara dan barat masih belum banyak digali.

Solusi Pemerataan Wisatawan di Bali

Dalam keterangannya pada Jumat (22/11/2024), Menpar Widiyanti mengatakan bahwa Kementerian Pariwisata (Kemenparekraf) terus mendorong pemerataan wisatawan di Bali melalui langkah konkret. Salah satunya adalah peluncuran paket wisata 3B: Banyuwangi-Bali Barat-Bali Utara pada September 2024.

“Paket wisata ini menawarkan kekayaan destinasi di setiap daerah, mulai dari alam, budaya, produk wisata buatan, hingga desa wisata,” kata Menpar Widiyanti.

Beberapa destinasi yang termasuk dalam paket wisata ini antara lain:

  • Bali Utara: Desa Wisata Les, Lovina, dan Pemuteran.
  • Kabupaten Jembrana: Taman Nasional Bali Barat dengan daya tarik burung Jalak Bali.
  • Banyuwangi: Desa Wisata Kemiren, G-Land, Alas Purwo, dan Kawah Ijen.

Langkah Nyata untuk Pariwisata Berkelanjutan

Kemenparekraf juga melibatkan komunitas lokal dan mengundang wartawan nasional maupun asing untuk meliput destinasi di Kabupaten Buleleng, Bali Utara. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan eksposur dan mendukung pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.

Menurut Menpar Widiyanti, pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi ketimpangan wisata sekaligus menciptakan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat setempat.

“Kami optimistis dengan langkah ini, pariwisata Bali akan lebih merata, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi semua pihak,” ujarnya.

Pengelolaan Pariwisata yang Lebih Baik

Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, menambahkan bahwa Kemenparekraf berkomitmen untuk terus mengembangkan kebijakan pariwisata yang berkelanjutan, termasuk:

  1. Mengatasi masalah lingkungan seperti pengelolaan sampah dan polusi.
  2. Melindungi budaya lokal dari tekanan sosial akibat pariwisata.
  3. Meningkatkan koordinasi lintas lembaga untuk menindak wisatawan yang melanggar hukum atau norma adat.

“Manajemen destinasi adalah fokus utama kami. Wisatawan didistribusikan secara merata, tidak hanya di Bali, tetapi juga ke 5 Destinasi Super Prioritas (DPSP) lainnya seperti Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang,” ujar Hariyanto.

Edukasi dan Regulasi untuk Wisatawan

Kemenparekraf juga gencar mempromosikan pariwisata berbasis masyarakat, memperkuat regulasi lingkungan, dan mengedukasi wisatawan agar lebih menghormati budaya lokal serta menjaga kelestarian alam Bali.

Sobat Ekraf, mari kita dukung langkah ini dengan menjadi wisatawan yang bertanggung jawab! Dengan pemerataan wisata dan pariwisata berkelanjutan, kita bisa bersama-sama menjaga Bali sebagai destinasi impian dunia yang ramah lingkungan dan penuh potensi. 

Artikel Terkait