Mar 18, 2023
Announcements
24 Comments
DANAU TOBA BAGAIKAN KEPINGAN SORGA 5 mins read

Pendahuluan

Siapakah Tuhan Allah? Siapakah manusia ? Pertanyaan ini akan dilanjutkan: 1. Bagaimana hubungan Tuhan Allah dengan manusia? 2.Bagaimana hubungan manusia dengan sesama manusia?3. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, ciptaan Tuhan?

Tuhan Allah digambarkan jadi “Tukang Kebun”

Halama-halaman pertama Alkitab sebenarnya mencengangkan. Orang yang pertama kali membaca Alkitab mulai dari halaman pertama akan tercengang melihat bagaimana caranya Allah digambarkan di situ. Semula orang mungkin mengira bahwa di dalam Alkitab Allah digambarkan sebagai seorang raja yang sedang duduk di singgahsana berlapis emas dengan segala keagungan. Tetapi ternyata halaman pertama Alkitab tidak memberi gambaran yang begitu tentang Allah. Kitab pertama dalam Alkitab bukan menggambarkan suasana dan konteks sebuah kebun yang bersahaja. A;llah bukan digambarkan sebagai seorang raja yang dikelilingi oleh para dayang, melainkan sebagai seorang tukang kebun yang berjalan seorang diri di kebun. Allah digambarkan sedang menyingsingkan lengan dan bekerja dengan tangan sendiri di suatu kebun dan semua hasil kerja itu dilihat-Nya sudah “baik”(Kej.1:31)

Di dalam Alkitab ada dua buah cerita tentang penciptaan, yang pertama di dalam Kejadian 1:1 sampai 2:4a dan yang kedua di dalam Kejadian 2:4b-25. Kedua cerita itu, yang berasal dari dua kelompok pengarang yang berbeda zaman,mengandung beberapa perbedaan dan persamaan. Persamaan kedua ceriat itu menggambarkan Allah yang sibuk bekerja. Di situ beberapa kali digunakan kata bara, sebuah kata yang khas dipakai untuk Allah, yang berarti menciptakan sesuatu tanpa bahan( cratio ex nihilo).

Manusia adalah makhluk pekerja

Alkitab memandang kerja sebagai bagian dari kehidupan yang dimaksudkan Allah untuk manusia. Menurut Kitab Kejadian, Allah menciptakan manusia dengan tujuan”untuk mengusahakan dan memelihara taman itu”(Kej.2:15). Alkitab tidak pernah menggolongkan jenis pekerjaan atas dasar hina atau mulia. Segala jenis pekerjaan, sejauh itu mendatangkan faedah bagi kehidupan bersama, adalah mulia. Alkitab mencatat bahwa Raja Saul semula adalah petani yang membajak dengan lembu(1 Sam.11:5). Atau bahwa raja Daud semula adalah penjaga ternak(1 sam.17:15). Jenis pekerjaan yang kasar dan mengotorkan badan pun adalah rencangan Tuhan. Keyakinan teologis yang menjadi dasar  pendidikan agama Yahudi ialah ajaran tentang manusia. Secara singkat, Menurut Perjanjian Lama, manusia diciptakan menurut gambar Allah untuk memelihara lingkungan hidup, menaati perintah Penciptanya dan hidup dengan setia sebagai anggota umat terpilih/kawan sekerja perjanjian. Pada pokoknya, manusia adalah mahkluk khusus yang mampu dan wajib mengambil keputusan pada setiap saat dari hidupnya. Dia terpanggil untuk membedakan antara nilai-nilai yang muncul dalam kebudayaan dan yang berporos pada kehendak Tuhan. Namun pada lain pihak cerita ini manusia ditugaskan untuk “mengusahakan” dan “memelihara” taman Eden itu. Salah satu yang ditanamkan dalam diri manusia ialah “perasaan keindahan”. Mengagumi keindahan membuat manusia menjadi komponis yang menciptakan lagu.Danau Toba yang sangat indah telah membuat orang Batak banyak yang menjadi komponis, Liberty Manik: Satu nusa satu bangsa: Cornel Simajuntak; Nahum Situmorang, Ismail Hutajulu dan Nortir Simanungkalit, Pdt.Pensil Silitonga, Pdt,JAU Dolok Saribu dll Bahkan gereja HKBP  disebut “gereja  bernyanyi” karena banyaknya acara bernyanyi di dalam setiap kebaktiannya.

Hubungan manusia dengan alam

Dulu orang Batak adalah “sipele begu”, namun kedatangan para pekabar Injil membuat kebanyakan orang Batak yang tinggal di sekitar danau Toba menjadi  orang Kristen”. Salah satu pekabar Injil itu adalah I.L.Nommensen yang dikenal menjadi “Rasul Batak”. Kedatangan Nommensen telah merubah pola pikir orang Batak dengan “perlunya sekolah”.Nommensen di dalam pengalamannya mempunyai prinsip PI dengan istilah”pantang mundur”(nunquam retrorsum).Banyak tantangan terhadap benih Kerajaan Allah itu, tetapi tuaian sudah pasti berhasil.Nama Nommensen juga sering disebut  selaku rasul”maju terus”, sesuai dengan bunyi BBInjil ke daerah Simalungun. Istilah yang dipakai dalam telegram tersebut adalah”Tole, den Timor-landen das Evangelium” Tole( Bahasa Batak), yang artinya”maju terus” disebut dalam bahasa Jerman, Vorwaerts!Maju terus  beritakan Injil ke Simalungun, Nommensen, Rasul Batak yang tetap vortwaert , yang pantang mundur itu, diberkati oleh Yesus, Kepala Gereja tersebut. Hal itu tampak dari adanya jutaan orang yang telah menerima Kerajaan Allah di Sumatera Utara, yaitu yang tergabung dalam gereja-gereja HKBP, HKI, GMB, GKPS, GKPA, GKPPD, GKLI, GPP, dan lain-lain. Gereja-gereja ini daerah pelayanannya berada di sekitar Danau Toba.

Bagaimana tanggungjawab Gereja bekerja sama dengan Pemerintah untuk mengusahakan dan memelihara Danau Toba ini?

.Siapa yang tidak kenal danau Toba? Hampir seluruh masyarakat Indonesia tahu danau yang terluas di Asia Tenggara ini. Danau Toba memiliki panjang kurang lebih 100 KM, dan lebar 30 KM.dan disebut “Raja ni sude na tao”(Raja dari semua Danau) Danau Toba terletak di provinsi Sumatera utara. Danau ini  berada dalam wilayah 7 Kabupaten, antara lain Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Dairi, dan Kabupaten Karo. Danau Toba merupakan kampungnya orang Batak. Di tengah-tengah danau Toba terdapat sebuah pulau yang cukup luas bernama pulau Samosir. Hampir semua penduduk Samosir adalah orang Batak. Di sekitaran danau Toba ada juga tempat wisata selain danau, misalnya bukit Holbung dan bukit Gibeon. Saat ini danau Toba tengah menjadi salah satu destinasi favorit para turis baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Hal ini sangat berdampak positif bagi masyarakat sekitar karena akan menambah pemasukan daerah yang dapat menjadi faktor kesejahteraan masyarakat setempat. Jarak dari kota Medan ke danau Toba adalah 180 KM, sekitar 4 jam perjalanan naik bus dan ini bisa lebih cepat dengan adanya toll ke Tebing Tinggi bahkan nanti sampai ke Parapat. Dari kota Medan lanjut ke Tebing Tinggi, dari Tebing Tinggi ke Kota Pematangsiantar, dari Pematangsiantar ke Prapat. Dan untuk menyeberang dari Parapat ke Pulau Samosir adalah sekitar 30 Menit. Di dalam kapal kita bisa menikmati kacang khas dari Pulau Samosir dan harganya sangat terjangkau. Kita bisa menikmati pemandangan danau Toba dari penatapan yang berada di Parapat, tepatnya daerah Sibaganding. Tapi akan lebih indah jika kita datang kesana malam hari karena anda akan melihat pemandangan kota Parapat di malam hari. Keindahan lampu-lampu memang benar benar membuat mata kita dimanjakan. Di sekitaran penatapan kita juga bisa menjumpai kawanan monyet yang sering meminta makanan pada turis yang datang.  Flashback ke masa lalu, danau Toba konon katanya terjadi karena meletusnya gunung purba supervulcano Toba. Bahkan katanya bumi kembali ke zaman es pada masa itu. Bumi tidak dapat cahaya matahari selama 6 tahun. Hampir seluruh dunia merasakan dampak dari letusan gunung supervulcano Toba. Hampir semua spesies yang ada di bumi ini punah. Letusannya benar-benar dahsyat.

Saat ini pemerintah khususnya pemerintah pusat sedang fokus untuk menaikkan nama danau Toba menjadi tempat wisata kelas Internasional. Terbukti awal September kemarin bandara Silangit yang menjadi bandara yang dekat dengan danau Toba diangkat menjadi bandara Internasional. Rencananya, rel kereta api juga akan dibangun dari kota Medan ke Prapat melalui kota Pematangsiantar. Pemerintah juga berencana akan menambah alat tranportasi laut berupa sebuah kapal Fery untuk membantu masyarakat yang ingin menyebrang ke Pulau Samosir menjadi lebih cepat, khususnya yang menggunakan kendaraan pribadi berupa mobil. Memang sering sekali terjadi antrian panjang jika ingin menyebrang ke pulau Samosir terutama ketika hari libur. Sehingga menimbulkan kemacetan jika ingin pergi ke objek wisata tertentu. Hal ini tentu berdampak negatif pada objek wisata tersebut. Diharapkan pemerintah segera menjalankan semua rencana tersebut sehingga pariwisata di sekitar danau Toba akan semakin maju. Untuk menyebrang ke pulau Samosir, di danau Toba terdapat transportasi lain selain kapal Fery, yaitu kapal motor. Walaupun perhatian pemerintah pusat saat ini untuk danau Toba sudah maksimal, tapi masih banyak masyarakat yang justru malah merusak alam danau Toba. Banyak turis pendatang yang membuang sampah di danau Toba atau pinggiran danau Toba. Selain itu, banyak juga masyarakat lokal yang masih belum menyadari dampak dari kerusakan lingkungan. Masih banyak masyarakat sekitaran danau Toba yang dengan sengaja membuat keramba di dalam danau Toba yang sebenarnya dapat merusak lingkungan. Penebangan pohon di hutan sekitaran danau Toba juga masih sering terjadi, banyak pengusaha gelap yang memanfaatkan kekayaan danau Toba untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan dampak dari danau Toba.

Daerah wisata yang terkenal di danau Toba adalah Prapat, Tomok, Tuktuk, Tigaras, Silalahi, Balige dan lain-lain. Disekitaran danau Toba kita juga bisa menjumpai air terjun, pemandian air panas dan juga pantai dalam danau. Tempat wisata yang saat ini populer adalah Bukit Holbung. Bukit Holbung terletak di desa Janji Martahan, Kabupaten Samosir. Banyak anak muda yang datang kesini hanya untuk berkemah. Selai bukit Holbung, tempat wisata lain yang saat ini populer adalah Bukit Indah Simarjarunjung (BIS) yang menjadi tempat favorit anak muda yang berpacaran, Bukit Gibeon, Paropo, Bukit Gajah Bobok, dan Pantai Lumban Bulbul di Balige.”Sibea-bea”;Sipinsur”;Kaldera” di Laguboti ada “Pantai Lumban Binanga” dengan mytos”Batu na bonta” dan ada lagi tempat wisata yang belum dibenahi, misalnya”Air terjun Sampuran”Sirambe, tempat pelestarian ‘IHAN BATAK” daan ada lagi”Liang Sipege”Gua yang konon kabarnya bisa tembus sampai ke Tarutung? Dan adanya fasilitas hotel “SERE NA ULI “ di Laguboti.dll

Pemerintah udah membuat pembangunan di kawasan danau Toba. Bagaimana tanggungjawab  gereja yang ada di sekitar danau Toba ini? Gereja terpanggil menjadi komunitas yang peduli, baik ke dalam maupun kepada masyarakat luas.Buah dari sikap peduli adalah bahwa hidup Dia menjadi hidup kita dan kita menjadi hidup Dia. Kita saling melibatkan diri kita sendiri. Mungkin itu maksud Kristus ketika Ia menyuruh,”Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”(Mat.22:39). Kita terpanggil untuk mengusahakan dan memelihara.(Kej.2:15) Sadar wisata, sadar kebersihan, tangan kita berubah menjadi tangan Kristus ketika membersihkan lingkungan kita. Senyum kita berubah menjadi senyum Kristus ketika melihat dan menyambut tamu-tamu wisatawan datang menikmati keindahan panorama danau Toba. Dengan sikap seperti inilah kita menyambut F1H2O yang diadakan di Danau Toba 24-25 Feberuari 2023. Apa ini F1 H20 ini? .F1H20 merupakan sebuah kompetisi balap internasional untuk perahu motor yang diselenggarakan oleh  Union Internationale Motonautique(UIM). Ajang ini dipromosikan oleh H2O Racing, yang sering disebut F1H20. Singkatnya,F1H20 merupakan Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula.

Bagaimana F1H20 kegiatan bisa berkelanjutan setiap tahun di Danau Toba? Dengan menggiatkan masyarakat dengan Kearifan Lokal,misalanya “SOLU BOLON”, sebagai pendampingan kegiatan F1H20.

Bagaimana “solu bolon”dikembangkan di Danau Toba, dengan dilengkapi teknologi tinggi menggunakan tenaga listrik kombinasi solarcell(tanaga surya) dan baterai serta embusan angin. Kapasitas solu dapat bertambah, dan tetap ramah lingkungan, tanpa polusi emisi. Jadi melibatkan solu bolon dengan teknologi listrik atau baterai plus angin. Ini perpaduan teknologi tinggi.Saintek tinggi dan rama lingkungan. Solu bolon yang menjadi warisan leluhur , bisa kita bangun di Danau Toba mendampingi F1 Powerboat. F1 Powerboat ini banyak melibatkan banyak orang luar dan ini kesempatan untuk promosi wisata Danau Toba dengan menampilkan kearifan local. Diharapkan dengan solu bolon , menjadi kegiatan perspektif local , kegiatan ecotourism yang menarik wisatawan manca Negara.

Selamat menikmati keindahan ciptaan Tuhan

Jakarta,24 Feberuari 2023

Pdt.Luhut.P. Hutajulu

Artikel Terkait