Semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19, maka masyarakat dianjurkan untuk melakukan segala kegiatan di rumah. Namun, terlalu lama di rumah saja cukup membosankan. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengusir rasa bosan adalah dengan bertani di pekarangan rumah. Memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah tidak hanya membuat rumah tampak lebih hijau dan sejuk, namun hasil yang didapatkan bisa langsung dimanfaatkan untuk konsumsi rumah tangga atau menghasilkan uang dengan dijual.
Tingginya permintaan akan sayuran organik dapat menjadi peluang untuk menanam sayuran di pekarangan rumah. Sayuran yang cepat panen di rumah antara lain bayam, kangkung, daun bawang, seledri, sawi, tomat, dan lainnya. Rata-rata masa panen dari sayuran ini antara 1 hingga 2 bulan.
Inovasi dalam kegiatan bertani saat ini tidak harus dilakukan dalam lahan yang luas, tetapi dapat dilakukan pada lahan sempit dengan melakukan berbagai teknik yang mudah untuk dilakukan. Berikut beberapa teknik yang dapat digunakan untuk bertani di rumah :
1. Budidaya secara hidroponik
Metode ini merupakan salah satu cara bertani yang sederhana karena tidak menggunakan tanah. Jadi, media tanam yang sangat penting berupa air. Selain air, beberapa media tanam lainnya diperlukan seperti rockwool, arang, sekam, bahkan pecahan bata. Media ini berfungsi untuk menopang akar dan batang agar tidak mudah tumbang.
Untuk memastikan kebutuhan nutrisi sayuran terpenuhi, maka diperlukan tambahan larutan nutrisi. Larutan ini terdiri atas campuran air dan unsur hara.
2. Budidaya menggunakan polybag atau pot
Metode ini berupa penggunaan polybag atau pot sebagai media tanam. Polybag merupakan wadah dari plastik yang transparan dan memiliki lobang-lobang disekitarnya untuk jalur air. Sedangkan pot merupakan wadah yang terbuat dari macam-macam bahan seperti tanah liat, plastik atau bahkan kaca dengan lobang dibagian bawah sebagai jalur air.
Penggunaan polybag atau pot membutuhkan tanah sebagai media tanam. Sayuran yang ditanam menggunakan polybag lebih teratur dan terlihat rapi dibandingkan hanya ditanam di lahan. Sayuran harus rajin disiram dan diberi nutrisi berupa pupuk untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
3. Budidaya menggunakan botol bekas
Penggunaan botol bekas sebagai media tanam tidak hanya memanfaatkan barang bekas, tetapi dapat mengurangi biaya modal. Media tanam yang digunakan dapat berupa tanah maupun air dengan metode hidroponik. Penggunaan botol bekas ini dapat menghemat tempat karena dapat digantung pada dinding maupun digantung secara bersusun dengan sistem aeroponik.
4. Budidaya menggunakan ember
Penggunaan ember dalam budidaya ini tidak hanya untuk budidaya sayuran saja, tetapi digabung dengan budidaya ikan atau lebih dikenal dengan budikdamber (budidaya dalam ember). Dalam ember dilakukan budidaya ikan seperti lele, patin, mujair, dan lainnya sedangkan untuk budidaya sayurannya dilakukan diatas ember. Air yang digunakan pada budidaya ikan dapat digunakan sebagai sumber nutrisi untuk sayuran yang ditanam di atasnya.
Sayuran menggunakan media tanam berupa netpot ataupun gelas yang berisi rockwool, arang maupun sekam sebagai tempat menaruh benih dan diletakkan sumbu sebagai alat untuk mengalirkan air ke sayuran.