Pendahuluan
Kita semua ingin sehat. Namun sejak dulu sudah ada penyakit yang selalu mengganggu kesehatan kita. Dan akhir-akhir ini penyakit yang disebabkan oleh virus covid-19 mengancam kita dan telah menelan banyak korban yang meninggal. Kesehatan adalah anugrah Tuhan bagi kita namun anugerah ini harus menjadi tanggungjawab kita. Salah satu usaha kita untuk melindungi dan menjaga kesehatan kita, kita perlu meningkatkan imuns daya tahan kita untuk melawan covid -19 ini adalah “OLAH RAGA”. Kita di Indonesia telah menetapkan “Hari Olahraga Nasional” setiap tanggal 9 September. Pada tahun 2021 yang lalu , HAORNAS ke-38 kita peringati di tengah pandemi covid-19, keadaan yang membutuhkan daya tahan tubuh disamping vacinasi. Olahraga harus menjadi kebutuhan hidup dan menjadi gaya hidup. Perlu diketahui, permasalahan terbesar saat ini yakni derajat kebugaran masyarakat Indonesia yang masih rendah(hanya 17% populasi yang memiliki derajat kebugaran jasmani yang baik.). Maka dengan berolahraga diharapkan akan menjawab permasalahan tersebut. Dengan kesegaran jasmani yang bagus, maka akan memudahkan tumbuhnya daya tahan tubuh kita kepada penyakit.
HAORNAS ditetapkan berdasarkan PON ke-1 di Surakarta pada 9-12 1948. PON ke-1 diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 9 September 1948. Seiring dengan berjalannya waktu, Presiden Indonesia ke-2 Soeharto menetapkan 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional.(HAORNAS). Tema peringatan HAORNAS tahun 2023 ini adalah “Gelanggang Semangat Pemenang”
Perlukah kita sebagai orang Kristen berolahraga?
Di dalam 1 Timotius 4:8, Paulus menyatakan, “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Ayat ini tidak mengatakan bahwa olahraga tidak ada gunanya. Ia menyatakan olahraga itu berguna, namun menunjukkan prioritas yang benar dengan mengatakan bahwa ibadah memiliki nilai yang lebih besar. Rasul Paulus juga menyebut tentang latihan badani dalam ilustrasi mengenai kebenaran rohani. 1 Korintus 9:24-27, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
Di dalam 2 Timotius 2:5, Paulus juga menyatakan, “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.” Demikian juga di 2 Timotius 4:7, Rasul Paulus menyatakan, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.”
Jelas, bahwa tidak ada salahnya orang Kristen berolahraga. Bahkan Alkitab jelas sekali mengatakan bahwa kita perlu memelihara tubuh kita dengan baik (1 Korintus 6:19-20). Efesus 5:29 menyatakan, “Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, …”
Rasul Paulus mengibaratkan misi hidupnya selaku pekabar Injil (lihat seluruh pasal 9 dalam 1 Korintus ini) sebagai pertandingan lari. Apakah maksud Rasul Paulus? Apa pula sebabnya ia memakai ibarat dari Olimpiade dalam 2 Timoteus 4:7-8 dan Filipi 3:13-14? Kita harus mengingat tekanan utama di olah raga Olimpiade adalah kejujuran, kesungguhan dan ketahanan. Itulah maksud Paulus. Hidup ini sepatutnya dilakoni secara jujur, berupaya sungguh-sungguh dan tahan derita, sama seperti para atlet Olimpiade. Alkitab memperingatkan kita terhadap ketamakan/hal yang berlebih-lebihan (Ulangan 21:20, Amsal 23:2, 2 Petrus 1:5-7, 2 Tmotius 3:1-9, 2 Korintus 10:5). Pada saat bersamaan, Alkitab memperingatkan mengenai kesia-siaan (1 Samuel 16:7; Amsal 31:30; 1 Petrus 3:3-4).
Apa kata Alkitab mengenai kesehatan?
Jadilah orang sehat! Bagaimana kita mencapai sasaran itu? Dengan berolahraga secara pantas dan makan selayaknya. Inilah prinsip yang diberikan Alkitab mengenai kesehatan dan olahraga.
Kesehatan adalah anugerah dan tanggung jawab
3 Yoh.1:2 “Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja.”
Kita ingin hidup dalam keadaan “baik-baik dan sehat saja” Kita diberi hanya satu tubuh dan tubuh itu tiap hari kita pulihkan agar bugar dan bersih. Kesehatan tubuh kita maupun jiwa kita adalah anugrah pemberian Tuhan dan sekaligus tanggung jawab kita. Karena setiap pemberian adalah tanggung jawab. Kita berdoa dan memohon agar keadaan kita baik-baik dan sehat saja. Begitulah doa dan harapan pengirim Yohanes kepada yang dikasihinya Gayus. Yohanes menulis kepada seorang sahabat yang bernama Gayus. Dua kali Yohanes memakai kata “yang kekasih” dalam dua ayat pertama dari surat yang pendek ini, yang diterjemahkan dari kata Yunani “Agapetos”. Yohanes memperlihatkan kepada kita perhatian yang penuh dari pendeta yang baik dan penuh pengabdian. Yohanes berminat baik terhadap kesehatan fisik maupun spiritual Gayus. Yohanes, sama seperti Yesus Ia tidak pernah lupa bahwa manusia mempunyai tubuh dan jiwa dan kedua-duanya membutuhkan perhatian.
Allah mengingatkan dan menguatkan bangsa Israel agar senantiasa berserah dan tetap beriman kepada Allah dalam berbagai dinamika kehidupan yang terjadi, baik suka maupun duka; saat sehat maupun sakit. Itu sebabnya Allah mengatakan kepada bangsa Israel melalui nabi Yeremia: “Sesungguhnya, Aku akan mendatangkan kepada mereka kesehatan dan kesembuhan, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka kesejahteraan dan keamanan yang berlimpah-limpah”.(Yer.33:6) Allah sebagai pencipta, tetapi bukan hanya Allah Pencipta, tetapi Dia juga adalah Allah yang memelihara dan mencukupkan segala kebutuhan ciptaan-Nya, secara khusus hidup manusia, jasmani maupun rohani. Jadi kesehatan kita adalah anugerah Tuhan, tetapi sekaligus adalah tanggungjawab kita. Bagaimana kita memelihara kesehatan kita melalui olah raga.
4 September 2023
Pdt.Luhut.P. Hutajulu