Mungkin banyak dari kalian yang pernah mendengar sebuah kalimat bahwa “Sebuah hasil tidak pernah membohongi prosesnya”.

Perjalanan atau proses yang dijalani dengan niat serta kesungguhan maka akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang didambakan, bahkan lebih. Begitu juga sebaliknya, jika kita menjalaninya dengan setengah hati, maka hasilnya juga tidak akan maksimal.

Seperti yang dilakukan oleh salah seorang pebisnis muda yang mengawali bisnisnya dengan menjadi pebisnis konvesional hingga menjadi dropshipper internasional, Bui Cia.

Pada saat memulai bisnisnya, ia hanya memiliki sebuah bisnis konvensional berupa grosiran baju di Pasar Tanah Abang. Ia lalu memproduksi sendiri baju-baju yang akan dijualnya sendiri. Bui Cia tidak sendirian, ia dibantu oleh sang istri yang mengawasi dan memantau keadaan bisnisnya setiap saat.

Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk meluaskan bisnisnya dengan cara digital, yaitu membangun toko online. Alasannya, ia tidak mau membuang waktunya hanya untuk memantau bisnis offline yang sekarang ditekuninya.

Toh, sekarang teknologi sudah berkembang pesat dan pasti mendukung kegiatan manusia termasuk berjualan dan mendapatkan profit melalui internet.

Suatu hari ia mendapat informasi bahwa salah satu temannya ada yang berpenghasilan sekitar US$ 400.000 dalam sebulan.

Sebuah income dengan jumlah yang menggiurkan bukan?

Ia mulai mencari tahu bagaimana temannya bisa mendapatkan income yang begitu besar. Ia berpikir bahwa ini adalah salah satu cara untuk ia mencoba merambah ke bisnis baru.

Dengan motivasi untuk bisa mendapatkan apa yang temannya dapatkan, akhirnya ia berinisiatif untuk mendaftar menjadi member DM Labs dan berkenalan dengan Denny Santoso.

Dari situ, Bui Cia mulai belajar bagaimana cara mendapatkan income dengan menggunakan fitur iklan di internet. Ia pada saat itu mempunyai ambisi bahwa ia harus memiliki penghasilan yang lebih banyak dari teman – temannya.

Tak butuh waktu lama untuk Bui Cia bisa beriklan. Dalam 2 hari saja, ia sudah mulai bisa melakukan test terhadap produk-produknya untuk diiklankan.

Namun, sebuah kejadian yang tidak diinginkan terjadi di bulan pertama. Ia merugi sekitar US$ 8.000. Jumlah yang tidak sedikit baginya terlebih ini merupakan pengalaman pertamanya dalam memulai bisnis. Ia mengaku sempat terus kepikiran dan membuatnya stress.

Ia sempat berpikir, “apa yang salah dengan saya sehingga harus merugi sebesar itu?”

Ketika ia tenggelam dalam kebingungannya itu, ia mendapatkan informasi dan berinisiatif untuk mengikuti sebuah seminar yang diadakan oleh DM Labs, yaitu Seminar Facebook Ads Mastery.

Ia berantusias untuk mengikuti seminar tersebut, menyerap ilmunya, belajar dan mendapatkan banyak pengetahuan, serta melakukan apa yang ia dapatkan dari seminar tersebut.

Setelah ia mengikuti seminar tersebut dan langsung mempraktikkan pada bisnisnya. Salesnya mulai dari US$ 2.000 hingga US$ 10.000 setiap harinya.

Itulah proses awal Bui Cia menjadi seorang pebisnis International Dropship.

Memang, awalnya ia mengerjakan semuanya sendiri ketika orderannya masih berkisar 20 – 50 setiap harinya. Dan ketika orderan setiap harinya terus meningkat hingga ke angka ratusan, ia memutuskan untuk merekrut karyawan dan membentuk team.

Ia merekrut mulai dari siswa SMA yang bersedia untuk bekerja paruh waktu hingga saudara-saudaranya yang membutuhkan pekerjaan.

Setelah itu ia mengajarkan pada teamnya tentang bagaimana caranya untuk meriset pasar, meriset produk hingga bagaimana cara untuk menggunakan Paypal.

Ia juga mengadakan training pribadi untuk memperkuat dan memaintain para karyawannya, agar mereka bisa menjadi sumber daya manusia yang kompeten.

Ia juga menanamkan kebiasaan berpikir kritis pada karyawannya. Maksudnya, ketika seorang diantara team memiliki masalah, teamnya harus menemukan sebuah solusinya terlebih dahulu sebelum menemui Bui Cia untuk meminta solusi.

Sehingga, Bui Cia tinggal melengkapi solusi yang ditawarkan atas masalah yang terjadi pada salah satu teamnya itu.

Dengan begitu, para anggota teamnya akan memiliki kebiasaan berpikir kritis dan tidak mengandalkan emosi.

Dengan membentuk sebuah team, tidak harus bekerja banyak lagi seperti menangani konsumen yang komplain, keluar masuk barang dan lain sebagainnya. Itu semua sudah ditangani oleh team.

Ia juga menjadikan karyawannya sebagai partner bisnis. Karena suksesnya kita, suksesnya karyawan juga.

Selain itu, kita harus menjaga hubungan baik juga dengan Facebook sebagai media periklanan kita dan juga supplier barang-barang yang akan dijual.

Menurutnya, dengan menjaga hubungan baik dengan partner kerja, itu sama saja mempermudah kita untuk mencapai goal.

Berbicara mengenai goal, Bui Cia memiliki sebuah goal yang luar biasa. Ia memiliki sebuah goal untuk menyamai omsetnya dengan omset Denny Santoso, selaku mentornya.

Sistem yang dilakukan oleh Bui Cia dan team dalam menjalankan bisnis ini adalah dengan sistem interdropship. Dimana kita mencari barang yang akan dijual dari supplier yang didapatkan dari platform online seperti Amazon, Ebay, Aliexpress dan lain-lain.

Berikutnya, melakukan pemesanan terhadap barang tersebut, diproses dan mengirimkannya ke alamat customer yang melakukan pemesanan.

Lalu bagaimana ia melakukan tracking pada bisnisnya?

Ia memasang pixel pada Shopyfy yang bisanya disebut Trackify. Untuk pemain awal trackify, biasanya mereka akan terkena banned, ame, flek dan sebagainya. Oleh sebab itu, sekarang Bui Cia memakai cara digital conventional dari Denny Santoso.

Usahanya untuk menjadikan produk-produknya menjadi ‘top of mind’ para customernya adalah dengan mempromosikannya di sosial media.

Begitu juga yang ia pelajari di Digital Marketing Elite Training. Dimana di kelas tersebut Denny Santoso menjelaskan tentang funneling dan membangun ‘Disneyland’ kita sendiri. Dan Branding bisa dibangun dari situ.

Menurutnya, ketika kita sudah memegang sebuah bisnis, kita harus siap dan sedia terhadap segala perubahan yang mungkin terjadi dan mempengaruhi bisnis kita.

Bui Cia mengatakan bahwa selalu update terhadap informasi dan peka terhadap perubahan menjadi rahasia untuk mempertahankan bisnis.

Apalagi bisnis yang bergerak dalam bidang digital yang rentan terhadap perubahan tanpa tahu kapan perubahan itu akan terjadi.

Bui Cia berbagi tips untuk para pembaca agar bisa bersaing di era digital ini.

Pertama, kita harus memiliki mentor. Dimana mentor adalah seseorang yang akan mengajari kita banyak hal serta pengalamanya dan membimbing kita untuk menjadi seseorang yang sukses.

Untuk mendapatkan mentor, kita harus bekerja sama dulu dan membangun networking dengan orang-orang yang memiliki kesuksesan dan kemampuan serta pengalaman yang lebih dari kita.

Dari merekalah kita akan banyak belajar bagaimana caranya untuk menjadi sukses seperti mereka. Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti setiap seminarnya, mengikuti course online dan lain sebagainya. .

Kedua adalah dengan mengambil sebuah tindakan . Dimana menurut psikolog, jika suatu ilmu yang kita dapatkan tidak dipraktikkan dalam waktu kurang dari 24 jam, maka ilmu tersebut akan hilang dari memori jangka pendek kita.

Contohnya adalah ketika kita mengikuti suatu seminar atau event yang dimana kita mendapatkan banyak ilmu dan networking. Semua itu akan sia sia, apabila kita tidak langsung mempraktikannya, dan ilmu tersebut akan banyak dilupakan dan yang tersisa hanya sekitar 5-10% saja.

Conntoh lain adalah dengan menonton video-video motivasi atau video learning yang berhubungan dengan bidang yang akan Anda tekuni. Setelah Anda menonton video tersebut, lebih baik Anda langsung mempraktikannya segera sebelum ingatan anda mengenai teori tersebut hilang.

Melakukan banyak hal sebagai rangkaian proses kita menuju sukses, itu lebih baik daripada kita berdiam diri. Karena kesuksesan tidak akan datang begitu aja.

Jadi, sudah sampai mana langkah persiapan Anda untuk sukses?

Artikel Terkait