Uzbekistan, negara kecil di Asia Tengah, ternyata menyimpan banyak jejak perkembangan budaya dan Islam. Citra Uzbekistan negara miskin ingin segera dihapus pemerintah terkini dengan menonjolkan kembali warisan budaya, yang bahkan membuahkan penghargaan dari UNESCO. Anugerah dari badan budaya dunia UNESCO tentu bukan main-main, namun sebetulnya apa yang bisa dinikmati di Uzbekistan? Atau bagi yang belum pernah mendengar negara tersebut, Uzbekistan di mana letaknya?
Negara Uzbekistan terletak di Asia Tengah dan Eropa Timur yang dulunya menjadi bagian dari Uni Soviet, sebelum pecah menjadi negara sendiri. Wilayah Uzbekistan dikelilingi wilayah daratan negara lain yaitu Kazakhstan di barat dan utara, Kirgizstan dan Tajikistan di timur, serta Afganistan dan Turkmenistan di selatan.
Wilayah ini menjadi bagian dari Jalur Sutera yang menghubungkan berbagai negara di dunia lewat perdagangan berbagai komoditas. Tak heran jika di Uzbekistan, budaya dan agama telah beragam sejak zaman dulu.
Berikut ini hal yang menarik di Uzbekistan
1. Jejak Islam di Uzbekistan
Di Uzbekistan, agama Islam menjadi mayoritas dengan jumlah penganut 90 persen dari total penduduk. Fakta ini tidak mengherankan karena Uzbekistan menjadi bagian dari kejayaan Islam. Dikutip dari BBC, memori kejayaan bisa dilihat dari menara masjid, madrasah, dan makam yang menghiasi Bukhara dan Samarkand. Kedua kota ini pernah menjadi pusat perkembangan budaya dan ilmu pengetahuan Islam.
Samarkand mempunyai makam Kaisar Tamerland yang dikenal dengan Guri Amir, ahli astronomi Ulughbek dan madrasah paling tua di dunia, dan komplek Shah-i-Zinda dengan 16 bangunan. Komplek inilah yang dikatakan menjadi tempat peristirahatan terakhir Qasim Ibn Abbas, sepupu Rasulullah SAW yang menyebarkan Islam ke wilayah tersebut. Sementara itu, Bukhara menjadi saksi lahirnya imam besar yaitu pewari hadist Iman Bukhari, Abdul Rahim bin Ahmad Al Bukhari ,dan Abu Hafs Al Bukhari.
2. Perkembangan budaya di Uzbekistan
Islam memang menjadi agama mayoritas, namun tak perlu khawatir bagi penganut agama dan kepercayaan lain. Toleransi antar agama dan budaya memungkinkan tak ada perbedaan antara kelompok mayoritas dan minoritas. Saling menghormati terlihat di situs pemakaman yang dipercaya mengubur jasad St Daniel, seorang Nabi dalam kepercayaan Yahudi.
Pengunjung pemakaman nyatanya juga berasal dari penganut Islam dan Kristen yang juga ingin mengirim doa. Tiap pagi selalu terdengar aneka doa di makam yang dikelilingi pohon aprikot dan pistachio, berbentuk panjang, dan agak aneh ini. Di Uzbekistan, St Daniel dikenal juga dengan sebutan Daniyar.
Menurut Shoazim Minvarov yang merupakan Kepala Centre of Islamic Civilisation, pemerintah Uzbekistan menginginkan kebebasan beragama yang lebih baik bagi warganya. Pemerintah juga melakukan reformasi sosial, ekonomi, dan hubungan internasional usai lepas dari kepemimpinan diktator pada 2016. Uzbekistan yakin ketidakpedulian pada warga mengakibatkan negara tidak kunjung maju, generasi muda bergabung dalam organisasi radikal seperti Taliban dan Al-Qaeda, dan citra miskin tak juga terhapus.
3. Genetik warga Uzbekistan
Bagi warga Indonesia, Uzbekistan mungkin tak asing karena banyaknya selebriti yang berasal dari wilayah tersebut. Misal model Ilmira Usmanova yang menjadi istri Teuku Zacky, Senk Lotta mantan istri Fauzi Baadilla, atau Nigora Tursunkulova atlet taekwondo pada Asian Games 2018 yang dianggap mirip Nikita Mirzani. Di Indonesia, wanita Uzbekistan dikenal memiliki paras yang cantik.
Warga Uzbekistan, wanita dan pria umumnya berasal dari ras Uzbek dengan persentase lebih dari 50 persen. Namun seperti di negara lain, migrasi mengakibatkan munculnya perpaduan genetik antara Asia, Eropa, bahkan Rusia dengan segala keunikannya. Tak heran jika di Uzbekistan, wanita dan prianya memiliki pesona dan daya tarik yang khas.
Uzbekistan, khususnya Bukhara, kembali terpilih sebagai Ibu Kota Kebudayaan Islam 2020 bersama Kairo, Mesir dan Bamako, Mali. Bagi yang penasaran ingin mencoba Uzbekistan wisata, karya seni, dan budaya tak perlu repot. Perjalanan menuju Uzbekistan bisa ditempuh dengan Uzbekistan Airways selama 11 jam dengan transit di Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia. Penerbangan dijadwalkan dua kali seminggu dengan pesawat jenis Boieng Dreamliner.
Selain dengan memesan tiket sendiri, bisa juga dengan memanfaatkan Uzbekistan tour yang banyak ditawarkan biro travel. Di Uzbekistan, visa bukan jadi masalah untuk warga Indonesia. Pemerintah Uzbekistan sudah memperlakukan peraturan bebas visa ke beberapa negara, salah satunya Indonesia. Pembebasan visa memudahkan warga Indonesia yang ingin travelling ke Uzbekistan termasuk yang ingin wisata religi.
Tertarik untuk bertualang mengeksplorasi berbagai tempat wisata tersebut? Yuk… daftarkan dirimu di G & G Travel segera.