MEMILIH PEMIMPIN DENGAN MENGANDALKAN PIMPINAN ROH KUDUS

 

            Memilih adalah anugerah pemberian Tuhan kepada manusia dan anugerah ini adalah pertanda bahwa setiap manusia mempunyai tanggung-jawab di dalam hidupnya.  Manusia sebagai mahkluk yang bertanggung-jawab, terpanggil juga mempunyai tanggung-jawab “memilih”. (Ulangan 30:19-20) Demikian juga setiap orang Kristen maupun organisasi gereja sebagai institusi yang hadir di tengah masyarakat. Setiap warga gereja diutus ke dalam dunia untuk berkarya bagi dunia ini. Dasar pengutusan itu adalah karya Allah sendiri yang telah menciptakan, yang terus memelihara, yang telah menebus dan yang terus berkarya meenyempurnakan ciptaan-Nya dengan selalu  memberikan kebaikannya bagi dunia.Kita terpanggil memilih  pemimpin baik. Apa orang yang paling baik hati, atau orang yang paling tegas, atau orang yang paling jujur atau yanga bagaimana? Apakah peranan Roh Kudus di dalam proses pemilihan itu? Apa kualifikasi seorang pemimpin?.

           Alkitab tidak mempromosikan satu model kepemimpinan yang ideal, atau satu sistem yang siap pakai yang tinggal kita tiru. Yang disediakan oleh Alkitab ialah beberapa  prinsip, pola, atau model, yang perlu  kita reaktuaalisasikan ke situasi kongkret kita masing-masing. Oleh karena itu jangan kita memutlakkan satu system kepemimpinan tertentu, apalagi seorang pemimpin tertentu. Yang harus kita terapkan ialah prinsip-prinsip-Nya. Tetapi bagaimana itu kita terapkan secara praktis, tidak selalu konstan atau permanent. Ia tergantung pada dua faktor. Pertama, apakah ia taat asas terhadap apa yang dikehendaki Tuhan! Kedua , apakah ia tepat guna di tengah-tengah tuntutan kebutuhan kongkret yang ada. Prinsip dasariah alkitabiah mengenai kepemimpinan Kristen itu ada dua. Prinsip fundamental yang pertama, ada keanekaragaman bentuk kepemimpinan. Sedang prinsip pokok yang lain adalah: Hanya ada satu Pemimpin.  Pemimpin satu-satunya tersebut adalah TUHAN sendiri. God is the Leader, not merely a leader. Sebab kita hanya mempunyai satu Pemimpin, maka yang lain  adalah pemimpin-pemimpin dalam huruf kecil. Artinya, yang menjadi pemimpin bukan oleh karena otoritas yang berasal dari diri sendiri, melainkan dari Dia semata-mata.

Mandat kepemimpinan yang diberikan oleh Allah kepada manusia bersumber pada kesegambaran antara manusia dengan Allah, bahwa manusia diciptakan ‘menurut gambar Allah’ (Kejadian 1:27). Karena manusia diciptakan sebagai imago dei, artinya secitra dengan Allah, maka manusia diberi karunia oleh Allah untuk memiliki, sekalipun dalam arti yang amat terbatas pada sifat-sifat ilahi. Misalnya, akal budi, hati nurani, pengetahuan akan yang benar-salah atau baik-jahat, kebebasan, kreativitas, kekuasaan, transendensi, dan sebagainya.

           Salah satu yang sangat populer dewasa ini ialah system “demokrasi” Di mana demokrasi diperkenalkan untuk pertama kali? Di Taman Eden . Kisah purba tentang penciptaan di Taman Eden menampilkan Allah sebagi demokrat pertama dalam sejarah. Alkisah, ketika  itu Allah mau memberi nama kepada semua binatang yang diciptakan-Nya. Ada ribuan jenis binatang, jadi mereka perlu diberi nama. Dalam budaya Yahudi purba perbuatan memberi nama dinilai sangat penting. Pihak pemberi nama dianggap mempunyai wibawa dan kekuasaan atas penerima nama. Lalu apa yang terjadi ? Ternyata Allah melimpahkan wewenang itu kepada Adam. Mungkin Allah berpikir, sebaiknya Adamlah yang memberi nama sebab Adam yang akan menjadi  mitra  dan sesama makhluk di bumi dengan binatang-binantang itu. Begitulah Adam dipercayakan dan diberi wewenang penuh untuk memilih nama bagi tiap jenis binatang. Hikayat Kejadian mencatat,”Lalu Tuhan Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; Dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup demikianlah nanti nama makhluk itu”.(Kej.2:19).

Dalam Kejadian 18 juga  dicatat sebuah  praktek  demokrasi  yang lain. Ketika Allah mau menentukan  hari depan  kota Sodom dan Gomora, Allah tidak membuat  keputusan itu seorang diri. Allah melibatkan Abraham dalam proses pengambilan keputusan . Masukan dari Abraham dijadikan faktor yang turut menentukan dalam keputusan Allah (Kej.18:16-33).

          Itulah asas demokrasi (demos, umat, warga, rakyat; kratos: wewenang, kekuasaan). Asas demokrasi sebenarnya sederhana sekali: keputusan dibuat bukan hanya oleh orang yang memimpin, melainkan secara bersama dengan orang yang dipimpin.

         Sikap demokratis ini tampak dipraktekkan oleh Gereja Pertama. Kisah Para Rasul 15 mencatat adanya pertikaian pendapat di Gereja Yerusalem. Menurut ayat 6 mula-mula hanya ada rasul-rasul dan penatua-penatua. Lalu di ayat 12 dicatat bahwa”seluruh umat”hadir. Kemudian di ayat 22 dicatat bahwa pengambilan keputusan dilakukan oleh”rasul-rasul dan penantua-penatua beserta seluruh jemaat itu” Di situ keputusan tidak hanya dibuat oleh pemimpin melainkan bersama-sama dengan orang yang dipimpin.

      Bagaimana cara pemilihan seseorang di dalam Alkitab ? Apakah Alkitab memakai hanya system ‘demokrasi’?. Di dalam Kis.1:21-26 kita boleh melihat sepintas pada cara pemilihan seseorang untuk menggantikan kedudukan Yudas di dalam bilangan para rasul. Buat kita, hal ini agak janggal, yaitu dengan membuang undi. Akan tetapi, di antara  orang Yahudi, hal ini biasa dilakukan sebab semua tugas dan jabatan di dalam Bait Allah dilakukan melalui undian. Cara yang biasa dilakukan ialah, nama-nama para calon dituliskan di atas sebuah batu. Batu-batu tersebut dimaksudkan ke dalam sebuah bejana. Kemudian bejana itu diguncang sampai sebuah batu keluar. Nama yang tertulis pada batu yang pertama keluar tersebut adalah orang yang terpilih untuk jabatan tersebut.Pekerjaan Roh Kudus di dalam jemaat mula-mula Nampak, Pertama . RohKudus  adalah sumber untuk semua bimbingan.Roh Kuduslah yang menggerakkan Filipus untuk mendekati sida-sida dari Etiopia (Kis.8:29). Roh Kudus mempersiapkan Petrus untuk menerima kedatangan utusan Kornelius(Kis.10:19),menyuruh  Petrus untuk menerima pergi bersama  dengan utusan itu tanpa ragu lagi(Kis.11:12). Roh Kudus mengarahkan Sidang di Yerusalem dalam membuat keputusan (Kis.15:28).Tak ada keputusan  besar yang pernah dibuat, tak ada langkah penting yang pernah dimulai oleh jemaat perdana tanpa bimbingan Roh Kudus. Gereja Perdana adalah suatu persekutuan yang dipimpin oleh Roh. Kedua, semua pemimpin jemaat adalah orang-orang yang dipimpin Roh.Tujuh orang yang terpilih adalah orang yang dipenuhi Roh(Kis.6:3). Stefanus dan Barnabas adalah orang-orang yang dipenuhi Roh(Kis.7:55;11:24). Semua anggota jemaat perdana hidup dalam Roh sebagaimana mereka hidup di udara yang mereka hirup setiap saat.. Ketiga,Roh Kudus adalah sumber kuasa dan keberanian setiap hari.Murid-murid menrima kuasa pada waktu Roh Kudus turun atas mereka(Kis.1:8). Keberanian dan kefasikan Petrus berbicara di hadapan Sanhedrin merupakan hasil dari pekerjaan Roh(Kis.431) Terakhir, Kis 5:32 berbicara tentang Roh Kudus “yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang menaati Dia”.Di sini ada kebenaran yang besar, bahwa ukuran Roh Kudus yang dapat dimiliki seseorang ditentukan oleh sifat orang itu sendiri.Artinya, bahwa orang yang secara jujur berupaya melakukan kehendak Allah akan mengalami lebih banyak keajaiban Roh Kudus. Bagaimana kita memilih? Ada beberapa kode etik untuk memilih ini demi kemajuan   pada periode mendatang. Pilihlah yang minimal memenuhi kriteria berikut:

            Pertama, mengutamakan kepentingan bersama. Jangan memilih karena alasan egoisme/kepentingan diri sendiri/kelompok, melainkan untuk kepentingan bersama sebagai jemaat. Pimpinan  adalah pemimpin gereja, maka kepentingan umatlah adalah alasan utama memilih seorang pemimpin.. Kita memilih seorang pemimpin yang terbuka terhadap perbedaan dan yang bisa menjamin bahwa ia akan mengutamakan kepentingan bersama dari pada kepentingan kelompok saja.

            Kedua, memiliki visi dan misi yang jelas. Orang  yang layak dipilih adalah mereka yang punya  visi dan misi yang jelas. Pemimpin yang punya target dan sasaran yang jelas  dan yang menawarkan  jalan  realistik untuk mencapai target dan sasaran itu.

            Ketiga, memiliki program kerja yang sesuai kebutuhan umat. Pilihlah pemimpin yang punya program kerja sesuai dengan kebutuhan jemaat.

            Keempat, non-diskriminatif. Masalah diskriminasi (gender, ras) masih merupakan sesuatu yang sangat rawan dalam kehidupan jemaat. . Karena itu dibutuhkan pemimpin yang benar-benar non-diskriminatif.

            Terakhir adalah suara hati.   Suara hati merupakan instansi dalam diri setiap orang yang dapat mencahayai motivasi kita semurni-murninya untuk membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, yang pantas dan yang tidak pantas. Peranan doa yang memohon Roh Kudus untuk menerangi hati dan pikiran kita. Sehingga kita diberi kemauan dan kemampuan membuat keputusan.

 Mandat kepemimpinan yang diberikan oleh Allah kepada manusia bersumber pada kesegambaran antara manusia dengan Allah, bahwa manusia diciptakan ‘menurut gambar Allah’ (Kejadian 1:27). Karena manusia diciptakan sebagai imago dei, artinya secitra dengan Allah, maka manusia diberi karunia oleh Allah untuk memiliki, sekalipun dalam arti yang amat terbatas pada sifat-sifat ilahi. Misalnya, akal budi, hati nurani, pengetahuan akan yang benar-salah atau baik-jahat, kebebasan, kreativitas, kekuasaan, transendensi, dan sebagainya.       

Selamat memilih! Tuhan memberkati!          

Luhut P. Hutajulu

 

Artikel Terkait